![]() |
![]() |
|
PanturaNews (Jakarta) - Tim Palang Merah Indonesia (PMI) akhirnya berhasil masuk ke Sittwee, dan mendistribusikan bantuan kemanusiaan bagi para korban konflik di Myanmar, Kamis 30 Agustus 2012. Tim PMI berada di Myanmar sejak Sabtu 25 Agustus 2012.
Tim PMI terdiri dari 7 orang yaitu Arifin Muhammad Hadi, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Markas Pusat PMI (Koordinator), Maung Maung Khin, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Palang Merah Myanmar, Ridwan Sobri, staf Divisi Penanggulangan Bencana PMI dan 3 orang wartawan. Mereka masuk ke Sittwee setelah mendapat travel permit dari otoritas Pemerintah Myanmar.
“Setelah berada di Myanmar sejak Sabtu 25 Agustus, akhirnya Kamis kami mendapat izin untuk pergi ke Sittwee. Travel permit ini diberikan oleh otoritas pemerintah Myanmar melalui Palang Merah Myanmar dan KBRI di Yangoon,” kata Arifin M Hadi melalui Pers Release yang dikirim ke PanturaNews, Jumat 31 Agustus 2012 pagi.
Menurutnya, Tim berangkat menggunakan Pesawat Fokker selama 1.5 jam perjalanan, dengan membawa barang bantuan kemanusiaan berupa 500 paket hygiene kit (peralatan kebersihan), 3 ribu selimut, dan 10 ribu sarung.
“Barang bantuan ini dibagi dua. Barang bantuan sebanyak 537 kilogram diangkut dengan pesawat kargo, sedangkan sekitar 7 ton lainnya menggunakan Kapal Laut,” tutur Arifin.
Seperti diketahui, Tim PMI berangkat dari Halim Perdana Kusuma menuju Yangoon Myanmar pada Sabtu 25 Agustus 2012. Misi kemanusiaan ini membawa bantuan untuk didistribusikan ke para korban konflik di wilayah Sittwee.
“Misi ini menjadi penting bagi kami, karena kami dapat mempraktekkan International Disaster Response Law (IDRL) yang memerlukan kemampuan berkomunikasi, koordinasi dan negosiasi dengan pihak-pihak terkait. Kita pun harus mengikuti mekanisme dan prosedur yang berlaku di negara yang baru beranjak menjadi negara yang demokratis ini,” terang Arifin.
Setibanya di Sittwee, PMI bersama dengan Palang Merah Myanmar langsung mendistribusikan bantuan kemanusiaan untuk para korban konflik. “Bantuan palang merah bersifat netral dan tidak berpihak. Oleh karenanya, bantuan ini kami berikan kepada dua belah pihak yang berkonflik,” tegas Arifin.