PanturaNews (Brebes) – Udara siang di Desa Galuh Timur, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, terasa berbeda. Keramaian mulai terlihat membawa antusiasme warga dan pengunjung yang ingin menyaksikan Festival Kampoeng Poerba, Kamis 23 Januari 2024.
Festival ini bukan sekadar perayaan, melainkan perjalanan menelisik jejak purba dan kekayaan budaya yang tersimpan di tanah Galuh Timur.
Dibuka oleh Pj. Bupati Brebes, Djoko Gunawan, festival ini memancarkan semangat pelestarian budaya. Dengan secara simbolis, Pj Bupati Brebes menerima pengalungan syal sebagai tanda penghormatan kepada rombongan Kementerian dan tamu kehormatan.
Diiringi tabuhan terbang Kertabasa, parade gunungan cimplung penuh hasil bumi menjadi pembuka yang meriah, memancarkan energi kolaborasi budaya dan sejarah yang kental.
Kisah Purba dalam Gerak Tarian
Di depan panggung utama, Tari Jejak Poerba memukau para pengunjung. Tarian ini bercerita tentang ratu bumi yang memimpin di masa purba, menghubungkan kehidupan manusia dengan kekayaan alam.
Tidak kalah memukau, Tari Ngansu Banyu menghidupkan kisah masyarakat purba dalam menghormati air sebagai sumber kehidupan. Gerakan para penari yang anggun, disertai alunan musik tradisional, berhasil membawa penonton kembali ke masa ribuan tahun lalu.
Namun, momen paling sakral adalah Ruwat Watu Balung, ritual unik yang menggunakan fosil sebagai simbol penghormatan terhadap nenek moyang. Sebagai wilayah yang kaya akan temuan purbakala, Desa Galuh Timur mengangkat sejarahnya melalui simbol-simbol purba yang diperlakukan dengan khidmat dalam ritual ini.
Harapan Baru untuk Pariwisata Brebes
Tidak hanya budaya yang menjadi pusat perhatian, tetapi juga pengembangan kawasan ini sebagai destinasi wisata berbasis sejarah.
Pj Bupati Brebes, Djoko Gunawan menyebut festival ini sebagai langkah strategis untuk mengenalkan dan melestarikan kekayaan sejarah serta budaya lokal.
"Festival ini bukan hanya soal mengenang masa lalu, tetapi juga membangun kebanggaan atas identitas lokal. Kita ingin budaya Brebes tidak hanya hidup, tetapi juga menjadi penggerak pariwisata berbasis budaya," ujar Djoko Gunawan.
Djoko Gunawan didampingi Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Sastra, dan Bahasa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Heri Yogaswara, serta Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes, Eko Supriyanto.
Keduanya sepakat bahwa acara seperti ini dapat menjadi pintu masuk bagi generasi muda untuk lebih mengenal akar sejarahnya.
Djoko Gunawan berpesan agar masyarakat terus menjaga warisan leluhur. "Mari kita jaga budaya ini, bukan hanya untuk kita, tetapi juga untuk generasi yang akan datang," pungkasnya.
Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Sastra, dan Bahasa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Heri Yogaswara, mengatakan, kolaborasi ini adalah wujud nyata dari riset yang tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi langsung menyentuh masyarakat.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Brebes, Eko Supriyanto, menegaskan pentingnya Festival Kampoeng Poerba sebagai ajang untuk mempromosikan budaya lokal dan pariwisata daerah.
Menurutnya, festival ini menjadi momentum strategis untuk mengangkat potensi seni, budaya, serta ekonomi kreatif masyarakat setempat.
"Festival Kampoeng Poerba diharapkan menjadi ajang promosi salah satu khasanah budaya lokal dan pariwisata di Kabupaten Brebes," ujar Eko Supriyanto.
Lebih lanjut, Eko menjelaskan bahwa keberadaan Museum Purbakala Galuh Timur akan menjadi titik pijak penting dalam pengembangan kawasan ini sebagai destinasi wisata berbasis sejarah.
"Museum ini tidak hanya menjadi pusat edukasi, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan seni budaya dan ekonomi kreatif masyarakat," terangnya.
Pihaknya juga berkomitmen untuk mempercepat penetapan Kawasan Cagar Arkeologi Galuhtimur yang mencakup wilayah Kecamatan Bumiayu, Tonjong, dan Bantarkawung.
Eko menyebut, usulan penetapan kawasan ini sudah dalam proses dan akan diajukan kepada Menteri Kebudayaan RI.
Sebagai langkah konkret, anggaran tahun 2025 telah disiapkan untuk pengembangan dan pemeliharaan gedung museum.
Eko juga menekankan peran penting Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Galuhtimur dalam mendukung persiapan operasional destinasi wisata (DTW) Museum Galuh Timur.
"Pokdarwis Desa Galuh Timur segera kita dorong dan kuatkan untuk memastikan operasional museum berjalan dengan baik. Ini adalah kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk memajukan pariwisata Brebes," jelasnya.
Ia optimistis bahwa Festival Kampoeng Poerba dan pengembangan Museum Galuh Timur akan menjadi katalisator bagi kebangkitan pariwisata berbasis budaya di Kabupaten Brebes, sekaligus memperkuat identitas lokal di tengah arus modernisasi.
Hadir dalam Festival Kampoeng Poerba, Wakil Menteri Komunikasi Digital, Deputi BRIN, Forkopimda, Wurja (Wakil Bupati Brebes terpilih).