Harga Telur Menggelinding, Harus Dibentuk Asosiasi
JAY-Riyanto Jayeng
Senin, 17/10/2011, 18:22:16 WIB

Ketua DPP PDI Perjuangan, Ir. Mindo Sianipar, di sela-sela kunjungan ke lokasi ternak itik di Desa Kerta Besuki (Foto: Riyanto Jayeng)

PanturaNews (Tegal) - Harga telur itik yang terus menggelinding hingga Rp 1200 per butir, akibat melimpahnya produksi telur itik sepanjang musim kemarau tahun 2011 menjadi keprihatinan sejumlah kalangan. Salah satu cara jitu mencegah terpuruknya harga telur itik, perlu dibentuk asosiasi peternak itik.

Hal itu disampaikan Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan, Ir. Mindo Sianipar, di sela-sela kunjungan ke lokasi ternak itik asuhan DPP PDI Perjuangan di Desa Kerta Besuki, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin 17 Oktober 2011.

Menurut Mindo Sianipar, dengan membentuk asosiasi peternak itik, maka stabilitas peningkatan harga telur itik dapat terkendali. Pihaknya juga minta kepada pemerintah daerah agar dapat lebih memperhatikan keberadaan pengusaha kecil menengah, khususnya peternak itik yang mampu menghasilkan telur itik dan itik pedaging.

“Untuk itu saya minta kepada seluruh kader PDI Perjuangan agar lebih peduli dengan keberadaan peternah itik, khususnya di wilayah Kabupaten Brebes. Satukan para peternak itik itu dalam satu wadah asosiasi yang didalamnya nanti dapat menyatukan visi peternak itik demi kemajuan bersama,” kata Mindo.

Menanggapi hal itu, salah seorang peternak itik, Mohamad Taufik mengatakan, akan mengumpulkan seluruh kelopok peternak itik yang merupakan kader PDI Perjuangan yang tersebar di wilayah Kecamatan Wanasari, Kecamatan Brebes, Kecamatan Bulakamba dan Kecamatan Tanjung, kesemuanya ada 9 kelompok peternak itik untuk memusyawarahkan wacana asosiasi peternak itik.

“Kami akan menghubungi rekan-rekan sesama peternak itik kader PDI Perjuangan yang tersebar di sejumlah Kecamatan untuk membahas wacana asosiasi. Usulan pembentukan asosiasi itu merupakan usulan cemerlang yang harus segera kami tindak lanjuti,”kata Taufik.

Lebih jauh Taufik mengatakan, dari 5 ribu ekor itik yang diternaknya itu terdapat 3000 ekor itik yang merupakan investasi dari DPP PDI Perjuangan, sedangkan sisanya adalah itik miliknya sendiri. Ribuan itik investasi DPP PDI Perjuangan itu merupakan itik unggulan hasil perkawinan silang itik Mojosari, Mojokerto dengan itik Alabio, Kalimantan Selatan, yang mudah beradaptasi dan tidak mudah stress.

“Saat ini, harga telur itik Rp 1200 per butir. Seharusnya, harga telur itik bisa lebih tinggi, namun karena melimpahnya produksi telur itik dan ditambah tidak adanya barometer baku yang mengontrol fluktuasi harga telur itik, maka harga tidak stabil dan cenderung menggelinding turun,” ujarnya.

Taufik menambahkan, untuk 5000 ekor itik dibutuhkan pakan berupa 7 kwintal ikan, 3 kwintal bekatul dan 1,5 kwintal nasi aking. Sedangkan masa efektif untuk bertelur, adalah itik usia 6 bulan sampai 9 bulan. Diatas usia 9 bulan, itik itu sudah tidak efektif bertelur dan selanjutnya dimanfaatkan sebagai itik pedaging.

”Sejak menjadi anak asuh DPP PDI Perjuangan, kami tidak lagi kesulitan dalam pengadaan bibit, pakan dan pemasaran telur itiknya,” tandasnya.