Efektivitas Sistem Pembelajaran Hybrid di Kampus. Apa Itu Hybrid Learning?
.
Jumat, 24/01/2025, 08:40:12 WIB

HYBRID learning merupakan pembelajaran dengan sistem daring yang dikombinasikan dengan luring atau PTM (Pembelajaran Tatap Muka), sehingga menghasilkan interaksi dan partisipasi yang lebih maksimal dibandingkan hanya daring saja.

Pembelajaran hybrid/ Hybrid learning terdiri dari kata hybrid (kombinasi/ campuran) dan learning (belajar) yang mengacu kepada kombinasi pola pembelajaran, atau pembelajaran campuran antara pembelajaran langsung di kelas/ face to face dengan pembelajaran online yang kemudian membentuk pendekatan pembelajaran terintegrasi.

Alasan kehadiran sistem ini ialah karena PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dinyatakan kurang efektif apabila dilaksanakan dalam jangka panjang. Demikian berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa PJJ memanen banyak keluhan lantaran persiapannya yang dinilai kurang memadai serta menghadirkan ketidakefisienan yang berdampak pada psikososial mahasiswa.

Pembelajaran hybrid di kampus, yang menggabungkan metode pembelajaran tatap muka dan daring, telah muncul sebagai solusi yang menawarkan fleksibilitas dan aksesibilitas lebih luas bagi mahasiswa. Terutama setelah pandemi COVID-19 yang memaksa banyak institusi pendidikan untuk beradaptasi dengan pembelajaran daring, model ini semakin banyak diadopsi. Namun, meskipun memiliki banyak kelebihan, efektivitas pembelajaran hybrid di kampus masih perlu dievaluasi dengan mempertimbangkan berbagai faktor.

Pembelajaran hybrid saat ini menjadi pembelajaran yang paling memungkinkan untuk dilaksanakan pasca pandemi covid 19. Setelah pandemi Covid 19, pembelajaran di jenjang perguruan tinggi saat ini dilaksanakan dengan pembelajaran secara hybrid/ hybrid learning.

Sejak dikeluarkannya surat keputusan bersama (SKB) 4 Menteri, penyelenggaraan pembelajaran diatur lebih fleksibel dan diberlakukan Pertemuan Tatap Muka (PTM) dengan tetap memperhatikan pembatasan protokol kesehatan (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan et al., 2021). Dengan diberlakukannya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas maka pembelajaran hybrid dapat dilaksanakan.

Yang menjadi kelebihan system hybrid adalah adalah fleksibilitas. Sehingga Mahasiswa dapat memilih untuk mengikuti kelas secara langsung di kampus atau mengakses materi kuliah secara online, tergantung pada preferensi atau kondisi mereka. Ini sangat membantu, terutama bagi mahasiswa yang memiliki jadwal padat atau mereka yang tinggal jauh dari kampus.

Selain itu, sistem hybrid memungkinkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan pengalaman belajar. Mahasiswa dapat mengakses materi kuliah, rekaman video, dan diskusi kelompok secara online, yang dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi. Dosen juga dapat memanfaatkan berbagai platform digital untuk memberikan materi tambahan, kuis interaktif, atau forum diskusi yang memuat lebih banyak anggota.

Namun perlu diingat juga bahwa pembelajaran hybrid masih banyak yang perlu diperhatikan agar proses pembelajaran lebih efektif dan efisien. Salah satunya masih ditemukan jadwal daring yang bentrok, penggunaan kuota lebih, kegiatan zoom dimalam hari. Hal ini kadang membuat mahasiswa mengamali kesulitan.

Sebagai contoh waktu perkuliahan dijam 10.00 dan ada perkuliahan daring jam 15.00, kasus seperti ini kadang membuat mahasiswa menunggu dikampus karena untuk  menghemat biaya trasportasi dan kuota. Serta ditemukan juga beberapa kendala jaringan, flasform yang digunakan, sehingga kegiatan belajar mengajar jadi terganggu.

Selain itu, keberhasilan sistem hybrid juga sangat bergantung pada kemampuan dosen dalam mengelola kedua mode pembelajaran (tatap muka dan daring) secara efektif. Dosen perlu memiliki keterampilan dalam menggunakan teknologi pembelajaran dan menciptakan pengalaman belajar yang interaktif baik di ruang kelas fisik maupun virtual.

Tanpa keterampilan tersebut, mahasiswa mungkin merasa kurang terlibat atau tidak mendapatkan pengalaman belajar yang optimal. Karena pada kenyataanya ketika zoom ditemukan beberapa mahasiswa yang tidak aktif atau kurang terlibat dalam forum diskusi atau presentasi, bahkan mungkin hanya sekedar mendengarkan saja, hal seperti ini harus menjadi pertimbangan pihak kampus untuk memastikan efektivitasnya, perlu ada perhatian serius terhadap pengembangan infrastruktur teknologi, pelatihan dosen, dan upaya untuk mengurangi kesenjangan akses di antara mahasiswa.

Bagi seorang mahasiswa yang mengikuti sistem pembelajaran hybrid, ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar dapat mengoptimalkan pengalaman belajar dan mencapai kesuksesan dalam pembelajaran. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh mahasiswa dalam sistem hybrid:

-Mengelola Waktu dengan baik, Memastikan Akses ke Teknologi yang Memadai, Aktif dalam Diskusi dan Komunikasi, Jaga Komunikasi dengan Dosen, Menjaga Keterlibatan di Kelas Daring, Mengatur Belajar Mandiri, Menghadiri Kelas Tatap Muka Secara Aktif, Mengembangkan Keterampilan Digital, Evaluasi dan Refleksi Diri.

Dengan mempraktikkan langkah-langkah di atas, mahasiswa dapat lebih efektif mengikuti sistem pembelajaran hybrid dan memaksimalkan hasil yang diperoleh dari kedua mode pembelajaran, baik daring maupun tatap muka.

Selain itu juga kesiapan kampus dalam menerapkan pembelajaran hybrid tidak hanya bergantung pada aspek teknologi, tetapi juga pada kesiapan institusi dalam menyediakan dukungan untuk mahasiswa dan dosen, baik secara teknis maupun akademis.

Dengan infrastruktur yang memadai, pelatihan yang tepat, dan kebijakan yang mendukung, kampus dapat menciptakan lingkungan belajar yang optimal bagi mahasiswa dan dosen dalam sistem hybrid.

(Andika Khikmal Maulana adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Peradaban (UP) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah)