Selasa, 05/01/2021, 16:11:23
11 Rumah Warga Rusak Akibat Bencana Tanah Bergerak
-LAPORAN ZAENAL MUTTAQIEN

Rumah warga di Dukuh Cirumyang Desa Ragatunjung, Kecamatan Paguyangan, Brebes rusak berat akibat pergerakan tanah (Foto: Zaenal Muttaqin) 

PanturaNews (Brebes) - Intensitas hujan yang tinggi pada musim penghujan ini mengakibatkan terjadinya bencana alam tanah retak dan bergerak di Desa Ragatunjung, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Bencana yang terjadi pada Minggu 03 Januari 2021 malam itu mengakibatkan 11 rumah warga rusak, enam di antaranya mengalami rusak berat.

Kepala Desa Ragatunjung, Masduki mengatakan, bencana tanah retak dan bergerak terjadi di Dukuh Cirumyang dan Dukuh Cibatur. Menurutnya, pergerakan tanah yang mengakibatkan tanah mengalami retak-retak manjang itu merusak 10 rumah Cirumyang dan satu rumah di Cibatur.

"Ada 11 rumah yang rusak di Cirumyang dan Cibatur, " ujarnya kepada wartawan Selasa 05 Januari 2021.

Menurutnya, ada enam rumah yang mengalami kondisi rusak berat akibat bencana tersebut. Yakni milik Samro RT 04 RW 04, Tayun RT 04 RW 04, Watim RT 04 RW 04, Kusno RT 05 RW 04, Rasmi RT 05 RW 04 dan Tinah RT 05 RW 04. Sementara yang mengalami rusak ringan rumah milik Arif RT 05 RW 04, Samprah RT 05 RW 04, Tosim RT 09 RW 04, Kamali RT 01 RW 04 dan Arwah RT 08 RW 01.

"Retakan tanah memanjang dan rumah-rumah warga yang rusak tersebut berada pada garis retakan tanah tersebut," ungkap Masduki.

Pengamatan di lokasi bencana, selain merusak rumah warga, retakan juga mengakibatkan terjadinya rekahan tanah selebar 30 sentimeter. Rekahan tanah tersebut juga terjadi di bagian dalam rumah warga sehingga sangat membahayakan.

Tayun (60) salah warga yang rumahnya mengalami rusak berat mengungkapkan, tanah retak dan bergerak bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya juga pernah terjadi yang mengakibatkan terbaik rumahnya juga rusak dan diganti dengan kontruksi kayu.

"Sebelumnya pernah terjadi, tapi kali ini yang paling parah," ungkapnya.

Warga yang rumah mengalami rusak berat terpaksa mengungsi ke rumah saudaranya yang lebih aman.

Warga lainnya, Watim (52) mengatakan, retakan tanah memanjang dan tanah bergerak ke arah Sungai Arus yang tak jauh dari pemukiman warga. Akibat bencana itu rumahnya sudah beberapa kali direnovasi dan selalu mengalami ambles pada pondasinya di bagian belakang.

"Pondasi belakang rumah dulu sama tingginya dengan bagian depan, sekarang sudah turun sekitar satu meter dan beberapa kali diperbaiki," ungkapnya.

Tayun dan Watim serta warga lainnya berharap segera ada bantuan penanganan dari pemerintah. Bantuan sangat dibutuhkan untuk meringankan beban, terutama jika harus memperbaiki rumahnya atau pindah ke lokasi yang aman.

"Harapan kami ada penangan dan juga bantuan pada warga yang rumahnya rusak," pungkas Watim.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita