Bocah perempuan berusia 7 tahun warga Kecamatan Bantarkawung diduga mengalami kelainan pada alat kelaminnya. (Foto: Dok)
....diperiksa kromosomnya nanti sebagai penentu jenis kelamin....
PanturaNews (Brebes) - Seorang bocah perempuan berusia 7 tahun warga Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, diduga mengalami kelainan pada alat kelaminnya. Seiring bertambah usia, pada alat kelamin gadis ini muncul benjolan mirip kelamin laki-laki.
Karena kelainan yang dialami bocah perempuan berinisial "S" ini, anak kedua dari pasangan Elin Karlina dan Caswoyo dibawa ke bidan setempat untuk diperiksa.
Caswoyo (35), ayah S mengaku, awal munculnya itu ditandai dengan adanya pembengkakan di alat kelamin saat masih usia 4 tahun. Bengkak ini dibarengi dengan rasa sakit hingga membuat S menangis.
"Sekitar umur 4 tahun muncul bengkak pada alat kelamin putri saya. Anaknya sering nangis kalau bengkak," ujar Caswoyo, Jumat 7 Januari 2022.
Menurutnya, saat diperiksa ke bidan setempat menduga terkena hernia dan pengobatannya harus menunggu cukup umur. "Pertama kata bidan itu hernia. Terus kalau mau dioperasi harus nunggu cukup umur," terangnya.
Namun demikian, katanya, makin lama benjolan pada putrinya itu terus membesar. Hingga akhirnya, pihaknya memberanikan diri untuk memeriksakan ke salah satu rumah sakit di Kecamatan Bumiayu. Di rumah sakit tersebut, lanjutnya, anaknya diperiksa USG dan periksa laboratorium.
Selanjutnya, dari hasil pemeriksaan USG, tidak ditemukan adanya rahim. Demikian pula hasil laboratorium, hasilnya juga normal. Akan tetapi, selepas pemeriksaan, S dirujuk kembali ke RSUD Margono di Purwokerto. Namun, hasil pemeriksaan rumah sakit ini juga tidak menunjukkan adanya kelainan.
"Sempat periksa USG sama test lab. Hasilnya tidak ditemukan rahim dan hasil lab juga normal. Terus dari Margono dirujuk lagi ke Semarang (RSUP Karyadi)," sambung pria ini.
Meski begitu, makin bertambah umur, benjolan di kelamin anaknya itu makin besar dan menyerupai kelamin laki laki. Munculnya benjolan ini dibarengi dengan perubahan perilaku S dari wanita menjadi seperti laki laki.
"Mulai dari pakaian, dia sukanya pakai baju laki laki, tidak mau baju perempuan. Sekalinya pakai baju wanita karena dipaksa, terutama kalau mau sekolah sama mengaji. Kemudian dia sukanya bermain sama laki laki, main sepakbola. Pokoknya mainan laki laki dan tidak mau sama perempuan," ungkapnya.
Karena mengalami perubahan pada anaknya, S sekarang rutin periksa di RSUP Karyadi. Terakhir, Selasa kemarin dia diperiksa oleh dokter spesialis endokrinologi. Sampel darah S diambil untuk diperiksa kromosomnya. Di samping itu, gadis ini juga kembali diperiksa USG.
"Kemarin Selasa terakhir periksa oleh spesialis endokrinologi. Diambil darah sama periksa USG. Darahnya itu untuk diperiksa kromosomnya. Kromosom ini nanti sebagai penentu jenis kelamin. Kami lagi nunggu hasilnya," beber dia.
Terpisah, Nanang Suryana, Sekdes Legok Kecamatan Bantarkawung menerangkan, keluarga S masuk keluarga miskin. Beban hidupnya bertambah karena harus bolak balik ke rumah sakit untuk mengobati anaknya yang mengalami kelainan kelamin.
"Dia itu warga kami dari keluarga tidak mampu. Karena mengalami penyakit kelainan kelamin, harus bolak balik ke rumah sakit," ucap Sekdes.
Untuk meringankan beban keluarga, pihak desa telah menghimpun dana santunan. Uang dari donatur sebanyak Rp 9 juta, kata Sekdes telah diberikan ke keluarga S.