Imbas Ancaman Bom Saudia Airlines, Pemulangan Jemaah Haji Kloter Tegal Tertunda
LAPORAN TIM PANTURANEWS
Kamis, 19/06/2025, 16:22:37 WIB

PanturaNews (Solo) – Ancaman bom di pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SI-576 pada Rabu (18/6) mengacaukan jadwal penerbangan haji lintas embarkasi. 

Salah satu yang terdampak adalah kloter 16 asal Kabupaten Tegal yang sejatinya tiba di Tanah Air pada Selasa (17/6).

Pesawat Garuda Indonesia GA 6416 yang membawa 360 jemaah harus mengalami keterlambatan lebih dari satu jam akibat efek domino dari pendaratan darurat pesawat Saudia di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara. 

Gangguan tersebut menghambat rotasi armada dan jadwal operasional penerbangan haji lainnya.

"Seharusnya mendarat pukul 14.30 WIB, tapi baru tiba di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali pukul 15.56 WIB," ujar Kepala Subbagian Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Solo, Gentur Rachma Indriadi, Kamis (19/6).

Gentur menjelaskan bahwa kendati keterlambatan itu tak sampai menimbulkan kepanikan, namun sempat menimbulkan kekhawatiran dari pihak keluarga jemaah di daerah. 

"Kami langsung menjelaskan kepada keluarga soal kondisi force majeure ini, dan memastikan jemaah tetap dalam kondisi baik," katanya.

Pemulangan jemaah haji dari Embarkasi Solo hingga saat ini telah mencapai 15 kloter dengan jumlah total 5.389 orang. 

Namun, angka duka tetap mencuat, dimana sebanyak 35 jemaah wafat di Tanah Suci, dan 150 lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit Mekkah, Mina, dan Madinah. Tiga orang dirawat di Indonesia.

"Pemantauan kesehatan jemaah tetap jadi prioritas, khususnya bagi mereka yang belum bisa dipulangkan," ujar Gentur. 

Ia juga memastikan bahwa sejak Bandara Kualanamu kembali beroperasi normal pada Rabu siang, rotasi penerbangan mulai berjalan lancar.

Insiden bom palsu di tubuh maskapai internasional semestinya menjadi alarm keras bagi otoritas penerbangan dan pengamanan bandara. Evaluasi terhadap sistem deteksi dini, simulasi darurat, dan mitigasi risiko perlu segera diperkuat.

Di tengah krusialnya arus balik jemaah haji yang melibatkan ratusan ribu warga negara, pemerintah dan aparat keamanan diminta tidak abai. Pemulangan haji bukan sekadar logistik, tapi juga persoalan keselamatan, kepercayaan publik, dan tanggung jawab negara.