Tak terasa pergantian tahun dari 2014 ke tahun 2015 yang hanya dengan hitungan hari akan segera terjadi. Perayaan-perayaan kejuaraan olahraga, konser, dan tentunya yang akan segera kita saksikan, ialah moment pergantian tahun tak lepas dari ramainya warna-warni kembang api yang menghiasi.
Perayaan tahun baru khususnya yang identik dengan pesta kembang api, sudah menjadi suatu tradisi di setiap negara untuk mengungkapkan rasa suka cita atau sekedar menjadi hiburan dikala merayaaan peristiwa pergantian tahun.
Kembanga api yang dinyalakan dengan api lalu meledak diangkasa, sehingga menghasilkan perpaduan cahaya warna-warna yang apik sekilas membuat orang yang melihatnya merasa terkagum akan cahaya warna-warni yang dihasilkan. Namun apakan anda tahu dampak dari kembang api itu sendiri, khusnya terhadap atmosfer bumi ?
Kembang api yang terbuat dari berbagai bahan campuran kimia Natrium Nitrat, kalium klorat, blerang dan arang karbon. Hasil pembakaran kembang api menjadi salah satu penyumbang gas Koarbon dioksida,kembang api yang dinyalakan ke udara dengan serempak dalam jangka waktu yang cukup lama dan dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan:
Pembakaran kembang api menghasilkan gas CO2 yang biasa disebut gas rumah kaca (green house gas) dapat memerangkap panas sehingga menimbulkan efek rumah kaca (green house effect) yang berakibat meningkatnya suhu atmosfer. Jika suhu atmosfer meningkat maka es yang ada di kutub utara akan mencair dan tentunya permukaan air laut akan naik juga. Jika gas rumah kaca terus di hasilkan maka diprediksi beberapa daratan di muka bumi akan tenggelam akibat air laut naik.
Sisa pembakaran senyawa logam pada kembang api akan melayang diudara. Jika hal itu dibiarkan akan terhirup oleh pernafasan lalu mengendap dan akan merusak system pernafasan khususnya paru-paru. Hal tersebut sama bahayanya dengan asap rokok.
Asap yang dihasilkan kembang api dan menyebar di langit menyebabkan burung-burung di udara merasa terganggu dikarenakan jarak pandang mereka yang jauh lebih pendek dari biasanya.
Asap kembang api dari sisa pembakaran yang bukan hanya satu atau dua kembang api melainkan beribu kembang api menghasilkan muncunya asap pekat pada pagi hari di langit itu adalah dampak dari pembakaran kembang api, sehingga asap pekat tersebut menyelimuti langit dan membuat cahaya sinar matahari sulit untuk masuk kebumi .
Dalam dampak lain kembang api pun sering menyebabkan kecelakaan fisik yang dapat menimbulkan luka ataupun cacat fisik, kesehatan pun ikut terancam, kebisingan dan lain sebagainya yang disebabkan adanya kembang api yang dibakar atau dinyalakan secara besar-besaran.
Dari berbagai dampak diatas hendaknya kita bijak dalam merayakan moment pergantian tahun, bukan hanya dengan kembang api, dengan hanya berkumpul dengan keluarga dan sekedar memohon keberkahan di hari pergantian tahun dan memohon agar di berkahi kehidupan pada tahun berikutnya itu sudah menjadi suatu kegiatan yang amat hangat dan menyenangkan. Hendaknya pemerintah pun ikut mengambil suatu tindakan dengan cara mengendalikan jumlah produksi kembang api, membatasi pembakaran kembang api guna mencegah sesuatu yang tidak diinginkan baik itu yang menimbulkan kecelakaan fisik dan kerusakan lingkungan. Kita pun bisa merayakan sebuah moment istemewa dengan hal-hal lain yang sifatnya sederhana dengan mementingkan kelestarian alam dan lingkungan kita dapat sama-sama berbagi sebuah perayaan, sukacita dan sekaligus menjaga dan melestarikan lingkungan.
(Devi Sulastri (18) adalah mahasiswa, tinggal di Desa Cipeujeuh Wetan RT/RW: 02/01 Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon)