Tiga Warga Binaan Kasus Terorisme Jalani Ikrar Setia NKRI
.
Selasa, 23/12/2025, 19:16:17 WIB

PanturaNews (Tegal) — Sebanyak tiga warga binaan kasus terorisme menjalani prosesi ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Aula Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (23/12/2025). 

Ketiganya terdiri dari dua warga binaan Lapas Slawi dan satu warga binaan Lapas Brebes.

Prosesi ikrar setia tersebut merupakan bagian dari program deradikalisasi yang dijalankan pemerintah melalui sistem pemasyarakatan. 

Dalam kegiatan itu, para warga binaan membacakan ikrar setia kepada NKRI, mencium bendera Merah Putih, serta menandatangani dokumen ikrar di hadapan para saksi. Kegiatan juga diisi dengan pembacaan Pancasila dan yel-yel “NKRI Harga Mati”.

Kepala Lapas Slawi Edi Kuhen mengatakan, pembinaan narapidana terorisme di Lapas Slawi merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), serta Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kantor Wilayah Jawa Tengah.

“Dua warga binaan terorisme mulai menjalani pembinaan di Lapas Slawi sejak 23 Oktober 2025. Selama mengikuti program pembinaan, mereka menunjukkan sikap kooperatif dan mampu mengikuti seluruh kegiatan dengan baik,” kata Edi.

Menurut Edi, ikrar setia kepada NKRI menjadi salah satu tahapan penting dalam proses pembinaan sekaligus pemenuhan hak-hak warga binaan. 

Apabila dalam pengamatan selanjutnya para warga binaan menunjukkan perilaku yang konsisten dan positif, hak integrasi seperti remisi Hari Raya Idul Fitri maupun peringatan Kemerdekaan 17 Agustus dapat dipertimbangkan.

Program deradikalisasi di Lapas Slawi meliputi pembinaan kerohanian bekerja sama dengan Kementerian Agama dan sejumlah yayasan sosial, pembinaan wawasan kebangsaan dan bela negara, serta pembinaan fisik melalui kegiatan olahraga. 

Seluruh proses pembinaan tersebut juga dipantau oleh BNPT dan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.

“Setelah ikrar setia, ketiga warga binaan masih menjalani pembinaan lanjutan di Lapas Slawi. Fase ini menjadi tahapan dengan pengawasan yang lebih intensif sebelum nantinya dibaurkan dengan warga binaan lainnya,” ujar Edi.

Sementara itu, salah satu warga binaan berinisial IS (54) mengaku terharu setelah menjalani prosesi ikrar setia kepada NKRI. 

Ia menilai pembinaan yang dijalaninya selama di dalam lapas memberikan dampak positif terhadap perubahan pandangan dan sikap hidupnya.

“Saya merasakan bahwa apa yang saya jalani di sini untuk kebaikan saya sendiri. NKRI membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik,” ujarnya.

IS mengungkapkan bahwa dirinya pernah terlibat sebagai simpatisan jaringan Jama’ah Ansharut Daulah (JAD) di wilayah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. 

Ia menegaskan tidak memiliki peran struktural dalam jaringan tersebut dan hanya mengikuti kegiatan pengajian dengan pemahaman yang menyimpang.

Kini, setelah menyatakan ikrar setia kepada NKRI, IS mengaku bertekad menjalani kehidupan yang lebih baik dan kembali menjadi bagian dari masyarakat.

“Ini menjadi titik balik bagi saya untuk memperbaiki diri, keluarga, dan berkontribusi bagi bangsa,” katanya.