Jumat, 20/08/2021, 19:56:31
Tuntutan Guru dalam Mengusai Tekhnologi Digital
Oleh: Indah Purwati
--None--

PANDEMI Covid-19 masih berlanjut, ketanggapan pemerintah dalam menangani kasus ini masih terus diupayakan baik dalam kesehatan, ekonomi, bisnis dan pendidikan. Sudah satu setengah tahun pandemi ini melanda, keterpurukan pun terjadi dimana-mana, tak terkecuali dalam dunia pendidikan.

Upaya pembelajaran online atau secara tidak langsung adalah alternatif utama yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui Kemendikbud. Hal ini bertujuan untuk terus mencegah penularan mata rantai virus Covid-19 dengan tetap menjalankan pendidikan sesuai dengan protokol kesehatan.

Kepentingan kesehatan secara menyeluruh baik untuk guru, siswa dan staff sekolah menjadi pendorong utama pembelajaran online ini terus diterapkan hingga pendemi ini berakhir. Berbagai masalah ataupun kendala banyak terjadi di pembelajaran online mulai dari fasilitas yang kurang memadai seperti gawai yang tidak semua anak miliki dengan fitur lengkap, kapasitas quota, bahkan sampai pada tigkatan guru dalam menyelaraskan RPP atau Rencana Praktik Pembelajaran.

Keputusan yang diambil oleh kemendikbud di saat genting seperti ini haruslah tepat karena jika tidak maka akan menimbulkan banyak kesenjangan lain di dunia pendidikan. Sesuai kepentingan tersebut kemendikbud Nadien Makarim menyelaraskan kembali RPP yang dikeluarkan di situasi darurat ini yang semula berlembar-lembar dan terperinci kini RPP tersebut dapat dirancang seefisien dan flekibel mungkin hanya dalam satu lembar saja.

Namun, seolah tidak sampai disitu saja pandemi ini terus menurunkan kuwalitas pembelajaran di Indonesia yang memang masih menggunakan metode konvensional. Ketidaksiapan guru dalam menghadapi situasi ini yang tadinya belajar langsung kini menjadi pembelajaran tidak langsung, memaksa guru untuk lebih berfikir kreatif dan menuntut guru untuk lebih menguasi era digiral education yang berpusat pada pendidikan melalui tekhnologi.

Pengetahuan guru dalam menggunakan tekhnologi sangat mempengaruhi pemahaman siswa dalam kelas belajar daring. Tentunya ini tidak akan sulit untuk guru yang berbasis lulusan SI (Sistem Informasi) dan TI (Tekhnologi Informasi) mereka dengan cepat bisa beradaptasi dengan pembelajaran darurat pada masa sekarang ini.

Tetapi ada banyak guru yang memang tidak terlalu banyak mengetahui tekhnologi ini akan mempersulit mereka dalam penyampaian informasi kepada siswanya. Hal yang akan terjadi jika guru kurang pengetahuan dalam tekhnologi adalah mereka cenderung hanya menjelaskan, memberikan tugas tanpa ada interaksi khusus yang berkesan.

Hasil akhir dari pembelajaran tersebut siswa hanya diberi tugas. Ketidakpahaman siswa tersebut terhadap pembelajaran mengakibatkan orangtua harus terlibat aktif dalam proses penyampaian materi pembelajaran tersebut. Lalu bagaimana jika orangtua tersebut hanya lulusan SD atau bahkan tidak tamat sekolah?

Sedangkan, anaknnya duduk di bangku SMP atau SMA. Masih bisakah mereka mengatasinya? Tentu masalah ini memberikan gap atau ketidak mampuan orangtua dalam membantu anak mereka menyelesaikan tugasnya.

Jika ditari benang merah dari persoalan ini guru adalah kunci utama keberhasilan proses pembelajaran di samping pemerintah yang sudah mengupayakan pemberian kemudahan  dan kelonggaran pada peringkasan RPP sebisa mungkin melalui program ‘Merdeka Belajar’.

Guru harus lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam penyampaian pembelajaran. Simpelnya jika mereka belum terlalu bisa menggunakan takhnologi design atau yang lain. Setidaknya mereka harus lebih kreatif ddalam penggunaan PPT (Microsoft  Office Power Point) dan penyampaiannya.

Perbanyak memotivasi siswa agar tumbuh kemauan untuk lebih giat dalam belajar, melalui cerita singkat dari orang-orang yang sukses maupun orang-orang yang gagal.

(Indah Purwati adalah Mahasiwi Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Peradaban Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah)

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita