Selasa, 19/07/2022, 07:31:20
Peranan Matematika dalam Meningkatkan Kualitas SDM di Indonesia
Oleh: Ratna Fita Hermalica & Eka Farida Fasha, S.Si.,M.Pd.
--None--

PARA ahli mengatakan bahwa filsafat adalah sumber dari segala ilmu pengetahuan yang ada, namun ada beberapa juga yang mengatakan matematikalah ratunya ilmu dimana dimaksudkan disini bahwa matematika adalah sumber dari ilmu lain. Seperti fisika, kimia, bahkan sampai mencakup bidang manajemen dan ekonomi. Kata matematika sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “mathema” yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”, juga (matematikas) yang diartikan sebagai “suka belajar”.

Dari masa ke masa rata-rata masyarakat atau pelajar Indonesia itu tidak menyukai metematika, karena menurut mereka matematika adalah ilmu yang sukar dipelajari, menakutkan,membosankan dan lain sebagainya. Padahal ilmu matematika ini sangat berguna dan bermanfaat dalam dunia pendidikan maupun kehidupan sehari-hari.
Perlu kita ketahui bersama bahwa rendahnya mutu SDM bangsa Indonesia saat ini adalah akibat rendahnya mutu pendidikan, khususnya matematika. Seperti yang dikatakan oleh Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Ahmad Taufik beliau mengatakan bahwa kualitas SDM Indonesia berlimpah akan tetapi kualitasnya masih rendah. “Dari 90 juta jiwa atau 35 persen penduduk kita berusia 5-24 tahun yang semestinya mengakses atau mengenyam pendidikan. Namun kenyataannya hanya 46 juta yang dapat mengakses pendidikan” ujar pak Taufik.

Disinilah matematika sebagai sumber dari ilmu pengetahuan berperan dalam meningkatkan kualiatas SDM. Tidak hanya dalam dunia pendidikan formal maupun non formal namun juga pada bidang manajemen dan ekonomi. Kemampuan matematika seseorang sangat berpengaruh dalam pola pikir atau perilaku setiap manusia di dalam menjalani kehidupannya, mulai dari mengikuti aturan, menghargai orang lain, mengambil keputusan atau membuat pola dari sesuatu yang sebelumnya tidak berpola seperti yang dikatakan oleh Sujiwo Tejo “Math, finding Harmony in Chaos”.

Sebenarnya banyak faktor yang yang menyebabkan kemampuan matematika masyarakat atau pelajar Indonesia itu masih rendah. Menurut Presiden Asosiasi Guru Matematika Indonesia (AGMI) Drs.Firman Syah Noor, M.Pd berdasarkan hasil penelitian TIMMS yang dilakukan oleh Frederick K.S. Leung pada 2003, ada tiga penyebab utama mengapa indeks literasi matematika siswa di Indonesia sangat rendah, yaitu lemahnya kurikulum di Indonesia, kurang terlatihnya guru-guru di Indonesia, dan kjurangnya dukungan dari lingkungan dan sekolah menjadi penyebab utama peringkat literasi matematika siswa Indonesia berada pada urutan bawah. Sementara itu, dari segi guru, kurangnya kualifikasi pendidikan dianggap menyumbang jebloknya peringkat literasi matematika Indonesia. Faktor lainnya adalah masih minimnya pelatihan dan bimbingan menulis karya ilmiah bagi para guru. Dan kalaupun ada pelatihan, control tentang diseminasi atau apilkasi hasil pelatihan tersebut di kelas pun masih kurang, tutur pak Firman lagi.

Lalu apasih literasi matematika itu? Sebagaimana dikutip dari laporan PISA tahun 2012, literasi matematika adalah kemampuan siswa untuk merumuskan, menggunakan dan menginterpretasi matematika dalam berbagai konteks. Hal ini mencakup penalaran matematika dan penggunaan konsep, prosedur fakta, dan alat matematis dalam menggambarkan atau menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena.

Hal ini membantu siswa atau masyarakat dalam mengenal peran matematika dalam kehidupan , membuat penilaian dan keputusan secara rasional dan logis. Kemampuan literasi matematika ini sangat penting bagi siswa agar dapat menyelesaikan atau memecahkan soal-soal matematika. Seseorang yang memiliki literasi matematis yang baik maka akan mampu menganalisis, bernalar dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keterampilan matematikanya dengan efektif serta mampu memecahkan dan menginterpretasikan penyelesaian matematikanya.

Wells (1987) menyebutkan bahwa terdapat empat tingkatan literasi yaitu : performative, functional, informational, dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan symbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran.

Dari penjelasan-penjelasan tadi dapat kita ketahui bahwa literasi matematika khususnya ini sangat berpengaruh terhadap kualitas SDM di Indonesia. Dewasa ini sekolah sudah banyak mengagendakan kegiatan literasi, ada yang setiap pagi atau seminggu sekali. Itu adalah bentuk tindakan yang tepat guna meningkatkan minat baca bagi siswa maupun tenaga pendidik. Selain daripada itu, dalam dunia pendidikan tenaga pendidik adalah kunci utama dari keberhasilan suatu pendidikan. Lingkungan sekolah yang senantiasa mendukung tumbuh kembang siswa serta keprofesinalan tenaga pendidiklah kunci utama dalam meningkatkan kualitas SDM di dunia pendidikan. Karena, SDM yang bermutu hanya dapat diwujudkan dengan pendidikan ynag bermutu, termasuk di dalamnya adalah penguasaan matematika dan pemahamannya secara holistic. Oleh karenanya masyarakat dan siswa dengan segala keunikan kecerdasan individunya harus memiliki kemampuan literasi dan koneksi matematika yang memadai.

Selanjutnya untuk mengeksplorasi kemampuan komunikasi matematis tulis pada materi bentuk aljabar ditinjau dari self-efficacy. Terdapat penilitian yang dilakukan di SMPI Annuriyah pada semester genap 2021/2022, dimana penelitian ini melibatkan 22 peserta didik kelas VII A di SMPI Annuriyah, 18 peserta didik dinyatakan memiliki kemampuan komunikasi matematis tulis rendah. Namun, sebelumnya apasih komunikasi matematis tulis itu? Komunikasi matematis tulis adalah penyampaian ide matematika berupa tulisan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peserta didik dengan self-efficacy tinggi memiliki kemampuan komunikasi matematis tulis secara maksimal. Peserta didik dengan self-efficacy sedang memiliki kemampuan komunikasi matematis tulis cukup baik karena memuat semua indicator komunikasi matematis tuliscukup maksimal dengan hasil akhir kurang tepat. selanjutnya, peserta didik dengan self-efficacy rendah memiliki kemampuan komunikasi matematis tulis kurang baik karena kurang maksimal dalam memenuhi indikatornya. Peserta didik hanya mampu memenuhi 3 dari 4 indikator komunikasi matematis tulis, serta tidak mampu memahami prosedur penyelesaian dengan benar.

Berdasarkan penelitian tersebut dapat kita ketahui bahwasannya self-efficacy sangat berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis tulis. Dari sini peran guru sebagai tenaga pengajar sangat diperlukan dalam menumbuhkan kepercayaan diri siswa terhadap kemampunnya sendiri. Dengan adanya penelitian komunikasi matematis tulis ini kita dapat mengetahui upaya-upaya apa saja yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas SDM terutama siswa.

Kemudian bagaimana kaitannya kualitas SDM dengan ekonomi dan ilmu matematika? Seperti yang sudah disampaikan diatas bahwa matematika adalah sumber dari segala ilmu pengetahuan tidak terkecuali adalah ekonomi. Perekonomian masyarakat Indonesia sendiri masih tergolong rendah walaupun bangsa ini memiliki kekayaan alam yang begitu melimpah.

Matematika ekonomi pada dasarnya adalah suatu analisa ekonomi yang menggunakan simbol dan memanfaatkan teori matematika dalam perumusan da pemecahan masalah. Matematika ekonomi sendiri dapat diterapkan diberbagai ilmu seperti, makro, mikro, metode kuantitatif, keuangan serta ilmu-ilmu lain ang membutuhkan alat analisis dalam penyelesaiannya. Penerapan matematika ekonomi dan bisnis akan memberikan manfaat besar dalam penyelesaian masalah ekonomi baik untuk ruang mikro dan makro. Matematika ekonomi akan membantu menunjang pertumbuhan perekonomian suatu negara melalui pemecahan suatu masalah ekonomi dan bisnis melalui model matematika, terutama penerapan atau penggunaan fungsi linier.

Pada saat masyrakat mengerti dasar dari ilmu matematika yaitu, penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian secara tidak sadar mereka juga menerapkan ilmu tersebut dalam dunia ekonomi. Seperti transaksi yang terjadi di pasar, menghitung uang, membuat laporan barang masuk dan keluar, dan menghitung jumlah blanjaan. Dan yang lebih pentingnya lagi pada saat masyrakat tahu tentang ilmu matematika dan pandai dalam literasinya, maka mereka tidak akan mudah tertipu, mereka akan lebih percaya diri, dan akan terlihat berkelas. Namun perlu diketahui itu baru mengetahui dasarnya lalu bagaimana jika masyrakat Indonesia mampu memahami literasi matematika, sungguh tidak bisa dibayangkan bukan.

Dapat disimpulkan bahwa peran matematika dalam meningkatkan kualitas SDM di Indonesia sangatlah tinggi, baik itu dari dunia pendidikan maupun ekonominya. Dengan ditingkatkannya kegiatan literasi terutama literasi matematika di dunia pendidikan atau kemasyarakatan maka kualitas SDM Indonesia pasti akan membaik dan semakin maju. Sebagai orang yang melek akan pendidikan haruslah kita senantiasa belajar, berproses, dan menjadi sukses guna menyongsong Indonesia maju dan Indonesia emas 2045.

Selain dari pada peran matematika dalam dinia pendidikan dan ekonomi, matematika juga memiliki peran pada masa pandemi Covid-19 kemarin. Dr. Nuning Nuraini, S.Si., M.Si. , beliau memaparkan bahwa model matematika epidemiologi bermanfaat dalam prediksi pertama kali kasus Covid-19 masuk ke Indonesia, peringatan dini demam berdarah, serta perhitungan laju transmisi, kesembuhan, dan kematian Covid-19. Sudah terbukti bukan bahwa matematika ini sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.

(Ratna Fita Hermalica adalah Mahasiswa Universitas Peradaban Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Jurusan Pendidikan Matematika. Tinggal di Desa Cipetung, Kec. Paguyangan, Brebes. - Eka Farida Fasha, S.Si, M.Pd. adalah Kaprodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Peradaban Bumiayu)

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita