Dari kanan Inang Winarso, Yohanes dan penulis saat menunggu pesawat di Bandara Granada, Jumat 01 November 2019.
Sebanyak 20 orang rombongan Study banding Toleransi kehidupan sosial dan Wawasan kebangsaan ke Maroko dan Spanyol yang masing-masing mewakili dari berbagai disiplin ilmu dan berbagai daerah di Indonesia, menunggu pesawat yang akan membawa mereka ke Barcelona, Spanyol, Jumat 01 November 2019.
Setelah melakukan study banding di Casablanca, Maroko dan kota Granada, Spanyol, kini peserta akan menumpang pesawat Vuling Air Lines dengan nomor penerbangan VY 2013, ke tempat-tempat di kota Barcelona.
Dalam kesempatan menunggu, penulis berbincang dengan salah satu peserta, yakni Dr. Inang Winarso, Antropolog asli Tegal. Dr. Inang menyebutkan untuk melestarikan kearifan lokal lewat hasil study banding yang dituliskan dan dibukukan.
Masing-masing peserta menulis ide dan gagasan yang didapat dari syudi banding selama di Maroko dan Spanyol, bagaimana membahas soal Toleransi kehidupan sosial dan Wawasan kebangsaan.
Menurut penulis, itu adalah ide dan gagasan yang baik, sehingga hasil perjalanan study banding akan terdokumentasi. Jika ada peserta dua puluh orang, maka ada ide dan gagasan yang tertampung dalam buku bisa dijadikan acuan, terutama dalam ikut mengkampayekan gerakan wawasan kebangsaan.
“Saya menyambut baik ide Dr. Inang Winarso. Kami semua setuju.”
Senada dengan Inang Winarso, praktisi dibidang ITE, Yohanes setuju dengan gagasan membuat buku. Setiap peserta study banding minimal membuat empat atau lima lembar tulisan, agar bisa dibukukan dan dijadikan rekomendasi untuk menentukan format kebijakan dalam ikut melestarikan cara-cara mensosialisasikan gerakan wawasan kebanggaan.
(Tambari Gustam adalah tokoh masyarakat nelayan, seniman dan budayawan. Tinggal di Muarareja, Kota Tegal, Jawa Tengah. Saat ini menjadi peserta study banding toleransi kehidupan sosial dan wawasan kebangsaan ke Maroko dan Spanyol)