Sabtu, 17/07/2021, 21:17:59
Miris! Minat Baca Masyarakat Indonesia Sangat Rendah
Oleh: Aufa Umiyati
--None--

...Alasan paling penting lainnya adalah tingginya kepemilikan gedget...

“BUKU adalah jendela ilmu”. Sepertinya istilah ini tak akan pernah lekang oleh waktu, sekalipun di zaman yang sudah maju ini banyak sekali media baru yang dapat membantu kita mendapatkan ilmu, namun masih banyak orang yang lebih memilih membaca buku cetak ketimbang harus membacanya lewat gedget.

Membacanya lewat gedget, selain dapat merusak mata karena menatap layar ponsel terlalu lama, biasanya pecinta buku akan lebih menikmati waktu mereka membaca buku cetak, karena beberapa orang memiliki kesukaannya masing-masing. Seperti suka menikmati bau buku yang unik, hingga suka mengoleksi kartu pembatas buku.

Nyatanya kebiasaan membaca buku ini tak hanya berefek menambah wawasan, namun juga bisa menjadi obat penangkal stres, meningkatkan daya ingat hingga mencegah penyakit Alzheimer. Melihat banyaknya manfaat baik dari kebiasaan membaca ini, namun siapa sangka kalau ternyata masyarakat Indonesia memiliki minat baca yang sangat rendah.

Menurut UNESCO, Indonesia berada dalam urutan terendah kedua dari 61 negara perihal literasi dunia, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, dan tercatat hanya 0,001% yang artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 diantaranya yang rajin membaca.

Rendahnya minat baca bangsa ini terjadi karena banyak sebab, mulai dari lingkungan sekitar yang tidak mendukung. Misalnya saja lingkungan keluarga yang tak memberdayakan kebisaan membaca sejak kecil, atau bahkan menganggap membeli buku adalah pemborosan uang. Hal ini tentu sangat berakibat pada minimnya kebiasaan membaca.

Sebab lainnya adalah generasi sekarang ini terbiasa dengan sesuatu yang cepat, mudah dan tidak menghargai proses. Hal ini terlihat dari kebiasaan orang yang lebih memilih mencari review, ringkasan dan sinopsis suatu buku dari pada membaca keseluruhan buku yang dirasa tebal dan membosankan.

Alasan paling penting lainnya adalah tingginya kepemilikan gedget. Terbukti dari keseluruhan masyarakat Indonesia, 60 juta diantaranya telah memiliki gedget.

Dan menurut data dari wearesocial per Januari 2017 mengungkapkan, bahwa orang Indonesia dapat menatap layar gedget mereka kurang lebih 9 jam dalam sehari, terbukti dari aktivitas akun twitter orang Indonesia masuk dalam 5 besar negara yang sangat cerewet dalam bersosial media, mengalahkan Tokyo dan New York.

(Aufa Umiyati adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Peradaban Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah)

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita