Sabtu, 27/03/2021, 21:49:34
Sosial Media Sebagai Gaya Hidup Anak Zaman Now
Oleh: Bela Noviana Putri
--None--

...sosial media punya banyak berbagai manfaat, pasti juga menyimpan dampak buruk...

SOSIAL media menjadi peran utama yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari, dan membuatnya semakin tidak lepas dari yang namanya teknologi. Di era sekarang ini, perkembangan teknologi dalam kehidupan masyarakat berkembang pesat yang berdampak pada kemajuan yang luar biasa.

Hal ini terjadi karena peradaban manusia semakin maju yang membuat teknologi juga ikut berkembang, guna menyeimbangkan pola peradaban manusia yang jauh lebih modern.

Setiap perkembangan teknologi, manusia selalu dituntut untuk lebih aktif dalam kehidupan setiap harinya, tentunya gaya hidup pun juga semakin berubah. Kehidupan manusia sekarang ini, tidak lepas dari yang namanya handphone atau smartphone. Sehingga gaya hidup merupakan hal besar yang tidak kalah penting.

Gaya hidup adalah pola perilaku masyarakat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidupnya ini berkaitan erat dengan perkembangan teknologi dan perkembangan zaman. Perubahan gaya hidup masyarakat yang sekarang adalah  mengikuti perkembangan teknologi.

Kalau tidak mengikuti perkembangan bisa dikatakan “ Bukan anak zaman now” atau bisa disebut anak yang kudet (kurang update). Perubahan gaya hidup yang terjadi sekarang ini adalah adanya jaringan internet. Internet bisa digunakan sebagai sarana komunikasi, informasi, edukasi, bisnis, hiburan dan lain sebagainya. Jadi internet mampu menghubungkan komputer diseluruh dunia.

Salah satu kegunaan jaringan internet adalah berkomunikasi. Dengan menggunakan internet sebuah komunikasi antar individu dengan individu, antar kelompok dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan individu dapat terbentuk yang namanya sosial networking  atau sosial media.

Sosial media adalah sebuah media online yang digunakan oleh berjuta-juta orang untuk bersosialisasi satu sama lain. Kemunculan media sosial berkembang pada era globalisasi ini seperti Facebook, Instagram, Twitter, Telegram, Whatsapp, Line dan lain-lain. Sosial media sudah menjadi kebutuhan gaya hidup masyarakat baik di pedesaan maupun perkotaan.

Pengguna Sosial media bukan hanya digunakan untuk orang dewasa saja bahkan dari remaja, orang tua dan anak anak dibawah umur juga banyak yang menggunakannnya. Tetapi yang paling banyak menggunakan sosial media itu adalah remaja.

Contohnya di era sekarang ini sedang marak-maraknya jual beli barang atau jasa kebutuhan remaja di sosial media sehingga menyebabkan kecanduan atau hedonisme seperti yang ada di sosial media tersebut dan berusaha mengikuti tren disaat itu.

Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa sekitar umur 12 sampai 21 tahun. Para remaja mengalami banyak perubahan perilaku dan fisik yang berkaitan dengan sosial media. Dalam kemudahannya untuk mengenal kehidupan dunia luar seperti berinteraksi  anatar individu maupun kelompok.

Ketika menggunakan sosial media pasti ada sisi positif maupun negatifnya, sisi baik dan sisi buruknya. Namun semakin sering menggunakan sosial media menyebabkan pengaruh negatif terhadap remaja terutama sikap individualis, kurangnya kesadaran dengan keadaan dilingkungan sekitar yang diinginkannya dengan secara instan.

Untuk itu, agar tidak terjadi sikap individualis dalam menggunakan sosial media adalah sebagai berikut:

-1. Ketika bertemu dengan orang lain, jangan main handphone atau sosial media:

Ketika bertemu dengan keluarga, sahabat, maupun teman jangan sampai terlalu lama bermain sosial media, karena quality timenya akan semakin sedikit. Hal ini kepekaan terhadap orang sekitar semakin berkurang karena terlalu asik sendiri dengan dunia maya.

Cobalah untuk lebih menghargai mereka untuk menghabiskan waktu bersama ketimbang sama sosial media.

-2. Punya batas waktu untuk melihat caption dan baca:

Ketika men-scroll atau membaca, mendapatkan informasi pilih informasi yang dibutuhkan dan yang dianggap penting jangan meriview atau hal hal yang kurang terlalu penting. Maka dari itu, batasi ketika sedang bermain sosial media misal hanya 15 menit saja jangan sampai berjam-jam.

-3. Habiskan waktu atau fokus yang jauh lebih penting:

Terlalu sering bermain sosial media tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan hal yang lain. Otak manusia membutuhkan waktu 64 detik kembali ke tingkat konsentrasi sebelumnya dan jika dikumpulkan membuat banyak waktu yang terbuang begitu saja.

Maka, cobalah untuk lebih fokus dengan hal yang jauh lebih penting agar lebih  mudah mengontrol dan produktif  dalam kehidupannya.

-4. Mencari hobi baru:

Cobalah mengisi waktu luang untuk mencari hobi baru seperti gali potensi atau skill agar bisa memepelajari dan mencoba sesuatu hal yang sebelumnya tak pernah ada waktu untuk merealisasikannya. Dengan demikian bisa menjaga pikiran dan tangannya jauh dari smartphone yang sekedar eksis di sosial media.

-5. Hindari dampak negatif  dari sosial media:

Sudah tidak heran di era globalisasi ini semua orang yang ada di dunia memiliki akun sosial media ada yang bertujuan untuk berbisnis, mencari teman baru, membangun personal branding, menunjukkan eksistensi diri, dan lain sebagainya. Dengan kehadirannya membuat aktivitas semakin mudah terutama ketika ingin berkomunikasi dengan orang lain. Hindari dampak negatifnya.

Jadi dalam penggunaan sosial media perlu dibatasi agar tidak kecanduan atau syndrome. Memang, sosial media punya banyak berbagai manfaat yang sudah kita nikmati sekarang, pasti juga menyimpan dampak buruk terutama sikap individualis.

Maka, jika tidak dilakukannya dengan baik akan merusak hubungan antar individu maupun dengan kelompok. Untuk itu kembali tergantung pada diri sendiri untuk bijak dalam penggunaan sosial media.

(Bela Noviana Putri adalah Mahasiswi Ilmu Komunikasi Semester 4 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Peradaban Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah)

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita