Tidak Ada Spanduk, Tidak Ada Seremonial. Syukuran Kecil untuk Karya Besar Penerjemah Al-Quran
LAPORAN IWANG NIRWANA
Kamis, 13/11/2025, 00:37:05 WIB
Tim Penerjemah Al-Qur’an ke dalam bahasa Tegal syukuran dengan makan di warung sate kecil di tikungan SMA 1 Tegal. (Foto: Dok/Iwang)

WARUNG sate di tikungan depan SMA Negeri 1 Kota Tegal siang itu tampak biasa saja -kursi berjejer, asap panggangan naik pelan- tapi para pengunjung yang duduk di bagian tengah warung bukanlah rombongan biasa.

H.M. Abdullah Munir menggelar acara syukuran sederhana. Tidak ada spanduk, tidak ada seremonial, hanya makan siang hangat sebagai ungkapan rasa bangga atas kerja keras Tim Penerjemah Al-Qur’an ke dalam bahasa Tegal.

Bagi Munir, pekerjaan mereka bukan sekadar memindahkan teks. Ini adalah perjuangan budaya, perjuangan religius, dan bukti bahwa masyarakat Tegal juga bisa melahirkan karya ilmiah yang rapi, terukur, dan serius.

Saat piring-piring mulai tersaji, Munir berdiri dan menyampaikan rasa harunya kepada para penerjemah.

“Saya benar-benar terharu,” ucap Munir dengan suara bergetar.

“Kalian bekerja tanpa memandang cuaca, siang, atau malam. Ini adalah karya bersejarah untuk masyarakat Tegal. Alihwacan Al-Qur’an ini penting. Orang Tegal berhak memahami Al-Qur’an dengan bahasa daerahnya sendiri.”

Para penerjemah tersenyum. Beberapa mengangguk pelan. Suasana makan siang itu bukan hanya jamuan, tetapi tanda penghargaan.

Wajah Munir tampak cerah. Ia mengaku tidak menyangka pekerjaan besar ini bisa berjalan cepat dan tertib.

“Saya berterima kasih. Kalian sudah membuktikan bahwa wong Tegal bisa kerja ilmiah dan rapi. Semoga Desember benar-benar rampung, sesuai target.”

Penerjemahan Al-Qur’an ke bahasa Tegal dimulai pada Agustus 2025 dan terus berjalan hingga hari ini. Menurut Ketua Tim Penerjemah, Drs. H. Muharso Kasmui, SH, MM, target penyelesaian jatuh pada Desember 2025.

“Kami hanya mengalihwacan terjemahan Al-Qur’an terbitan Kemenag RI tahun 2019. Jadi bukan menafsirkan ulang, tetapi mengalihwacan dari terjemahan Bahasa Indonesia ke Bahasa Tegal,” jelas Muharso.

Sebagai Wakil Ketua IPHI, Munir selalu memantau langsung prosesnya di Gedung Arofah, Jalan Wisanggeni 2 Nomor 2, Kota Tegal, bahkan ketika ia sedang berada di luar Jawa.

Adapun tim penerjemah terdiri dari Ketua: Drs. H. Muharso Kasmui, SH, MM,  Anggota: H. Rosyid Rido, H. Sipon Junaedi, H. Yono Daryono, Lanang Setiawan, H. Atmo Tan Sidik dan notulen: Joko Riyanto.

Rabu, 12 November 2025, H. Munir mengajak seluruh anggota tim makan siang bersama. Sederhana, hangat, tetapi sarat makna.

Siang itu, di sebuah warung sate kecil di tikungan SMA 1 Tegal, sejarah sedang ditulis. Bukan dengan pena emas atau acara megah melainkan oleh kerja sunyi para penerjemah yang percaya bahwa bahasa daerah pun punya kehormatan di hadapan kitab suci.