INDONESIA merupakan negara besar yang memiliki beragam kebudayaan didalamnya. Salah satu bentuk keragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, adalah banyaknya tarian tradisional yang berasal dari ujung Sabang hingga Merauke.
Keragaman budaya dalam konteks tari tersebut, menarik minat dari Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Peradaban (UP) Bumiayu, Kabupaten Brebes angkatan 2021, untuk membuat sebuah kegiatan pentas tari yang bertajuk "Melestarikan Warisan Nusantara Guna Membentuk Pendidik Yang Mengajarkan Nilai-Nilai Budaya".
Kegiatan tersebut digagas oleh Mahasiswa PGSD Universitas Peradaban dengan tujuan supaya Mahasiswa PGSD sebagai calon pendidik, bisa mengenal dan memahami ragam kebudayaan yang ada di Indonesia untuk diajarkan kepada murid-muridnya nanti.
Selain itu, pelaksanaan kegiatan pentas tari pada Kamis 16 Mei 2024, juga diharapkan menjadi ajang untuk tetap melestarikan beragam tari tradisional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Pentas tari ini diikuti oleh 3 kelas yakni Mahasiswa PGSD 1 Semester 6, Mahasiswa PGSD 2 Semester 6, dan Mahasiswa PGSD Karyawan Semester 6. Ketiga kelas tersebut menampilkan 12 tarian tradisional yang berbeda untuk memukau dan menghipnotis mata penonton yang melihatnya.
Daya tarik lainnya dalam pentas tari ini, adalah mengenai Kostum Tari yang dipakai oleh penari-penari. Keindahan dan corak busana yang khas membuat penari terlihat sangat anggun dan elegan itu menjadi atensi tersendiri.
Acara dibuka dengan penampilan Tari Wonderland yang dibawakan oleh laki-laki dari mahasiswa PGSD 2/6. Tarian ini menjadi bentuk nyata representasi keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Tari ini mengajak penonton untuk merenungkan dan memikirkan tentang Indonesia yang merupakan negeri ajaib dengan segala keelokannya.
Penampilan kedua adalah Tari Abyor yang dibawakan oleh Mahasiswa Perempuan PGSD 2/6. Tari ini berasal dari Pasuruan, Jawa Timur yang menceritakan tentang gadis yang sedang beranjak dewasa yang mulai tertarik dengan sebuah keglamoran dalam tata busana namun tetap tidak melupakan tata susila. Tari ini juga merupakan bentuk ekspresi dan kesenangan seorang wanita yang ingin menampakkan dirinya sebagai pusat perhatian.
Tari ketiga adalah Tari Manuk Dadali yang ditampilkan oleh Mahasiswa Karyawan Semester 6. Ditengah kesibukannya dalam bekerja, mahasiswa-mahasiswa kelas karyawan ini, mampu menunjukkan tarian indah yang berasal dari Jawa Berat.
Seni tari tradisional ini menggambarkan kegagahan burung garuda, nasionalisme, dan persatuan NKRI. Tarian ini juga menyiratkan bahwa bangsa Indonesia perlu mengamalkan nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan sehari-harinya.
Tari keempat yang dibawakan oleh Mahasiswa Perempuan PGSD 1/6 adalah tari tradisional yang berasal dari Kota Semarang, Jawa Tengah yakni Tari Denok. Penari-penari ini melakukan gerak tari yang indah dan lincah sesuai dengan makna tari tersebut.
Tari tradisional kelima yang dibawakan oleh Mahasiswa PGSD 2/6 adalah tari yang berasal dari Bali, yakni Tari bebek. Tari Bebek adalah tarian yang indah dan bermakna, menggabungkan elemen-elemen alam dan budaya dalam ekspresi seni yang memukau. Tarian ini tidak hanya menghibur tetapi juga mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dan keharmonisan antara manusia dan alam.
Tari keenam yang dibawakan oleh mahasiswa PGSD 2/6 adalah Tari Megot. Tari Megot adalah cerminan identitas budaya masyarakat Lampung yang kaya akan tradisi dan nilai-nilai sosial. Tarian ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana pelestarian budaya dan penyampaian pesan-pesan moral.
Penampilan Tari tradisional ketujuh adalah Tari Ronggeng Nyentrik yang berasal dari Jawa Barat. Tari ini dibawakan oleh Mahasiswa Perempuan PGSD 2/6. Tari Ronggeng Nyentrik merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang kaya dan beragam dari Jawa Barat, menggambarkan kreativitas dan dinamika masyarakat Sunda dalam menjaga dan mengembangkan tradisi mereka.
Tari Tradisional kedelapan yang dibawakan oleh Mahasiswa PGSD 1/6 adalah tari Sesonderan dari Jawa Timur. Tari Sesonderan adalah salah satu wujud kebudayaan yang kaya dari Jawa Timur, menggambarkan kecantikan, keanggunan, dan kearifan lokal. Tarian ini tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya tradisional kepada masyarakat luas.
Tari Yapong merupakan tari ke sembilan ditampilkan oleh Mahasiswa PGSD 1/6. Tari ini berasal dari Jakarta. Tari Yapong adalah tarian yang menggambarkan kekayaan budaya Betawi dan semangat kota Jakarta. Tarian ini tidak hanya menjadi hiburan yang menarik tetapi juga media untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya tradisional kepada masyarakat luas.
Kemudian tari ke sepuluh adalah Tari Tor-tor yang berasal dari Sumatera Utara. Tari ini dibawakan oleh Mahasiswa Perempuan PGSD. Tari Tor-tor adalah salah satu wujud kekayaan budaya Batak yang menggambarkan kehidupan sosial, spiritualitas, dan nilai-nilai budaya masyarakat Batak. Tarian ini tidak hanya sebagai hiburan tetapi juga sebagai media untuk melestarikan dan menghormati tradisi serta sejarah nenek moyang.
Penampilan ke sebelas adalah penampilan yang dibawakan oleh Mahasiswa Perempuan PGSD 2/6, yakni Tari Lengger Banyumasan yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah. Tari Lengger Banyumasan adalah salah satu bentuk kesenian yang kaya akan nilai budaya dan estetika dari Banyumas. Tarian ini tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga menyampaikan nilai-nilai sosial dan budaya yang penting, sekaligus berperan dalam pelestarian warisan budaya lokal.
Acara ditutup dengan penampilan terakhir dari Mahasiswa laki-laki PGSD 1/6. Mereka menampilkan sebuah tarian khas dari daerah Bali, yakni Tari Kecak. Penutupan pentas seni tari juga di iringi dengan keluarnya dua Hanoman pada saat berlangsungnya tari. Tari Kecak adalah tarian yang tidak hanya memukau secara visual dan auditori, tetapi juga kaya akan makna spiritual dan budaya.
Tarian ini adalah contoh nyata bagaimana seni pertunjukan dapat menjadi sarana untuk menyampaikan cerita, nilai-nilai, dan tradisi suatu masyarakat, serta memperkuat identitas budaya mereka.
Pentas tari tradisional diharapkan mampu membuat kita semakin melek akan pentingnya menjaga warisan budaya Nusantara. Tari tradisional sebagai wujud kearifan lokal harus selalu dikenal dan dikenang serta diwariskan kepada generasi muda berikutnya dengan memperhatikan berbagai unsur tari didalamnya.
Unsur Wirama, Wirasa, Wirupa, Wiraga perlu ditekankan pada saat melakukan gerak tari supaya tari tradisional yang dibawakan bisa lebih terlihat indah dan berkesan.