Minggu, 10/11/2024, 09:21:31
Mapag HUT Sastra Tegalan Ke-30, Gelar Kuda Lumping, Rebana, Baca Puisi, Monolog dan Santunan Anak Yatim
KOMUNITAS SASTRAWAN TEGALAN
.

Atraksi Kuda Lumping, Rebana Balo-Balo, Baca Puisi Tegalan, dan Monolog Tegalan meramaikan HUT Sastra Tegalan Ke-30 diselingi pembagian santunan kepada anak yatim. (Foto: Dok/KST)

DALAM merayakan HUT Sastra Tegalan Ke-30, Komunitas Sastrawan Tegalan (KST)  menggeber berbagai pentas kesenian hingga santunan untuk anak yatim. Acara itu berlangsung pada Jumat malam Sabtu, 8 November 2024 di depan Rumah Yatim Santoaji, Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal dipenuhi ratusan warga dari tiga RW.

Menurut Lanang Setiawan, HUT Sastra Tegalan seharusnya jatuh pada 26 November 2024. Namun karena kondisi saat ini sedang mendekati hari tenang pelaksanaan Pilkada serentak di seluruh wilayah Indonesia, acara HUT tersebut dimajukan.

"Karena kondisi saat ini sedang ramai Pilkada, acara HUT Sastra Tegalan kami gelar pada 8 November. Seharusnya pada 26 November. Itu sebabnya tema acara malam itu "Mabag HUT Sastra Tegalan Ke-30". Tembung "mabag" artinya menyongsong," ujar pelopor lahirnya Sastra Tegalan pada 26 November 1994.

Penyair Mohammad Ayyub selaku perwakilan KST mengatakan, acara malam itu selain pentas baca puisi tegalan, monolog tegalan, rebana balo-balo warga Rt O3/Rw III Slerok, juga aksi Kuda Lumping mengambil tempa di depan Rumah Yatim Santoaji.

"Seniman harus belajar menyantuni anak yatim. Bukan cuma sibuk ngurusin dirinya sendiri. Apapun profesinya, sebagai orang muslim musti memahami tentang kedudukan anak yatim yang harus disantuni”.

“Walau anggaran buat santunan sebagian didapat dari donatur. Lebih-lebih jika dana kesenian didapat dari Anggaran Pemerintah, maka ingatlah bahwa sebagian uang itu bukan miliknya sendiri, tapi sebagian dari uang itu ada hal milik orang lain," lanjutnya usai memberikan santunan belasan anak yatim Santoaji, Slerok, Kota Tegal.

Ayyub sendiri mengaku masuk menjadi anggota KST karena di sana ada nilai-nilai kepedulian kepada anak yatim, juga terhadap para janda dan kaum yang belum mampu, musti menjadi satu kepedulian yang melekat pada KST.

"Yang mendorong saya masuk wadah Komunitas Sastrawan Tegalan, karena komunitas ini memiliki kepedulian terhadap anak yatim. Dan hal seperti ini sudah berkali-kali dilakukan manakala mengadakan gelar seni tidak ketinggalan mengadakan santunan. Ini yang membuat saya lebih suka terlibat pada Komunitas Sastrawan Tegalan," imbuhnya.

Dari pantauan di lapangan, acara HUT Sastra Tegalan Ke-30 ini, dibuka dengan penampilan Kuda Lumping yang memperlihatkan aksi cukup magis.

Dua pemain Kuda Lumping saling serang ditengah seorang wanita penari dalam keadaan kesurupan namun kondisi mental tetap terkendali dan waspada dari keganasan dua pemain Kuda Lumping yang saling baku serang. Beberapa kali pemain lelaki mengayunkan seuntai cambuk mengerikan.

Peristiwa yang demikian. berlangsung beberapa menit hingga pada kedua pemain Kuda Lumping kelelahan dan tersungkur dalam keadaan kesurupan.

Melihat itu, para penonton takjub. Wajah-wajah penonton terlihat terkejut  menyaksikan kejadian yang mendebarkan. Sementara wanita muda berbaju hitam-hitam bergegas menyadarkan mereka untuk memulihkan kondisi mental mereka yang sedang tidak stabil karena kesurupan makhluk yang tidak terlihat.

Permainan aksi Kuda Lumping ternyats belum berakhir. Sebab begitu salah satu dari pemain Kuda Lumping yang membawa cambuk mendadak menyerang wanita muda itu senyampang hentakan musik berderap. Hal itu menyebabkan wanita muda itu terjauh dalam kondisi kesurupan bersamaan si penyerang mendadak terjatuh pula. Saat itulah permainan Kuda Lumping pimpinan Ade yang seharinya menyandarkan hidupnya sebagai pengamen Kuda Lumping bersama istrinya, Aulia, selesai.

Acara kemudian berlanjut dengan pemberian santunan secara simbolik kepada belasan anak yatim yang diwakili oleh salah satu anak.

Penampilan berikutnya satu lagu Group Rebana Balo-balo Al Hidayah dari warga Rt 03/Rw III Kelurahan Slerok pimpinan Darmadi.

Kemudian acara disusul penampilan penyair Iwang Nirwana  membacakan dua puisi Tegalan yang diambil dari Novel Tegalerin 2-4-2-4 Kidung Kemat karya Lanang Setiawan. Tudak lama berselang tampil Apas Khafasi bermonolog memainkan naskah HUT Sastra Tegalan Kaping 30.

Dalam monolog itu Apas mengupas tentang eksisnya KST mampu bertahan 30 tahun tanpa jeda dari awal sastra Tegalan lahir pasa 26 November 1994 hingga sampai 26 November 2024 sekarang ini.

Baik Apas maupun Iwang penampilan mereka penuh daya pukau dan stamina mereka mampu membawa penonton terpaku tak meninggalkan pagelaran. Pungkas penampilan ditutup aksi dari Group Rebana Balo-balo Al Hidayah. (Moh. Ayyub)


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita