Kisah Haru Santri Ponpes Al Khoziny Selamat dari Reruntuhan, Tetap Salat dengan Gerakan Mata
.
Jumat, 03/10/2025, 18:27:47 WIB
Dok. Istimewa, Tim Rescue DPKP

PanturaNews (Sidoarjo) – Tragedi ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, menyisakan cerita haru sekaligus menggetarkan hati. 

Dua santri yang berhasil selamat, Syailendra Haical (13) dan Alfatih Cakra Buana (14), berbagi pengalaman saat terjebak di bawah reruntuhan bangunan.

Haical bercerita, dirinya tetap berusaha menjalankan salat lima waktu meski tak bisa bergerak bebas. 

“Saya salat dengan gerakan mata, seperti yang diajarkan orang tua,” katanya. Bahkan, ia sempat membangunkan temannya di sela-sela puing. “Ayo salat, ayo salat,” ucapnya, Jumat 3 Oktober 2025.

Namun, saat Subuh tiba, sahutannya tak berbalas. Ia pun sadar temannya sudah berpulang.

Kisah lain datang dari Alfatih. Santri berusia 14 tahun itu selamat setelah tiga hari terjebak. 

Selama di bawah reruntuhan, ia sempat tertidur lama hingga akhirnya ditemukan tim evakuasi. Hal pertama yang ia minta setelah ditolong pun bikin haru: “Saya ingin minum es.”

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang menjenguk para korban di RSUD Notopuro, Kamis (2/10), mengaku terenyuh mendengar cerita para santri. 

“Kekuatan doa mereka sungguh luar biasa,” ujarnya.

Hingga kini, tercatat ada 108 korban dalam insiden tersebut, dengan 103 selamat, 5 meninggal dunia, dan 59 santri lainnya masih tertimbun tanpa tanda kehidupan.