PanturaNews (Brebes) - Dalam upaya meningkatkan kesadaran politik masyarakat serta memperkuat nilai-nilai demokrasi, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Brebes menyelenggarakan kegiatan Pendidikan Politik bagi Masyarakat pada Jumat, 2 Mei 2025 lalu, di RM Mbok Berek, Kecamatan Wanasari.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang proses politik, bahaya laten korupsi, dan pentingnya bersikap bijak dalam penggunaan media sosial.
Pendidikan politik ini juga menjadi bagian dari komitmen bersama dalam menciptakan demokrasi yang bersih dan partisipatif.
Hadir dalam kegiatan ini Plt. Kepala Bidang Politik Dalam Negeri dan Organisasi Kemasyarakatan (Poldagri dan Ormas) Kesbangpol Brebes, Sofyan Affendi, yang mewakili Kepala Badan Kesbangpol.
Turut hadir sebagai narasumber adalah anggota DPRD Brebes,.seperti Fitriansyah, Ahmad Zamroni, dan Muhaimin Sadirun, serta Yunus Awaludin, dari Komisioner Bawaslu periode 2018–2023.
Plt. Kepala Bidang Politik Dalam Negeri dan Organisasi Kemasyarakatan (Poldagri dan Ormas) Kesbangpol Brebes, Sofyan Affendi, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kolaborasi dengan anggota DPRD guna meningkatkan literasi politik masyarakat.
"Ini bukan sekadar kegiatan formal, tapi bagian dari investasi demokrasi jangka panjang," kata Sofyan.
Adapun, dalam kegiatan tersebut, salah satu sorotan utama adalah paparan terkait korupsi politik yang disampaikan oleh Yunus Awaludin, Komisioner Bawaslu periode 2018–2023.
Ia mengungkap bahwa korupsi tidak hanya soal moral individu, tetapi juga terkait erat dengan sistem kekuasaan yang tidak sehat.
“Korupsi politik menciptakan siklus berbahaya yang menghambat pembangunan dan memperlebar kesenjangan sosial,” ujarnya.
Ahmad Zamroni, mengatakan, perlunya kerja sama antara partai politik dan organisasi kemasyarakatan untuk memastikan proses demokrasi berjalan sesuai prinsip kedaulatan rakyat.
Ia juga menyinggung tantangan sistem presidensial dalam menjaga stabilitas pemerintahan.
Paparan mengenai dinamika informasi digital disampaikan oleh Heri Fitriansyah.
Heri mengajak masyarakat lebih kritis terhadap informasi yang beredar di media sosial.
“Kemajuan teknologi membawa manfaat, tetapi juga tantangan serius, terutama dalam bentuk disinformasi yang bisa memecah belah masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Muhaimin Sadirun mengingatkan pentingnya partisipasi rasional dalam politik. Ia menyoroti maraknya praktik transaksional dalam pemilu dan mengajak masyarakat untuk menolaknya.
“Demokrasi tidak akan tumbuh sehat jika dibangun di atas dasar uang,” ujarnya.