Selasa, 18/02/2025, 06:39:51
Kunjungan Mahasiswa KKN UP: Ponpes Darul Qurro Cetak Santri Generasi Unggul
OLEH: TIA MALIKHATUN NIKMAH
.

PESANTREN Darul Qurro merupakan pondok pesantren modern yang tetap mempertahankan metode salafi dalam sistem pendidikannya. Dengan perpaduan ini, Darul Qurro berupaya mencetak generasi yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki kemampuan berbahasa dan keterampilan lainnya yang relevan dengan perkembangan zaman.

Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pendidikan di Darul Qurro, adalah masalah sanksi yang diberikan oleh guru kepada siswa. Sering kali, sanksi ini berujung pada pengaduan kepada orang tua, yang berpotensi melibatkan ranah hukum hingga menyebabkan guru terjerat kasus pidana.

Abah sebagai pemimpin Pondok Pesantren (Pospes) Darul Qurro Desa Kawunganten Lor, Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap, sedang mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan ini, agar keseimbangan antara disiplin dan hak siswa tetap terjaga.

Santri di Darul Qurro diwajibkan menggunakan dua bahasa, yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Penggunaan bahasa ini dijadwalkan setiap minggu agar santri dapat terbiasa dalam berkomunikasi dengan kedua bahasa tersebut.

Selain itu, penggunaan bahasa daerah tidak diperbolehkan, dan santri diwajibkan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi umum. Dalam kelas, bahasa pengantar yang digunakan harus sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Darul Qurro tetap berpegang pada kurikulum yang mengadopsi standar Gontor. Mata pelajaran agama seperti Sanawiyah, Alawiyah, Tafsir, dan Akidah Akhlak diajarkan sepenuhnya dalam Bahasa Arab. Namun, mata pelajaran Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Kejuruan tidak termasuk dalam kurikulum pondok. Selain itu, perbandingan mazhab mulai dipelajari oleh santri sejak kelas 2.

Sebelum mengikuti ujian tulis, setiap santri diwajibkan menjalani ujian lisan terlebih dahulu. Dalam ujian ini, santri harus menjawab sesuai dengan bahasa yang digunakan dalam soal. Jika soal diberikan dalam Bahasa Arab, maka jawaban juga harus dalam Bahasa Arab.

Santri Darul Qurro dikenal memiliki kemampuan bahasa Arab dan Inggris yang baik. Untuk kelas 1, penggunaan Bahasa Indonesia masih diperbolehkan mengingat keterbatasan kosakata mereka.

Setelah lulus dari pondok, setiap santri diwajibkan menjalani masa khidmah selama satu tahun, baik di dalam maupun di luar pondok. Selain tugas mengajar, santri juga diberikan tanggung jawab tambahan seperti menjadi pembina pramuka, mengelola kegiatan olahraga, koperasi, serta membantu yayasan.

Dalam menjaga kebersihan lingkungan, santri memiliki jadwal piket bergilir untuk menyapu, mengepel, serta membersihkan halaman dan toilet. Selain itu, sampah plastik yang terkumpul akan dijual ke tempat rongsokan, dan hasilnya digunakan untuk kebutuhan pondok.

Meskipun kegiatan belajar mengajar masih dilakukan dalam satu kelas yang mencampur santri laki-laki dan perempuan, terdapat aturan ketat dalam pengaturan tempat duduk. Santri laki-laki duduk di bagian depan, sementara santri perempuan di bagian belakang. Selain itu, terdapat zonasi yang tidak boleh dilanggar oleh santri laki-laki maupun perempuan guna menjaga adab dan etika dalam interaksi sehari-hari.

Santri tidak diperbolehkan membawa handphone (HP) selama berada di pondok. Jika ingin berkomunikasi dengan orang tua, pondok telah menyediakan fasilitas khusus dengan biaya Rp 3.000 per panggilan.

Darul Qurro memiliki dua acara besar yang menjadi tradisi, yaitu Panggung Gembira dan Panggung Perdana. Panggung Gembira diadakan setiap awal tahun serta saat ada santri baru sebagai ajang penyambutan dan hiburan. Sementara itu, Panggung Perdana diselenggarakan pada saat pergantian pengurus pondok, menandai dimulainya kepemimpinan yang baru.

Dalam rangka memahami lebih dalam sistem pendidikan dan kehidupan santri di pesantren, Kelompok 12 KKN Universitas Peradaban (UP) Bumiayu, Kabupaten Brebes di Desa Kawunganten Lor, mengadakan kunjungan ke Pondok Pesantren Darul Qurro.

Kunjungan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara masyarakat dan pesantren, serta memberikan wawasan mengenai metode pembelajaran dan sistem kehidupan santri.

Dalam kunjungan ini, anggota KKN berinteraksi langsung dengan santri, mengamati kegiatan belajar mengajar, serta berdiskusi dengan pengurus pondok mengenai tantangan dan solusi dalam pendidikan pesantren. Diharapkan kunjungan ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat dalam membangun sistem pendidikan yang lebih baik dan menanamkan nilai-nilai keislaman yang kuat.

Dengan berbagai sistem dan kebijakan yang diterapkan, Darul Qurro berkomitmen untuk mencetak generasi santri yang memiliki pemahaman agama yang kuat, disiplin tinggi, serta kemampuan bahasa yang unggul. Hal ini diharapkan dapat menjadi bekal yang bermanfaat bagi santri dalam kehidupan mereka di masa depan.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita