KURIKULUM Merdeka adalah kebijakan pendidikan yang diperkenalkan oleh Pemerintah Indonesia, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat dasar.
Kurikulum ini dirancang untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan kemampuan mereka. Artikel ini akan membahas pengembangan kurikulum di sekolah dasar (SD) dengan fokus pada kebijakan implementasi Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka mulai diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia pada tahun ajaran 2022/2023. Adanya kurikulum merdeka belajar ini juga bertujuan untuk menjawab tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0 yang dalam implementasinya menekankan aspek karakter siswa (seperti kejujuran, tanggung jawab dan toleransi) dan pengembangan keterampilan siswa (seperti keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif (Lazwardi, 2017).
Implementasi kebijakan Kurikulum Merdeka belajar di sekolah membutuhkan partisipasi aktif semua pihak, baik guru, siswa, orang tua maupun pemcrintah (Efyanto, 2021). Oleh karena itu adanya kurikulum merdeka belajar direncanakan dan dikembangan untuk menciptakan proses pembelajaran yang efisien dan menyenangkan bagi siswa untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lndonesia.
Kebijakan ini bertujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki kecakapan hidup yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan mereka. Kurikulum ini tidak hanya fokus pada pengetahuan akademik, tetapi juga pada keterampilan sosial, kreativitas, dan kemandirian siswa .
Alokasi waktu pada Kurikulum Merdeka di SD masih sama dengan Kurikulum 2013, namun pembelajarannya tidak hanya terbatas pada intrakurikuler tetapi juga mencakup proyek penguatan profil pelajar. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan minat dan bakat mereka secara lebih luas.
Evaluasi efektivitas penerapan Kurikulum Merdeka menunjukkan bahwa kurikulum ini mampu meningkatkan hasil belajar dan keterampilan literasi siswa. Penelitian juga menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti Kurikulum Merdeka memiliki akhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi .
Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah dasar tidak lepas dari tantangan. Beberapa hambatan yang dihadapi antara lain kurangnya kesiapan guru dalam mengadaptasi perubahan kurikulum, keterbatasan sumber daya, dan kurangnya dukungan dari pihak orang tua.
Namun, sekolah telah mengatasi hambatan ini dengan berbagai strategi, seperti pelatihan guru, kolaborasi dengan komunitas, dan pemberian informasi yang memadai kepada orang tua. Kesiapan dan komitmen guru dalam beradaptasi terhadap perubahan kurikulum sangat penting untuk keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka.
Penelitian menunjukkan bahwa guru yang memiliki kesiapan dan komitmen positif cenderung lebih berhasil dalam menerapkan kurikulum ini. Pelatihan dan bimbingan yang kontinu bagi guru menjadi kunci untuk meningkatkan kesiapan mereka.