![]() |
|
|
BUDAYA literasi merupakan salah satu aspek penting yang harus ditanamkan sejak dini dalam dunia pendidikan, terutama di jenjang sekolah dasar.
Literasi tidak hanya sebatas kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga mencakup kemampuan memahami, menganalisis, dan mengaplikasikan informasi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks pendidikan dasar, kemampuan membaca menjadi fondasi utama bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis serta memperluas wawasan mereka terhadap dunia.

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa minat baca siswa sekolah dasar masih tergolong rendah. Banyak faktor yang mempengaruhinya, di antaranya keterbatasan fasilitas membaca, kurangnya variasi bacaan yang menarik, serta lingkungan belajar yang belum sepenuhnya mendukung kegiatan literasi.
Siswa lebih banyak terpapar oleh gawai dan hiburan digital daripada kegiatan membaca buku. Kondisi inilah yang menjadi perhatian utama mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Peradaban (UP) Kabupaten Brebes yang melaksanakan kegiatan di SD Negeri Pruwatan 03, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes.
Sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap peningkatan budaya literasi di sekolah dasar, para mahasiswa PPL berinisiatif menciptakan Program Pojok Baca. Program ini diharapkan mampu menjadi wadah yang menyenangkan bagi siswa untuk membaca secara mandiri, sekaligus menumbuhkan kebiasaan membaca yang berkelanjutan dalam lingkungan sekolah.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk:
-1.Meningkatkan minat baca siswa melalui penyediaan ruang membaca yang menarik dan nyaman. -2.Membangun lingkungan kelas yang literatif sehingga kegiatan membaca menjadi bagian dari rutinitas harian siswa.
-3.Menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian siswa terhadap buku dan lingkungan belajar mereka. -4.Mendukung pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Kegiatan pembuatan Pojok Baca dilaksanakan secara bertahap mulai tanggal 22 September 2025 hingga 8 Oktober 2025, dengan melibatkan seluruh mahasiswa PPL di bawah bimbingan guru dan kepala sekolah. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi beberapa tahap berikut:
-1.Perencanaan dan Persiapan: Tahap awal dimulai dengan diskusi antara mahasiswa PPL, guru, dan pihak sekolah untuk menentukan konsep pojok baca yang sesuai dengan kondisi kelas. Kegiatan ini mencakup:
-Pengumpulan ide dan inspirasi desain pojok baca yang menarik bagi siswa SD. -Pengukuran ruang di kelas untuk menentukan lokasi strategis penempatan pojok baca. -Pembuatan daftar kebutuhan alat dan bahan seperti rak buku, hiasan dinding, karpet, serta bahan dekoratif lainnya. -Koordinasi dengan guru kelas untuk menentukan jenis buku yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan minat siswa.
Tahap persiapan ini menjadi pondasi penting karena desain yang menarik dan suasana yang nyaman sangat mempengaruhi minat siswa untuk berkunjung dan membaca.
-2.Pelaksanaan: Setelah semua bahan dan perlengkapan siap, mahasiswa mulai membuat dan menata pojok baca di kelas. Proses pelaksanaan dilakukan secara gotong royong dengan melibatkan siswa dan guru agar tercipta rasa memiliki terhadap pojok baca tersebut.

Buku-buku yang digunakan berasal dari koleksi perpustakaan sekolah, buku donasi, serta beberapa buku tambahan yang dibeli secara mandiri oleh mahasiswa PPL.
Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pembuatan fisik pojok baca, tetapi juga pada pengenalan literasi kepada siswa. Mahasiswa mengadakan kegiatan seperti membaca bersama, bercerita (storytelling), dan lomba membaca cepat untuk menumbuhkan antusiasme siswa terhadap kegiatan literasi.
-3.Dekorasi dan Penataan: Agar pojok baca lebih menarik, area tersebut dihias dengan warna-warna cerah dan elemen dekoratif yang disukai anak-anak seperti gambar kartun, karakter hewan, dan kutipan motivasi tentang membaca. Selain itu, mahasiswa juga menambahkan papan bertuliskan “Sudut Baca Ceria” untuk menambah daya tarik visual.
Penataan buku dilakukan berdasarkan kategori misalnya buku cerita anak, buku pengetahuan umum, buku bergambar, serta komik edukatif. Hal ini memudahkan siswa dalam memilih bacaan sesuai dengan minat dan tingkat kemampuannya.
Setelah pojok baca selesai dibuat dan diresmikan, terlihat adanya perubahan yang cukup signifikan dalam perilaku siswa. Mereka mulai menunjukkan antusiasme tinggi terhadap kegiatan membaca. Pada saat jam istirahat, siswa sering berkumpul di area pojok baca untuk membaca bersama teman-teman mereka. Bahkan, beberapa siswa membawa buku sendiri dari rumah untuk ditambahkan sementara ke koleksi pojok baca.
Guru kelas juga melaporkan adanya peningkatan konsentrasi dan semangat belajar siswa setelah kegiatan membaca rutin diterapkan. Pojok baca menjadi tempat favorit di kelas, tidak hanya sebagai tempat membaca, tetapi juga sebagai area refleksi dan belajar yang menyenangkan.
Selain peningkatan minat baca, pojok baca juga menumbuhkan nilai-nilai karakter positif seperti tanggung jawab, disiplin, dan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Siswa belajar menjaga kerapian rak buku, tidak merobek halaman, dan mengembalikan buku ke tempat semula. Sikap ini menunjukkan bahwa literasi bukan hanya tentang membaca teks, tetapi juga membentuk karakter dan kebiasaan positif.
Keberhasilan program ini tidak lepas dari dukungan penuh pihak sekolah, terutama para guru yang terlibat langsung dalam perencanaan dan pengawasan kegiatan. Guru membantu dalam proses penataan, memberikan saran pemilihan bacaan yang sesuai, serta melanjutkan kegiatan membaca rutin setelah pojok baca digunakan.
Kepala sekolah SDN Pruwatan 03 juga memberikan apresiasi terhadap inisiatif mahasiswa PPL yang dianggap mampu menginspirasi perubahan positif di lingkungan sekolah. Dukungan dari pihak sekolah menjadi faktor utama keberlanjutan program ini.
Bagi mahasiswa PPL, kegiatan ini memberikan pengalaman berharga dalam memahami pentingnya literasi di tingkat sekolah dasar. Melalui kegiatan nyata di lapangan, mahasiswa belajar bahwa membangun minat baca anak memerlukan kreativitas, kesabaran, serta pendekatan yang menyenangkan. Pojok baca bukan hanya tentang menata buku di sudut ruangan, tetapi tentang membangun ekosistem literasi yang hidup di dalam kelas.
Program Pojok Baca di SDN Pruwatan 03 yang dilaksanakan oleh mahasiswa PPL Universitas Peradaban Bumiayu terbukti memberikan dampak positif dalam meningkatkan minat baca siswa dan memperkuat budaya literasi di lingkungan sekolah dasar. Pojok baca tidak hanya memperindah ruang kelas, tetapi juga menjadi simbol semangat belajar dan rasa ingin tahu siswa terhadap dunia pengetahuan.
Diharapkan, program ini dapat terus dikembangkan secara berkelanjutan oleh pihak sekolah dengan menambah koleksi buku dan mengadakan kegiatan literasi rutin seperti hari membaca, pojok dongeng, atau lomba resensi buku. Dengan sinergi antara guru, siswa, dan masyarakat sekolah, pojok baca dapat menjadi langkah kecil yang membawa perubahan besar dalam pembentukan generasi literat dan berkarakter.
Tim Mahasiswa PPL Universitas Peradaban (UP) Kabupaten Brbes di SDN Pruwatan 03:
Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD): Aira Septia Ricky, Andreana Purnama Ramadhan, Dinda Novani, Isma Ayu Rahmawati, Lina Haerun Nisa, Piara Damar Milanis.
