Minggu, 19/01/2020, 10:51:56
Kurangnya Minat Pada Makanan Tradisional
Oleh: Irgi Setyawan
--None--

DEWASA ini perubahan dalam masyarakat memang semakin meningkat wajar saja karena memang sejatinya masyarakat kurang cukup puas oleh apa yang dimiliki dan apa yang telah ada.

Perubahan yang ada di dalam masyarakat salah satunya juga mempengaruhi juga makanan yang diinginkan oleh masyarakat, keinginan masyarakat yang lebih memilih makanan modern hal ini berakibat makanan tradisional semakin ditinggalkan.

Makanan tradisional memang sudah sepatutnya kita jaga keberadaannya tidak seperti saat ini sangat sulit menemukan makanan tradisional, hanya segelintir orang yang masih menjualnya dan itu juga rata-rata penjualnya sudah lansia. Makanan tradisional merupakan makanan asli Indonesia jangan sampai makanan tradisional hilang begitu saja.

Perubahan zaman globalisasi ini juga mempengaruhi gaya makanan yang diinginkan oleh masyarakat apalagi bagi generasi muda. Generasi muda mungkin merasa makanan modern lebih enak, dan menurutnya lebih keren padahal makanan tradisional tidak kalah dengan makanan modern yang saat ini membuat makanan tradisional semakin ditinggalkan.

Mungkin kita gengsi ketika memakan makanan tradisional karena memang diakui makanan modern lebih menarik dari segi tampilannya dibandingkan makanan tradisional.

Faktor perubahan zaman salah satu faktor yang paling mempengaruhi kurangnya minat pada masyarakat sehingga makanan tradisional semakin hilang, ditambah dengan kemajuan teknologi yang membuat makanan-makanan modern semakin cepat masuk ke Indonesia. Seakan masyarakat tidak peduli terhadap makanan tradisional yang sejak dulu sudah ada, mereka membiarkan makanan modern semakin masuk ke dalam seluruh lapisan masyarakat.

Kita pasti sudah mengetahui banyaknya pulau-pulau yang ada di Indonesia masing-masing pulau pastinya mempunyai makanan khas tradisional yang ada di wilayah tersebut. Misalkan saja pulau Jawa, mulai dari makanan-makanannya dan berbagai jajanannya seperti rawon, gudeg, nasi tumpeng dan jajanan seperti getuk, centil, dan masih banyak lainnya, itu semua memang makanan tradisional khas dari pulau Jawa.

Karena sudah jarangnya yang menyukai makanan tradisional berakibat tidak ada yang menjual makanan tradisional kalau adapun jumlahnya sangat terbatas. Proses pembuatannya makanan tradisional memang bisa disebut lebih sulit dibandingkan dengan makanan-makanan modern.

Oleh karena itu, makanan tradisional biasanya dibuat oleh orang-orang yang sudah lanjut usia, jarang sekali generasi muda yang mampu membuat makanan tradisional. Padahal makanan tradisional sangat sehat dikonsumsi karena menggunakan bahan-bahan yang alami, tidak mengandung pengawet yang sekarang ini sering dipakai.

Ada juga peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan dengan membuat makanan tradisional karena jarangnya penjual yang menjual makanan tradisional hal ini bisa membuka peluang bisnis agar makanan tradisional tetap eksis seperti dahulu, mungkin dengan ditambahkan inovasi-inovasi agar makanan tradisional bisa kembali digemari lagi oleh masyarakat dan generasi muda.

Misalkan, saat ini makanan tradisional menggunakan kemasan-kemasan yang tidak menarik, sehingga tidak menarik konsumen untuk membeli. Nah maka dari itu kita buat supaya lebih menarik misalkan menambah varian rasa, buat kemasan yang lebih menarik sehingga masyarakat yang menjadi konsumen bisa lebih suka terhadap makanan tradisional.

Karena itu, ayolah sebagai masyarakat dan generasi muda lestarikan makanan tradisional dengan kembali menyukai makanan tradisional sehingga makanan tradisional tidak punah.

(Irgi Setyawan adalah Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Peradaban di Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah)

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita