Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr. H. Abdul Fikri Faqih ceramah pada Halal Bihalal di BPB Kementrian Pendidikan Kebudayaan dan Ristek, di Masjid Adz Dzikra Rawamangun, Jakarta. (Foto: dok)
PanturaNews (Jakarta) - Implementasi Halal bi Halal, pelajaranya adalah kesuksesan orang jadi pemimpin bila tingkat literasinya tinggi. Dalam Islam, perintah pertama adalah membaca.
Halal Bihalal juga menjadi ajang saling mengingatkan untuk bersyukur, dan saling memberikan makna serta mengimplementasikanya. Sehingga kita menjadi orang bertaqwa dan orang yang bersyukur.
Hal itu dikatakan Dr. H. Abdul Fikri Faqih saat memberikan ceramahnya pada Halal Bihalal di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPB) Kementrian Pendidikan Kebudayaan dan Ristek, di Masjid Adz Dzikra Rawamangun, Jakarta, Rabu 11 Mei 2022 kemarin.
“Perintah membaca diberikan kepada Nabi Muhammad yang saat itu tidak punya kemampuan membaca. Dari membaca tersebut, maka terjadi peningkatan parameter kemanusiaan moralitas, teknologi dan lain-lain,” ujar Fikri yang juga Wakil Ketua Komisi X DPR RI.
Dikatakan Politisi PKS dari Dapil Jawa Tengah IX (Kota-Kab. Tegal dan Brebes) ini, bahwa membaca adalah bagian dari keimanan, dan sesuai dengan hak-haknya misalnya membaca harus dilakukan terus menerus.
Lebih lanjut menurut Fikri yang didapuk di beberapa tempat sebagai penceramah acara Halal Bihalal, bahwa membaca itu untuk mendapatkan ilmu atau aspek kognisi, karena untuk penguasaan dunia atau akhirat adalah dengan ilmu.
“Ini akan bernilai ibadah dan akan mendapat balasan dari Allah sebagai bentuk apresiasi yang tertinggi,” tutur Fikri.
Selain itu, dalam ceramahnya Fikri menegaskan bahwa manusia untuk saling mengingatkan untuk bersyukur atas segala sesuatu, sebagaimana tujuan puasa adalah untuk menjadikan orang bertaqwa dan orang yang bersyukur.
Karenanya, setelah Ramadhan semua mengucapkan takbir, mengagungkan Allah. Artinya orang yang berhasil puasanya, akan membekas bahwa semua urusan kecil dan yang besar hanya karena Allah.
“Halal Bihalal meski tidak ada dalil sebagai dasar langsung, ternyata sudah mulai ada saat Mangkunegara I atau Radenmas Syahid, Pangeran Samber Nyawa Kraton Solo sebagai upaya internalisasi nilai-nilai Islam dengan mengambil dasar dari Ayat 133 - 136 surat Ali Imron,” urai Fikri.
Kembali tentang konsep Islam dalam peningkatan literasi, Fikri menjelaskan unsur transendensi bahwa pemahaman itu rahmat dari Tuhan. Kita bisa membaca berkali-kali atau hanya sekali paham maka ini ada rahmat. Semua karya karena dari sisi Tuhanya sehingga akan diberikan terus oleh-Nya.
Diingatkan oleh Rasulullah SAW, lanjutnya,bBahwa celakalah orang yang membaca tapi kemudian tidak memahaminya. Maka apa yang dibaca perlu dipikirkan, direnungkan atau diteliti untuk pengembangan dan penyelesaian dimasa yang akan datang.
Sehingga seharusnya bila kita meningatkan tingkat literasi, maka seharusnya akan bisa meningkatkan tingkat Programme for International Student Assessment (PISA) dan Indek Pembangunan Manusia(IPM) bangsa Indonesia.
“Hal yang penting bahwa saat kita saling mengingatkan, ternyata yang bisa mengena adalah dengan ucapan yang lembut, ucapan yang bisa menyentuh hati dan mencerahkan,” tandas Fikri.
Acara Halal Bihalal BPB digelar secara hybrid (offline dan online) ini, dihadiri Sekretaris Dr. M. Hafidz Muchsin, Kepala BPB Prof. E. Aminudin Aziz, MA. PhD, Kepala Balai Bahasa seluruh Indonesia, Kepala BPB periode sebelumnya, Rektor UI yang diwakili dari Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.