KASUS bullying di Indonesia sampai saat ini masih seringkali terjadi. Bullying biasanya dilakukan melalui kata-kata ataupun dengan fisik, bahkan saat ini juga sudah banyak kasus bullying melalui dunia maya atau cyberbullying.
Seperti yang kita tahu, bullying dapat memberikan dampak kepada korban bully mulai dari tidak mau sekolah karena bertemu dengan korban bahkan mengalami gangguan kecemasan.
Menurut data KPAI dalam rentang waktu 2011 hingga 2019 terdapat sekitar 574 anak laki-laki sebagai korban bullying dan 425 anak perempuan sebagai korban bullying serta anak laki-laki berjumlah 440 dan 326 anak perempuan sebagai pelaku bullying di sekolah titik tidak hanya itu, pelaku bullying juga kerap kali dilakukan oleh tenaga pendidik itu sendiri dengan membeda-bedakan muridnya satu sama lain.
Banyak dari anak-anak yang melakukan bullying tanpa mendapatkan tindakan yang tegas baik dari guru maupun orang tua. Bahkan, seringkali pelaku bullying hanya mendapat teguran berupa poin atau skors di sekolah yang membuat anak yang lain juga ikut tertarik untuk melakukan hal yang sama.
Bullying jika tidak ditindaklanjuti akan berefek juga kepada korban dengan jangka waktu yang panjang karena bullying akan berakibat pada kesehatan mental pada korban bullying. Mulai dari gangguan kecemasan menarik diri dari lingkungan sekitar, depresi dan yang paling parah adalah mencoba untuk mengakhiri hidupnya. Maka peran dari orang tua dan juga guru sangat penting dalam memberikan edukasi kepada anak.
Hal yang harus dilakukan oleh orang tua dan sekolah untuk mencegah terjadinya kasus bullying adalah:
-1. Edukasi kepada pelajar atau anak orang tua dan juga guru.
Edukasi tentang bullying bisa dilakukan dengan bimbingan di sekolah antara guru dan siswa maupun juga di rumah antara anak dengan orang tua yang mana orang tua itu bisa memberitahu jika hal yang terjadi adalah tidak baik dan juga memberikan pengertian bahwa hal tersebut jika terjadi kepada dirinya akan seperti apa rasanya.
-2. Membantu untuk menumbuhkan rasa percaya diri kepada anak.
Membangun kepercayaan diri anak dengan memahami apa yang dirasakan dan diminati anak serta memberikan sebuah pilihan kepada anak untuk mengikuti kegiatan atau kelas yang yang dia sukai dan dia inginkan tanpa adanya paksaan sedikitpun untuk menghindari terjadinya bullying.
-3. Membuat anak untuk menjadi panutan yang positif.
Dalam bullying yang terlibat ada tiga yaitu antara korban pelaku, dan juga saksi. Tugas dari orang tua adalah memberitahu kepada anak untuk membuat anak itu menjadi seorang yang positif yang bisa mencegah terjadinya bullying dan juga bisa menjadi saksi yang baik dengan melakukan pembelaan jika ada kasus bullying dan juga memberikan dukungan kepada korban serta menanyakan apa yang membuat bully itu terjadi kepada pelaku.
Sebenarnya kasus bullying itu bisa terjadi pada anak yang memang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya, sehingga untuk mendapatkan perhatian orang tua maka melakukan bullying ataupun untuk kesenangan semata.
Maka sebenarnya yang paling berperan penting terhadap bullying ini adalah selain guru yang yang memberikan edukasi di sekolah, orang tua juga memiliki peran penting untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak mengenakkan, dengan selalu mengajaknya bicara setiap hari dan juga membuat anak terbuka dengan orang tua tentang apa yang terjadi di sekolahnya.