Pada tahun 2020 ini, dunia menghadapi wabah virus corona atau COVID 19. Penyebarannya yang cepat membuat banyak pihak khawatir. Pemerintah Indonesia sendiri waspada terhadap penyebaran virus ini.
Sebagai usaha pencegahan penyebaran COVID 19, pemerintah memberlakukan larangan social distancing. Bentuk antisipasi pencegahan ini juga berdampak pada banyak bidang, salah satunya adalah bidang pendidikan.
Kemudian pada Selasa, 24 Maret 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus Corona. Dalam surat tersebut, Kemendikbud menginstruksikan mengenai proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh.
Dengan demikian, sekolah-sekolah atau instansi pendidikan pun menutup sekolah ataupun kampus. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran COVID 19.
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang biasanya dilaksanakan diganti dengan pembelajaran daring. Pembelajaran daring memanfaatkan teknologi sebagai media dalam prosesnya. Perubahan ini mengharuskan baik pendidik maupun peserta didik beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
Di era digital, tentunya banyak yang sudah mengenal teknologi. Meskipun demikian tidak sedikit juga yang benar-benar asing terhadap kemajuan teknologi. Media yang digunakan beragam, di antaranya adalah Whatsapp, Google Classroom, Ruang Guru dan lain sebagainya. Salah satu yang digunakan adalah media berjenis video conference.
Video conference ini merupakan salah satu media yang memungkinkan pendidik dan peserta didik di lokasi yang berbeda atau dengan jarak yang jauh dapat berkomunikasi dengan bertatap muka melalui perangkat elektronik seperti PC (komputer) ataupun handphone.
Video conference tidak hanya digunakan dalam pembelajaran daring di masa pandemi. Banyak pihak juga menggunakan media telekomunikasi ini untuk mengadakan rapat atau meeting jarak jauh. Tidak heran media ini menjadi salah satu yang paling populer di masa pandemi COVID 19.
Penggunaan video conference ini cukup mudah, hanya perlu mengunduh aplikasinya dan kemudian dapat di-install baik di PC maupun Android. Aplikasi video conference yang digunakan biasanya adalah Zoom, Skype, Microsoft Teams, Google Meet, dan yang lainnya. Namun, video conference sebagai salah satu media yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran daring memiliki kelemahan dan keunggulan.
Keunggulan dari video conference salah satunya adalah memiliki kemiripan dengan proses pembelajaran yang biasa dilakukan dengan tatap muka langsung. Dengan video conference, pendidik seperti guru ataupun dosen dapat memaparkan materi secara langsung kepada peserta didik. Peserta didik juga dapat lebih fokus dan memperhatikan pemaparan yang disampaikan oleh pendidik.
Sistem pembelajaran yang hampir mirip dengan pembelajaran sehari-hari ini akan lebih memudahkan siswa dalam beradaptasi dengan keadaan. Misalnya, ketika siswa tidak paham tentang suatu materi maka siswa dapat bertanya kepada guru seperti saat berada di kelas. Jadi pembelajaran tidak hanya sekedar pemaparan materi dengan teks atau audio saja, tetapi juga ada interaksi dimana peserta didik dan pendidik benar-benar dapat berinteraksi secara visual.
Selain itu, dengan video conference, pendidik dapat mengawasi apakah peserta didik benar-benar fokus untuk mengikuti pembelajaran atau tidak. Terkadang siswa ataupun mahasiswa lalai dan terlalu santai dalam mengikuti pembelajaran daring. Beberapa dari mereka ada yang hanya mengisi daftar hadir dan selanjutnya tidak benar-benar fokus untuk mengikuti pembelajaran.
Namun dengan video conference ini setiap siswa yang hadir dapat dilihat sehingga akan dapat diketahui siapa yang fokus memperhatikan dan yang tidak memperhatikan.
Meskipun demikian, dalam menggunakan video conference ini juga memiliki beberapa kendala. Salah satunya adalah masalah koneksi internet. Masalah ini merupakan masalah umum yang dihadapi dalam pembelajaran daring. Banyak peserta didik yang mengeluhkan tentang koneksi internet yang buruk sehingga mereka tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan lancar.
Dalam menggunakan video conference, sangat diperlukan koneksi internet yang baik. Koneksi internet yang buruk membuat beberapa peserta didik terpaksa tidak dapat mengikuti pembelajaran.
Aplikasi video conference juga tergolong pada aplikasi-aplikasi yang membutuhkan kuota internet cukup besar. Besaran kuota internet ini biasanya tergantung pada kualitas video dan lama waktu dalam menggunakan video conference. Jika video memiliki kualitas tinggi (HD) atau waktu yang lebih lama maka kuota internet yang diperlukan juga lebih besar. Kualitas video ini juga bergantung pada koneksi internet. Jadi dapat dibilang dengan menggunakan video conference lebih boros kuota dibanding media pembelajaran daring lainnya.
Kendala-kendala tersebut sebenarnya masih bisa diatasi selama peserta didik benar-benar memiliki niat untuk belajar. Terlebih beberapa instansi pendidikan juga memberikan bantuan berupa kuota internet kepada pendidik maupun peserta didik. Bantuan ini merupakan salah satu upaya agar pembelajaran daring di masa pandemi dapat berjalan dengan lancar.
Terlepas dari kendala-kendala, pelaksanaan pembelajaran daring memiliki manfaat tersendiri. Sebelum masa pandemi COVID 19, pembelajaran daring memang pernah dilakukan namun pelaksanaannya tidak begitu menyeluruh seperti saat ini. Sekarang seluruh instansi pendidikan hampir seluruhnya melaksanakan pembelajaran daring.
Hal ini dapat dikatakan bahwa pembelajaran daring membuat pendidik dan peserta didik lebih mengenal teknologi yang sudah merupakan sebuah keharusan karena dunia telah memasuki era digital. Dalam era ini, kemajuan teknologi akan menjadi pusat pengembangan dalam banyak bidang, termasuk bidang pendidikan.
Penggunaan video conference dalam pembelajaran daring sendiri adalah salah satu bentuk penggunaan teknologi di masa pandemi. Pandemi COVID 19 ini termasuk musibah namun dalam setiap musibah ini ada pula hikmah. Semoga penyebaran COVID 19 ini tidak meluas lagi sehingga new normal dapat berjalan lancar.
(Ratih Ayu Silviari adalah Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Peradaban Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah)