Jumat, 03/10/2025, 11:26:42
Perbincangan Tentang Budaya Tegal: Bagi-Bagi Warisan Tegal Kepada Generasi Muda
PLATARAN SASTRA PIEK
LAPORAN IWANG NIRWANA

Rembug Budaya Tegal Sebagai Warisan Peninggalan Sejarah Kepada Generasi Muda di Plataran Sastra Piek (Foto: Iwang)

PanturaNews (Tegal) - Tidak salah dan cocok jika rembug budaya ini dilaksanakan di hari Jumat Pon, suasana yang tenang dan penuh pertimbangan serta menghargai harmoni.

Selaras dengan harmoni tamu undangan dari 4 Daerah dalam "Rembug Budaya Tegal Sebagai Warisan Peninggalan Sejarah Kepada Generasi Muda". Hadir Pejabat,  Tokoh masyarakat serta Seniman 4 Daerah, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Brebes, Pemalang.

Dibawah derai pohon asem dan kicauan burung kecil, Plataran Sastra Piek, Jumat 3 Oktober 2025 bersama Dr.  H.  Abdul Fikri Faqih, MM anggota Komisi X DPR RI, perbincangan tentang budaya Tegal terlaksana dengan baik.

Kebudayaan Tegal yang meliputi wilayah administratif 4 wilayah mempunyai banyak ragam dan telah diaplikasikan kedalam berbagai media diantaranya kamus bahasa prokem, lagu tegalan, puisi tegalan serta dalam kesempatan ini juga di sampaikan tentang hasil terjemahan Al-Quran dalam bahasa Tegal yang di sampaikan oleh Tim terjemah Al-Quran dalam bahasa Tegal.

Dibuka dengan alunan musik oleh Nero Band, Doa oleh H.  Enthieh Mudzakir,  dan Penyair Zombie Pantura sang Lebe Penyair yang diiringi oleh seruling Jimmy HC Alfaizin Founder Sanggar Sembung Senggani denga judul "Kesal di Kepincangan Sosial" serta sambutan untuk pak Fikri sebuah tari balo-balo yang menggambarkan tentang menjaga budaya dan kebangsaan bersama koreografer Wahyu Ranggati dan kawan-kawan.

Beragam budaya ini perlu di rembug menjadi sebuah warisan untuk generasi muda. Sebagai salah satu warisan diantaranya Tegal dengan kesastraannya yang cukup berkembang.Dalam penuturannya Retno Kusrini penggiat seni budaya Kabupaten Tegal merasa miris tentang generasi muda yang semakin jauh kecintaannya terhadap budaya sendiri.

Begitu juga para narasumber yang mengiyakan bahwa generasi muda hampir tidak lagi tertarik dengan seni budaya daerahnya sendiri. Sebagai contoh uraian mas Dyanindra Sri Kumara yang menyampaikan bahwa beberapa anak-anak yang melakukan prakerin di Plataran Piek ketika ditanya tokoh-tokoh legendaris dalam kesastraan nasional ternyata tidak mengenalnya.

Dengan adanya rembug budaya Tegal ini diharapkan segala apresiasi dan masukan dapat tersampaikan ke para pemegang kebijakan serta menjadi sebuah renungan yang menjadikan sebuah ide ide baru yang dapat menjadi formula bahwa Budaya Tegal menjadi Warisan Peninggalan Sejarah.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita