Reses anggota DPRD Kota Tegal, Susanto Agus Priyono
PanturaNews (Tegal) - Reses anggota DPRD Kota Tegal, Susanto Agus Priyono, Fraksi Gerindra Dapil Tegal Barat, di kediamannya Jalan Sepat, Kelurahan Tegalsari, Jumat 05 April 2024.
Sejumlah keluhan warga diantaranya kenaikan retribusi sampah dan tempat pembuangan akhir (TPA) yang sudah menggunung dan menimbulkan bau yang tak sedap. Dan banjir di Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat.
Menanggapi keluhan warga itu, Untung Pri Wibowo Kabid Pengolahan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tegal mengatakan soal kenaikan retribusi sampah sudah dibahas oleh dinas dan anggota dewan. Tujuannya untuk meningkatkan kinerja petugas pengangkut sampah. Sedangkan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu TPST, ada pemisahan sampah organik dan non organik. Sampah organik didaur ulang untuk dijadikan kompos, sedangkan sampah non organik (plastik) dimanfaatkan warga untuk dijual ke pengepul atau ke bank sampah, dan didaur ulang di pabrik.
"Karena selama kami kekurangan armada dan tenaga petugas kebersihan. Untuk menonjang biaya operasional maka perlu ditingkatkan baik armada maupun kinerja petugas. Lagi soal kenaikan restribusi sudah dibahas bersama eksekutif dan legeslatif, termasuk ada mas Susanto," ungkap Untung.
Terkait TPA di Keluhan Muarareja yang menggunung, Pemkot Tegal telah mengagendakan untuk memindah TPA di Bokong Semar, di Kelurahan Kaligangsa yang luasnya sekitar 15 hektar.
"Mudah-mudan TPA di Bokong Semar, segera terealisasi," ujarnya.
Anggota DPRD Kota Tegal dari Fraksi Gerindra Susanto Agus Priyono, mengatakan soal kenaikan retribusi sampah dari Rp 2000 menjadi Rp 3000, itu sudah diperhitungkan. Karena bagaimanapun petugas kebersihan butuh kesejahteraan. Apalagi tadi dari Dinas melaporkan kurangnya armada (truk) pengangkut sampah dan personil. Sehingga wajar jika dewan menyetujui kenaikan retribusi sampah.
"Selain kurangnya armada, petugas kebersihan juga butuh kesejahteraan," tegas Susanto.
Terkait banjir di Muarareja, yang berada di sebelah utara jembatan dan sebelah barat sungai ada 2 faktor yakni banjir karena hujan dan banjir karena air laut (rob). Solusinya yang di sebelah barat harus ditanggul, agar air rob tidak naik ke pemukiman.
"Banjir di Muarareja, khususnya di sebelah utara jembat dan sebelah barat sungai, karena itu dataran rendah. Banjir disebabkan karena hujan dan rob. Untuk itu harus ditanggul, agar air rob tidak masuk ke pemukiman. Insya Allah tahun 2025 terealisasi," pungkasnya.