Warisan Budaya Pantura Bergaung di Festival Hari Jadi ke-347 Brebes
LAPORAN TAKWO HERIYANTO
Senin, 20/01/2025, 19:24:29 WIB

PanturaNews (Brebes) - Malam Minggu, 19 Januari 2025, menjadi saksi semaraknya Kabupaten Brebes merayakan Hari Jadinya yang ke-347. 

Di tengah gemerlap lampu dan riuh suara gamelan, Festival Budaya Pantura digelar cukup meriah. Parade Burok dan Sisingaan yang berlangsung dari Islamic Centre hingga Kantor Pemerintahan Terpadu (KPT) bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga simbol cinta masyarakat Brebes terhadap warisan budayanya.

Festival ini diawali dengan tarian selamat datang yang memikat perhatian ribuan pengunjung.

Dari atas panggung utama, Pj. Bupati Brebes, Djoko Gunawan, menyampaikan pesan.

“Melalui Festival Budaya Pantura ini, kita ingin nguri-uri (melestarikan) kesenian burok dan sisingaan agar tetap hidup dan diwariskan kepada generasi muda,” ucapnya.

Semarak Tradisi yang Hidup

Sebanyak 12 grup kesenian burok tampil berwarna, mengenakan kostum megah dengan hiasan kepala singa dan pernak-pernik khas Pantura. 

Tak hanya burok, pawai ini juga diramaikan oleh marching band, Batik Carnival, hingga pawai gunungan hasil bumi. Masing-masing grup menampilkan atraksi unik yang membuat penonton berdecak kagum.

Parade burok tidak hanya soal tarian. Ini adalah upaya nyata masyarakat untuk menghidupkan kembali kisah-kisah tradisional melalui seni. Setiap gerakan penari, setiap tabuhan kendang, membawa pesan tentang perjuangan, persatuan, dan kebanggaan atas identitas lokal.

“Ini pertama kalinya saya melihat parade burok langsung. Rasanya bangga sekali melihat budaya kita diangkat seperti ini,” kata Nia, salah satu penonton yang datang bersama keluarganya dari Losari.

Selebrasi yang Tak Terlupakan

Puncak festival adalah pengumuman pemenang parade burok dan sisingaan. Sorak sorai pecah ketika grup Singa Dangdut Aji Putra dari Prapag Kidul Losari diumumkan sebagai juara pertama. Diikuti oleh grup Haikal Nada dari Losari dan Rozeta dari Kedungneng sebagai juara kedua dan ketiga.

Kesenangan tak hanya milik para peserta. Masyarakat Brebes pun larut dalam semangat kebersamaan. Suasana malam itu tak ubahnya pesta rakyat yang menguatkan rasa memiliki terhadap tradisi.

Harapan untuk Masa Depan

Festival Budaya Pantura bukan hanya perayaan tahunan, tetapi juga langkah nyata untuk mempromosikan seni tradisional Brebes ke generasi muda. 

“Kami berharap acara ini bisa terus menjadi agenda tahunan yang lebih besar lagi,” ujar Djoko menutup acara.

Dan malam itu, ketika burok terakhir meninggalkan panggung utama, yang tertinggal di hati masyarakat adalah kebanggaan akan kekayaan budaya Brebes yang tak lekang oleh waktu.