Kamis, 28/07/2022, 07:42:42
Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi pada Remaja
Oleh: Afrelia Puspitaningtias
--None--

REMAJA adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan secara fisik, psikis, dan psikososial. Secara kronologis yang tergolong remaja memiliki usia berkisar 12-21 tahun bagi perempuan dan 13-22 tahun bagi laki-laki.

Menurut Asrori dan Ali (2016), remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.

Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki Informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) (2013), kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Dengan informasi yang  benar, diharapkan  remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang  bertanggung jawab  mengenai proses reproduksi atau bebas  dari kecacatan namun juga sehat  secara  mental sertasosial, kultural.

Pada remaja, mengenal bagian-bagian tubuh dan organ reproduksi menjadi hal yang sangat penting. Remaja dengan sistem reproduksi yang sehat selalu berupaya untuk mengurangi resiko dan dampak negatif akibat problem kesehatn reprodusksi. Fungsi memahami kesehatan reproduksi diantaranya adalah mengenal tubuh dan organ-organ reproduksi, memahami fungsi dan perkembangan organ reproduksi secara benar, memahami perubahan fisik dan psikis seta mempersiapkan masa depan yang sehat dan cerah.

Menjaga kebersihan organ reproduksi sangat penting terutama bagi para remaja. Karena pada masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun kebiasaan baik terutama dalam menjaga kebersihan yang menjadi aset penting dalam jangka panjang khususnya remaja putri. Menjaga kesehatan reproduksi agar lebih sehat yaitu dengan menerapkan pola makan sehat, olahraga serta dengan mengkonsumsi vitamin dan suplemen.

Menurut Hasyim Hasanah (2016), kesehatan reproduksi pada remaja dipengaruhi beberapa faktor. Faktor tersebut diantaranya yaitu kepantasan hubungan seksual di kalangan remaja, bagaimana cara melakukan pemenuhan kebutuhan seksual yang sehat, bagaimana cara mengakses jasa serta informasi terkait kesehatan seksual dan reproduksi, derajat tingkat perilaku yang dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan, pengaruh masyarakat dan budaya menyimpang seta bagaimana cara mengendalikan kesuburan secara efektif.

Masing-masing faktor memiliki tingkat yang berbeda dalam mempengaruhi kesehatan reproduksi pada remaja. Faktor lain yang diduga juga menjadi pemicu munculnya problem kesehatan reproduksi dibagi menjadi empat, diantaranya faktor biologis, psikologis, sosial dan ekonomi, serta budaya dan lingkungan.

Peran orang tua dalam kehidupan remaja sangat penting, sehingga orang tua perlu lebih intensif dalam menanamkan nilai moral yang baik kepada remaja, salah satunya dengan menjelaskan kerugian yang ditimbulkan dari hubungan seksual pranikah dari segala sisi dan penyakit yang dapat ditularkan dari perilaku seks yang beresiko hingga konsekuensi dari ketidaksiapan mental yang finansial dalam memulai kehidupan berumah tangga akibat kehamilan yang tidak terencana.

Menurut Pingky Shafiyah (2019), akibat kurangnya pendampingan dari orang tua membuat remaja terjerumus kedalam beberapa masalah seperti masalah kehamilan remaja atau kehamilan usia dini dan aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita, Infeksi Menular Seksual (IMS), dan yang terakhir ada HIV dan AIDS.

Cara memelihara atau menjaga kebersihan organ reproduksi menurut kemenkes (2018 ), yaitu dengan cara memakaai handuk yang lembut, kering, bersih, dan tidak berbau atau lembab, memakai celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat, pakaian dalam diganti minimal 2 kali dalam sehari, bagi perempuan, sesudah buang air kecil, membersihkan alat kelamin sebaiknya dilakukan dari arah depan menuju belakang agar kuman yang terdapat pada anus tidak masuk ke dalam organ reproduksi dan bagi laki-laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agar mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual serta menurunkan risiko kanker penis.

Menjaga pola makan sangat diperlukan untuk kesehatan reproduksi khususnya bagi perempuan. Makanan yang bermanfaat untuk kesehatan reproduksi wanita yaitu yoghurt, cranberry, ubi jalar, kimchi, asam lemak omega 3, dan daun bayam serta mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, kalsium dan asam folat.

Tips and trick remaja sehat yaitu berbekal informasi tentang kesehatan reproduksi, dapat mengatur energi remaja menjadi hal positif, tidak tergoda melakukan hubungan seksual, membina persahabatan yang sehat dan saling menghargai, serta berpikir maju untuk hal-hal baru dan berpendirian teguh. Peran keluarga, sekolah, lingkungan atau dinas terkait sangat penting agar tercipta generasi remaja yang berkualitas.

(Afrelia Pusptaningtias adalah mahasiswa Universitas Peradaban Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah)

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita