SECARA umum kesehatan merupakan kondisi kesejahteraan fisik,mental, dan sosial yang lengkap dan bukan sekadar tidak adanya penyakit atau kelemahan. Makna kesehatan telah berkembang seiring dalam perspektif model biomedis, definisi awal kesehatan difokuskan pada kemampuan tubuh untuk berfungsi.
Kesehatan dipandang sebagai kondisi tubuh yang berfungsi normal yang dapat terganggu oleh penyakit dari waktu ke waktu. Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap kondisi kesehatan, seperti perilaku individu, kondisi sosial, genetik dan biologi, perawatan kesehatan, dan lingkungan fisik.
Definisi kesehatan selanjutnya juga dapat di artikan secara khusus dimana menurut World Health Organization (WHO) kesehatan adalah suatu keadaan dimana tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan, tetapi juga adanya keseimbangan antara fungsi fisik, mental, dan sosial. Sehingga pengukuran kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan meliputi tiga bidang fungsi yaitu: fisik, psikologi (kognitif dan emosional), dan sosial.
Beberapa ilmuwan mengajukan definisi kesehatan yang lain, misalnya "kondisi yang ditandai dengan integritas anatomi; kemampuan untuk melakukan peran dalam keluarga, pekerjaan, dan masyarakat, yang dihargai secara pribadi; kemampuan untuk menghadapi tekanan fisik, biologis, dan sosial; perasaan sejahtera; dan kebebasan dari risiko penyakit dan kematian sebelum waktunya.
Kedua Pengertian kesehatan di atas dapat kita simpulkan bahwasan nya kesehatan sangat penting untuk di jaga, untuk itu salah satu masalah kesehatan yang akan di bahas yaitu kesehatan pada anak, dimana kesehatan anak sangat penting untuk di perhatikan, karena masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Negara Indonesia.
Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa.
Menurut data Riskesdas, 2018, selama 5 tahun terakhir ada beberapa masalah kesehatan anak yang sering terjadi sehingga menjadi fokus utama untuk terus ditangani antara lain Berat Badan Lahir Rendah, dan gizi buruk atau malnutrisi. Umar, palangga praja 2021, Angka kematian bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBAL) masing-masing 32 dan 29 per
1000 kelahiran hidup (www.depkes go.id). Dalam upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak maka sejak tahun 1982 pemerintah Indonesia telah melaksanakan pendekatan Primary Health Care (PHC) sebagai satu strategi dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Pendekatan pelayanan kesehatan primer ini dalam penyelenggaraan operasionalnya adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai perawatan yang pertama-tama mereka kunjungi jika sakit serta sebagai tempat pelimpahan kesehatan ke tingkat yang lebih tinggi (MacDorman et al., 2014).
Dengan pertimbangan geografis, keterbatasan tenaga kesehatan dan luasnya wilayah kerja Puskesmas, maka untuk mendekatkan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berbasis pada masyarakat setempat, pemerintah menyelenggarakan Program Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) (Nirwana et al., 2015; Pratono & Maharani, 2018).
Pembahasan terkait kesehatan anak salah satunya yang akan dibahas yaitu tentang bagaimana anak memiliki tumbuh kembang, dimana perkembangan anak adalah pertumbuhan dasar yang akan menentukan perkembangan kemampuan berbahasa,kreatifitas,kesadaran sosial, dan emosional. SDIDTK,KEMENTRIAN KESEHATAN RI 2016, masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Tahun-tahun pertama kehidupan, terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun merupakan periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Periode ini merupakan kesempatan emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap pengaruh negatif.
Nutrisi yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar, dan stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu anak untuk tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya sehingga dapat berkontribusi lebih baik dalam masyarakat.
Hal ini juga di ungkapkan bahwasannya Proses tumbuh kembang anak merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak masa konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Dalam proses tercapainya dewasa inilah anak harus melalui tahap tumbuh kembang.
Tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologik seseorang yang merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (biologis, fisik dan psikososial). Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda akan memberikan ciri tersendiri pada setiap anak (Soetjiningsih, 2013).
Anak usia dini atau bisa di sebut balita menurut undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional yang disebut dengan anak usia dini adalah anak usia 0-6 tahun, sedangkan Sugiri dalam Gultom (2010), menyatakan bahwa selama di tubuhnya masih berjalan proses pertumbuhan dan perkembangan, anak masih dikatakan sebagai anak dan baru menjadi dewasa ketika proses pertumbuhan dan perkembangan itu selesai jadi batas umur anak-anak adalah sama dengan permulaan menjadi dewasa yaitu 18 tahun untuk wanita dan 21 tahun untuk laki-laki.
Pada usia balita anak akan lebih membutuhkan kesehatan yang harus selalu di pantau, oleh karena itu pemerintah melakukan Pencanangan Posyandu untuk pertama kali oleh kepala Negara Republik Indonesia pada tahun 1986 di Yogyakarta bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional.
Posyandu
Membahas peran penting pada posyandu untuk balita, ada baiknya kita mengetahui dulu tentang pengertian posyandu, Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa. A.A. Gde Muninjaya (2002:169) mengatakan: ”Pelayanan kesehatan terpadu (yandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas.
Tempat pelaksanaan pelayanan program terpadu di balai dusun, balai kelurahan, RW, dan sebagainya disebut dengan Pos pelayanan terpadu (Posyandu)”. Konsep Posyandu berkaitan erat dengan keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud meliputi keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya. (Departemen kesehatan, 1987:10).
Sejak awal tahun 2000 an. pemerintah merevitalisasi Posyandu, dengan menggalakkan kembali program Posyandu demi mengurangi angka gizi buruk di Indonesia. (kenapa disebut revitalisasi Posyandu, karena Posyandu sudah ada sejak tahun 1984, namun kemudian ada yang kondisinya ‘mati’, sehingga perlu direvitalisasi). Seharusnya hal ini mendapat dukungan positif dari masyarakat. Oleh karena itu, para ibu sebaiknya meningkatkan kesadaran dan menyadari betapa pentingnya rutin membawa balita ke Posyandu.
Mengapa posyandu itu memiliki peran penting? Posyandu atau Pos Layanan Terpadu memiliki peran yang sangat penting untuk pengawasan pertumbuhan dan juga perkembangan buah hati, terutama bagi anak yang masih berusia di bawah 3 tahun. Periode pertumbuhan anak pada 3 tahun pertamanya adalah periode emas alias yang paling penting terutama untuk pertumbuhan intelektual, mental, fisik, dan juga pertumbuhan dan perkembangan emosional anak. posyandu juga memiliki peranan yang sangat beragam seperti masalah kesehatan secara umum,gizi, imunisasi, pencegahan dan penanggulangan berbagai penyakit, serta pertumbuhan dan perkembangan balita.
Posyandu atau Pos Layanan Terpadu merupakan sebuah program pemerintah yang berkenaan dengan masalah kesehatan masyarakat, terutama kesehatan ibu dan balita. Program ini bersifat dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat sehingga Posyandu umumnya dilakukan disetiap desa atau kelurahan oleh kader – kader kesehatan desa dengan bimbingan tenaga ahli dari dinas kesehatan atau bidan desa.
Ada berbagai kegiatan yang dijalankan oleh Posyandu. Pengelola atau kader Posyandu umumnya dipilih dari dan oleh masyarakat secara musyawarah. Kader ini setidaknya terdiri dari lima orang. Kader-kader tersebut sebaiknya memiliki motivasi untuk mengabdi pada masyarakat. Untuk pengetahuan seputar medis, petugas Puskesmas juga dapat membantu para kader Posyadu.
Kita tentu berharap agar semua anak memiliki tubuh yang sehat baik sehat jasmani maupun rohani, dengan adanya posyandu ini di harapkan seluruh anak mendapatkan pantauan kesehatan dengan baik, mulai dari memberikan layanan kesehatan anak, imunisasi, pemberian makanan tambahan, dan penyuluhan tentang kesehatan. Dengan adanya posyandu balita, kesehatan keluarga di Indonesia diharap dapat menjadi lebih baik, khususnya untuk memperbaiki gizi dan mencegah stunting (kerdil) pada balita dan anak-anak.