Senin, 17/02/2025, 18:40:07
Januari 2025, Indeks Harga Konsumen Kota Tegal Alami Deflasi. Ini Penyebabnya
IHK
LAPORAN JOHARI

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Tegal, Bimala saat Media Breafing di kantor BI Tegal

PanturaNews (Tegal) - Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tegal pada Januari 2025 mengalami deflasi sebesar 0,49 persen (mtm) atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat inflasi 0,48 persen (mtm). 

Pendorong utama laju deflasi diantaranya dari Kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga, karena adanya diskon tarif listrik PLN.

Deflasi tersebut lebih dalam dibanding Jawa Tengah, yang mengalami deflasi 0,46% (mtm), namun masih lebih tinggi dibanding Nasional yang tercatat deflasi 0,76 persen (mtm).

"Hal tersebut menjadikan inflasi tahunan kota Tegal sebesar 1,76 persen (yoy), masih berada dalam target yaitu 2,5 ± 1 persen (yoy)," kata Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Tegal, Bimala saat Media Breafing di kantor BI Tegal, Senin 17 Februari 2025. 

Diketahui inflasi Kota Tegal tercatat beberapa kali lebih tinggi daripada Jawa Tengah dan Nasional, pada 2021 hingga 2023.

Sementara tarif listrik untuk seluruh kota Jateng mengalami deflasi. Hal itu karens adanya diskon tarif listrik PLN.

Sedangkan tarif KA hanya kota Solo dan Wonogiri stabil. Sementaea Cilacap, Purwokerto, Semarang dan Tegal mengalami deflasi.

Selain itu, produksi bawang merah yang melimpah di Brebes turut mendorong deflasi pada bulan laporan dengan andil -0,08% (mtm), diikuti tarif kereta api -0,03% (mtm), mobil -0,03 persen (mtm), dan ketimun -0,02 persen (mtm).

Ditambahkan, IHK Kota Tegal sepanjang tahun 2025 diperkirakan tetap terjaga pada kisaran target 2,5%+1 sejalan dengan capaian inflasi tahun 2024 yang terkendali pada angka 2,19 persen (mtm).

Hal ini didukung oleh membaiknya prakiraan cuaca BMKG di tahun 2025 yang mana El Nino akan melemah dan berangsur ke kondisi netral, serta konsistensi penguatan program GNPIP di tingkat pusat hingga daerah. 

Kepala Perwakilan (KPw) Bank Indonesia provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra mengungkapkan pertumbuhan ekonomi 2024 (yoy) Provinsi Jawa Tengah (4,95 persen-yoy) dan Nasional (5,03 persen-yoy).

Pertumbuhan tertinggi terjadi di wilayah eks. Karesidenan Pekalongan berada di Kabupaten Batang. Seiring akselerasi investasi dan operasionalisasi sejumlah tenant terutama di KIT Batang.

Karena menjadi multiplier untuk sektor lain spt perumahan, perdagangan, dll dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di wilayah Batang dan sekitarnya.

Ditambahkan, pemerintah pusat untuk meningkatkan program swasemba pangan juga diyakini dapat membantu menurunkan biaya produksi dan meningkatkan produksi komoditas pertanian. 

Hal ini diperkuat juga diperkuat melalui sinergi pengendalian inflasi berbasis 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif) di daerah bersama TPID terkait. 


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita