Minggu, 25/12/2022, 14:37:26
Lokakarya Penyusunan Antologi Kluwung Dewa Dewi: BBPJT balané Sastrawan Tegal
-LAPORAN SL. GAHARU

Lokakarya Penyusunan Antologi Puisi Terjemahan “Kluwung Dewa Dewi” di Hotel Premier Kota Tegal. (Foto: Dok/KST)

Lokakarya digelar BBPJT bersama para Penyair Tegal…

PanturaNews (Tegal) - Mula puasa nang wulan sing wis énggal/Balai Bahasa Jateng balané Sastrawan Tegal//ajar ngasah pesucén nggo sangu mati/Pak Ganjar Hermansyah pancén selalu di hati.

Pantun Tegalan itu dibacakan Maufur yang khusus ditujukan untuk Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (BBPJT), Ganjar Harimansyah pada Lokakarya Penyusunan Antologi Puisi Terjemahan “Kluwung Dewa Dewi” himpunan dari Puisi Tegalerin 2:4:2:4.

Lokakarya diadakan Balai BBPJT digelar di Hotel Premier Kota Tegal, dihadiri para penyair yang tergabung dalam wadah Komunitas Sastrawan Tegalan, Jumat 23 Desember 2022.

Kepala BBPJT, Ganjar Harimansyah menuturkan, senang bisa berkumpul bersama para penulis dari Komunitas Sastrawan Tegalan., dalam lokakarya penyusunan buku antologi Puisi Tegalerin 2:4:2:4 “Kluwung Dewa Dewi” ini.

“Karena kesibukan kami cukup padat, hari ini bisa langsung kami bertatap muka. Kami senang sekali pada hari ini baru bisa berjumpa dengan para penulis Tegal,” ujar Ganjar.

Dijelaskan, program BBPJT di tahun-tahun mendatang hanya tiga program yang diamatkan oleh kementerian yaitu literasi, kebahasaan, dan kesastraan yang tentu kegiatannya itu dengan penyediaan bahan bacaan untuk jenjang PAUD dan SD dalam rangka gerakan literasi nasional.

“Untuk tahun mendatang tugas kami tidak melakukan penerbitan buku,” ungkapnya.

Untuk tugas-tugas selanjutnya, lanjut Ganjar, BBPJT diantaranya hanya melakukan pembinaan bahasa di 45 lembaga pemerintah untuk nasional dan perluasannya. Di dalamnya termasuk pengembangan produk-produk pendidikan yang lain.     

 

Sebelumnya, Lanang Setiawan yang diminta BBPJT untuk memberikan sambutan terkait sejarah singkat genre baru perpuisian Tegalerin 2:4:2:4, menuturkan bahwa sejarah lahirnya Puisi Tegalerin dipelopori oleh dirinya dengan Ria Candra Dewi.

Menurutnya, Tegalerin merupakan Puisi Tegalan yang ditulis dengan jumlah 12 larik. Pola tuangnya, Bait I berjumlah 2 larik, Bait II berjumlah 4 larik, Bait III berjumlah 2 larik, sedang Bait IV berjumlah 4 larik. 

Mengapa harus menggunakan 2-4-2-4? Angka itu berasal dari nama saya dengan nama Ria Candra Dewi. Kata Lanang berjumlah dua (2) suku kata, sedang kata Setiawan berjumlah empat (4) suku kata. Sementara kata Ria berjumlah dua (2) suku kata, sedangkan kata Candra Dewi berjunlah empat (4) suku kata. 

Bagaimana asal-muasal kata Tegalerin akhirnya menjadi dasar aliran? Menurut Lanang, kata itu berasal dari kata: “Tegal” dan kata “Berlin”. Orang Berlin jika menyebut orang kelahiran Berlin, katanya lebih lanjut, disebut Berlinerin  atau Berliner. Bacaannya Berlinar.

Lebih lanjut dikatakan, pada zaman Jerman pecah jadi dua Jerman Timur dengan Jerman Barat, Presiden F. Kennedy pernah berpidato di lapangan luas di Berlin Timur. Saat berpidato, dia menyebut: “Saya ini Berlinar!”.

“Mendengar kalimat itu, orang satu lapangan terpingkal-pingkal. Sebab apa? Sebab kata Berlinar itu maknanya: Donat!” ujar Lanang penerima Hadiah Sastra “Rancagé” tahun 2011. 

Karena merasa penasaran, Lanang akhirnya membuka kamus mencari arti daripada kata imbuhan “erin”. Ternyata arti “erin itu maknanya “Perempuan Cantik”. Sementara jika menggunakan bahasa kataristik, kata “erin” artinya “Perubahan dan Suka Variasi”. 

“Jadi tegasnya, kata Tegalerin itu mempunyai makna “Perempuan Cantik Asal Tegal Suka Perubahan dan Variasi,” terangnya.

Pada sesi diskusi penyuntingan kebahasaan dari tim BBPJT dan peserta, masing-masing penyunting berkelompok dengan penulis karya yang disunting untuk menyelaraskan atau mencari titik kesepakatan.

Menurut Shintya, salah satu tim dari BBJT menuturkan, Puisi Tegalerin karya para penulis jauh lebih menarik yang menggunakan bahasa Tegalannya ketimbang terjemahan bahasa Indonesiannya.

“Puisi Tegalerin yang ditulis menggunakan bahasa Tegalannya lebih menarik daripada terjemahan bahasa Indonesianya, rasanya kurang pas. Oleh karena itu kami mengadakan penyuntingan dengan para penulis untuk menemukan kesamaan, bagaimana baiknya berembuk untuk mencapai titik temu dalam terjemahan bahasa Indonesianya,” tukasnya dalam sambutannya.   

Pada penutupan acara, empat penyair Tegalan bergantian membacakan Puisi Tegalerin. Pembacaan dibuka dengan tampilnya Heny Oemar membacakan karya sendiri, disusul penyair Apito Lahire membawakan puisi berjudul  “Kur Salembar Kertas” karya Dina Nurmalisa Sabrawi, berikut tampil Abu Ma’mur MF membacakan karya Maufur berjudul “Bahasa Tegal”.

Dan pungkasan pembacaan, tampil Maufur membawakan pantun Tegalan yang khusus ditujukan untuk Kepala BBPJT.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita