M. Fikri (12) dalam satu terakhir tidak bisa bicara dan hanya bisa terbaring ditempat tidurnya. Bahkan, tak bisa lagi untuk berdiri apalagi berjalan. (Foto : Takwo Heriyanto)
PanturaNews (Brebes) - Kondisinya cukup memprihatinkan dan membuat kita merasa sedih. Dalam satu terakhir tidak bisa bicara dan hanya bisa terbaring ditempat tidurnya. Bahkan, tak bisa lagi untuk berdiri apalagi berjalan.
Setidaknya, kisah sedih ini dialami Muhammad Fikri, warga RT O4, RW 6 Desa Pesantunan Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Jumat 20 Mei 2022.
Bocah yang masih berusia 12 tahun itu (Muhammad Fikri-red), dimasa usianya yang masih anak-anak , namun tak bisa beraktivitas dan bermain-main layaknya anak-anak seusianya.
Fikri ternyata divonis dokter menderita sakit epilepsi dan sering mengalami kejang. Untuk makan dan minum pun harus disuapin, termasuk mandi dan buang air besar harus diatas ranjang tidurnya.
Warsini (50) ibu M. Fikri menceritakan, sakit yang diderita anaknya itu semenjak usia 3 tahun. Namun paling parah dialami Fikri sejak setahun terakhir ini.
“Saat anak saya masih berusia 3 tahun pernah dirawat di RS dan divonis epilepsi. Makanya sering panas dan kejang-kejang,” ujar Warsini, saat ditemui di kediamannya.
Begitu menginjak usia 5 tahun hingga 11 tahun, kata Warisi, kondisi perkembangan anaknya selalu diawasi pihak keluarga. Hal itu menyusul saat bermain sama teman-teman seusianya anaknya kerap kali kambuh penyakit epilepsinya. Ditambah kondisinya semakin parah tidak bisa bicara dan hanya berbaring di tempat tidur.
“Sudah pernah menjalani perawatan di rumah sakit, tapi dokter menyarankan untuk dirujuk di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kariadi Semarang untuk menjalani operasi,” ungkapnya.
Pihak keluarga bingung untuk membawa Fikri ke Semarang. Meskipun menggunakan BPJS, namun pihaknya mengaku tidak memiliki ongkos untuk operasional selama menjalani perawatan di RSUP Kariadi Semarang.
Apalagi ayah Fikri, Tori, hanya bekerja sebagai buruh nelayan. Sedangkan ibunya hanya bisa dirumah menjaga anak ketiga dari 3 bersaudara ini.
“Saya hanya bisa pasrah, karena penghasilan suami yang tidak menentu hanya bisa untuk makan setiap hari,” jelas Warsini.
Meski begitu, Warsini berharap anaknya bisa disembuhkan, agar bisa bermain bersama teman sebayanya seperti sedia kala. Sebab, sebelum sakitnya semakin parah, Fikri adalah anak yang ceria.
“Semoga saja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes maupun dermawan yang bisa membantu untuk kesembuhan anak kami agar kembali ceria dan bisa beraktivitas serta bermain-main layaknya anak-anak seusianya,” harapnya.