ADA masalah yang terdapat pada proses meningkatkan disiplin anak melalui pembelajaran P5 di sekolah dasar, jadi siswa masih belum tahu apa itu esensi P5 sebagai penguatan nilai-nilai Pancasila dan kurangnya pemahaman guru tentang P5, serta kurangnya motivasi buat siswa.
Karakter displin siswa dapat dengan jelas dilihat di sekolah sebagai contoh siswa sering terlambat datang sekolah, sering bolos, tidak memakai seragam yang rapi, tidak mengerjakan tugas dan melawan guru.Semua itu merupakan pemandangan yang tidak asing lagi kita lihat. Hal ini merupakan beberapa dampak buruk dari kurangnya penanaman karakter terhadap siswa.
Faktor luar salah satunya adalah pengaruh lingkungan terhadap diri siswa seperti alat pendidikan, metoda pendidikan, media pendidikan, sarana dan prasarana. Alat pendidkan salah satu diantaranya sanksi yang berjenjang. Hal ini tentu akan memberikan dampak terhadap pola tingkah laku dan kebiasaan siswa di sekolah dan selanjutnya akan dibawa dalam kehidupan selanjutnya.
Sejalan dengan teori dari Ardini dalam (Sholeh et al, 2019) bahwa, dampak positif dari penerapan sanksi adalah siswa mempertimbangkan untuk melakukan lebih banyak pelanggaran.
Namun permasalahan ini adalah kurangnya penyebarluasan pembelajaran P5 di sekolah terpencil. Cara meningkatkan disiplin anak guru terjun langsung ke lapangan dengan menetapkan Batasan dan konsekuensi dengan jelas dan sesuai.
Dengan meningkatkan disiplin anak dapat membantu meraih prestasi dalam belajar dan pembentukan karakter yang baik. Disiplin merupakan kunci keberhasilan, karena bagi siswa sekolah dasar tanpa kedisiplinan yang baik sulit bagi siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal (Putri, 2022).
Sebelum pelaksanaan tindakan, dilakukan pendataan alat pendidikan dalam hal ini yaitu sanksi berjenjang. Siswa yang melanggar disiplin dan kurang bertanggung jawab di sekolah hendaknya dilaksanakan secara kontinu, sinergi dan terkoordinasi dengan komponen-komponen yang lain yang ada di sekolah, merupakan keharusan.
Melihat hal-hal tersebut di atas kondisi di SD kurang melaksanakan peraturan secara teratur dan belum ada aturan yang jelas mengenai tata tertib yang harus dilakukan oleh siswa. Hal ini terlihat banyaknya siswa yang datang terlambat ke sekolah, setiap upacara bendera tidak disiplin.
Termasuk banyaknya siswa tidak mengerjakan tugas tugas rumah dan sekolah, kurang menghormati antara teman dan guru, tidak melaksanakan tugas piket dengan teratur, tidak terbiasanya mengantre pada saat menyetor tugas, menyontek pada saat ulangan, di dalam kelas selalu mengganggu teman, berpakian kurang rapi, tidak terbiasa membuang sampah pada tempatnya, di kelas tidak tertib dan lain-lain.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Tujuan dari metode deskriptif kualitatif adalah untuk menggambarkan suatu keadaan atau fenomena yang sebenarnya (Sholeh et al, 2019: 15).
Penelitian ini digunakan untuk melihat pola penerapan sanksi berjenjang sebagai upaya pembentukan karakter disiplin belajar siswa kelas II. Subjek penelitian yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling.
Purposive sampling menurut Sutopo dalam Ningsih et al. (2022: 13) merupakan teknik dalam mendapatkan sampel dengan melakukan pemilihan individu yang mempunyai informasi lengkap dan mendalam serta dapat dipertanggung jawabkan informasi untuk dijadikan sebagai sumber.
Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi nonpartisipatif, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Observasi dilakukan pada pendidik dan siswa.
Observasi pendidik diperuntukkan untuk melihat bagaimana pendidik dalam memberikan sanksi pada siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib sehingga berdampak pada perilaku disiplin belajar siswa, lembar observasi yang digunakan yaitu:
-1). Lembar observasi siswa menggunakan skala Guttman yang berisi pernyataan ya dan tidak, yang disertai keterangan. Mengapa demikian, karena untuk melihat disiplin belajar siswa melalui penurunan pelanggaran siswa tata tertib yang dilakukan oleh siswa.
-2). Lembar observasi guru menggunakan jenis observasi catatan lapangan, dan lembar wawancara
Dengan meningkatkan disiplin anak SD dalam pembelajaran P5 melalui sanksi berjenjang dapat meningkatkan disiplin pada anak yang dapat mengembangkan kualitas anak pada saat belajar dan memiliki rasa tanggung jawab yang sangat besar, serta sikap dan pola tingkah laku mengalami perubahan yang tadinya tidak disipin menjadi disiplin serta bertanggung jawab.
Sholeh et al, (2019) dalam penelitiannya bahwa dampak sanksi dalam proses pembelajaran siswa terjadinya peningkatan disiplin pada siswa kelas tinggi, pemberian hukuman oleh guru sudah sesuai dan membaik, serta munculnya pengaruh positif.