Minggu, 18/05/2025, 12:04:49
Pendekatan Kompetensi Dalam Pendidikan, Persiapkan Siswa Hadapi Tantangan Masa Depan
OLEH: TUTI LESTARI
.

APAKAH sistem Pendidikan kita sudah cukup menyiapkan siswa menghadapi dunia nyata?

Kurikulum perlu dikembangkan seiring perkembangan zaman agar Pendidikan tetap relevan dan efektif dalam mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan. Pendekatan kompetensi diharapkan menjadi solusi dalam menyiapkan generasi dengan kemampuan yang tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aktif dan aplikatif.

Menurut Edison, Anwar dan Komariyah (2016) dalam Karya Edu (2025), kompetensi adalah kemampuan individu untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar dan memiliki keunggulan yang didasarkan pada hal-hal yang menyangkut pengetahuan (Knowledge), keahlian (skill), dan sikap (attitude).

Pendekatan berbasis kompetensi sendiri, adalah model Pendidikan yang menekankan pada pencapaian keterampilan yang dapat diterapkan dalam dunia nyata.

Menurut Bloom dalam taksonomi pembelajaran, Pendidikan itu harus mencakup tiga domain yaitu, kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).

Dengan demikian, Pendidikan berbasis kompetensi menekankan pentingnya agar siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya dalam situasi nyata. Pendekatan ini tidak hanya membuat siswa memahami materi, tetapi juga mengembangkan kemampuan yang benar-benar dibutuhkan.

Berbeda dari pendekatan tradisional yang lebih menekankan hafalan dan teori, pendekatan berbasis kompetensi fokus pada kemampuan siswa dalam mengaplikasikan ilmu. Penilaian dilakukan berdasarkan hasil nyata, bukan sekadar seberapa banyak siswa menghafal rumus atau konsep. Sayangnya, pendekatan tradisional sering membuat siswa hafal teori, tetapi tidak memahami cara menggunakannya secara praktis.

Pendekatan kompetensi lebih menekankan pada penguasaan keterampilan yang dapat langsung diterapkan di dunia kerja. Siswa dapat belajar sesuai kecepatan masing-masing, dan penilaian dilakukan secara berkelanjutan untuk memantau sejauh mana kompetensi telah dikuasai.

Kurikulum pun memiliki standar kompetensi yang jelas, sehingga siswa dan guru tahu apa yang harus dicapai pada setiap tahap. Model ini lebih relevan di era sekarang, di mana nilai tinggi belum tentu mencerminkan kesiapan kerja.

Pendekatan kompetensi bukan suatu hal baru, Kurikulum 2013 (K13) dan Kurikulum Merdeka sama-sama menerapkan pendekatan berbasis kompetensi, namun cara keduanya mengimplementasikannya cukup berbeda. K13 cenderung terstruktur ketat dengan indikator pembelajaran yang seragam di seluruh Indonesia.

Sementara itu, Kurikulum Merdeka memberikan ruang lebih luas bagi guru untuk menyesuaikan materi dan metode sesuai kebutuhan siswa dan konteks lokal. Dengan fleksibilitas ini, Kurikulum Merdeka dinilai lebih adaptif terhadap perkembangan zaman dan kebutuhan di lapangan, meskipun tantangan utamanya adalah memastikan semua guru memiliki kesiapan dan pemahaman yang sama dalam menerapkannya.

Pendekatan berbasis kompetensi memberikan dampak positif yang signifikan, baik bagi siswa maupun masyarakat. Bagi siswa, pendekatan ini meningkatkan kemampuan berpikir kritis, adaptasi, keterampilan praktis, serta kepercayaan diri dan kesiapan kerja.

Bagi masyarakat, pendekatan ini menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap berkontribusi dalam pembangunan, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara keseluruhan.

Meski pemerintah terus mendorong inovasi dalam dunia pendidikan, realita di lapangan menunjukkan masih banyak kendala. Banyak guru belum sepenuhnya siap menerapkan pendekatan baru, kurikulum masih terlalu kaku untuk diadaptasi dengan cepat, dan fasilitas pendukung masih terbatas, terutama di daerah.

Untuk menjawab tantangan ini, diperlukan solusi konkret. Pelatihan guru yang berkelanjutan menjadi kunci agar mereka siap menghadapi perubahan. Kurikulum perlu lebih fleksibel, memberi ruang bagi kreativitas dan kebutuhan lokal. Dukungan teknologi juga harus merata, tidak hanya di kota besar.

Yang paling penting, kita harus ingat: pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah, melainkan juga orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Semua pihak perlu bekerja sama menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik.

Pendidikan di Indonesia perlu bertransformasi untuk menjawab tantangan dunia nyata. Kurikulum yang relevan dengan perkembangan zaman dan pendekatan yang menekankan keterampilan nyata sangat dibutuhkan. Pendekatan berbasis kompetensi menjadi solusi yang menekankan penguasaan keterampilan praktis, berpikir kritis, dan kesiapan kerja.

Dengan penilaian berbasis hasil nyata, bukan sekadar hafalan, siswa dapat berkembang sesuai potensinya dan lebih siap menghadapi masa depan. Inilah mengapa pendidikan berbasis kompetensi bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan mendesak demi masa depan pendidikan yang lebih bermakna dan berdampak.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita