Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar Mewujudkan Pendidikan Berkarakter Pancasila
.
Kamis, 14/11/2024, 13:09:14 WIB

KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi resmi menerapkan kurikulum merdeka pada tahun ajaran 2022/2023 di sekolah-sekolah di Indonesia. Penerapan tersebut di dasarkan atas surat keputusan Menteri Pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang pedoman penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran (Menteri Pendidikan, 2022).

Kurikulum merdeka sebagai kurikulum alternatif mengatasi kemunduran belajar selama masa pandemi yang memberikan kebebasan “merdeka belajar” pada pelaksana pembelajaran yaitu guru dan kepala sekolah dalam Menyusun, melaksanakan proses pembelajaran dan mengembangkan kurikulum di sekolah memperhatikan pada kebutuhan dan potensi siswa (Rahmadayanti & Hartoyo, 2022).

Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah dasar merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini dirancang untuk menghasilkan profil pelajar yang memiliki akhlak mulia, berkebhinekaan global, berpikir kritis, gotong royong, mandiri, dan kreatif. Namun, keberhasilan implementasi kurikulum ini sangat bergantung pada peran guru sebagai ujung tombak pelaksana di lapangan.

Pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan seiring perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Salah satu pembaruan penting yang saat ini sedang diterapkan adalah Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini berfokus pada pengembangan karakter, pemikiran kritis, dan keterampilan abad ke-21 bagi siswa. Di Sekolah Dasar (SD), Kurikulum Merdeka hadir sebagai respons terhadap tuntutan global dan untuk mengatasi tantangan pendidikan di Indonesia yang beragam.

Kurikulum Merdeka membawa beberapa perubahan dalam pendekatan pembelajaran, penilaian, dan pembentukan lingkungan belajar yang lebih inklusif. Dengan adanya kebijakan implementasi ini, diharapkan para siswa di tingkat dasar bisa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan relevan.

Tujuan Kebijakan Implementasi Kurikulum Merdeka: Tujuan dari implementasi Kurikulum Merdeka di SD adalah untuk memberikan ruang lebih bagi siswa dan guru dalam mengekspresikan diri, mengembangkan potensi, serta berfokus pada proses pembelajaran yang tidak hanya mengejar nilai akademis. Beberapa tujuan utamanya antara lain:

-1. Mendorong Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa: Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning). Hal ini berarti guru bukan satu-satunya sumber informasi, tetapi lebih sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan mandiri.

-2. Pengembangan Keterampilan Hidup: Kurikulum Merdeka mengarahkan siswa untuk mengembangkan keterampilan hidup (life skills) yang esensial, seperti kerja sama, komunikasi, dan penyelesaian masalah. Keterampilan ini diharapkan dapat membantu siswa menghadapi tantangan di luar lingkungan sekolah.

-3. Mengurangi Beban Kurikulum yang Berlebihan: Salah satu kritik terhadap kurikulum sebelumnya adalah terlalu banyaknya materi yang harus diselesaikan dalam waktu singkat. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan dalam penyampaian materi, sehingga guru dapat lebih fokus pada kualitas pemahaman siswa daripada kuantitas.

-4. Mendukung Kemandirian Guru dalam Pembelajaran: Guru diberikan kebebasan dalam memilih metode dan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa serta situasi sekolah masing-masing. Kebijakan ini diharapkan meningkatkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengajar.

Prinsip-Prinsip Dasar dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di SD: Dalam pelaksanaannya, Kurikulum Merdeka di SD didasarkan pada beberapa prinsip utama yang menjadi pedoman bagi guru dan sekolah, yaitu:

-1. Fleksibilitas: Kurikulum ini memberikan fleksibilitas bagi guru dalam merancang kegiatan belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Artinya, guru dapat menyesuaikan materi dan pendekatan pembelajaran berdasarkan tingkat kemampuan dan minat siswa.

-2. Kontekstualisasi Pembelajaran: Siswa diajak untuk belajar melalui pengalaman langsung yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Ini dapat berupa kegiatan praktik, proyek, atau pembelajaran berbasis lingkungan. Dengan pendekatan kontekstual, siswa lebih mudah memahami materi dan menemukan keterkaitan antara teori dan praktik.

-3. Pendidikan Karakter dan Profil Pelajar Pancasila: Kurikulum Merdeka bertujuan membentuk pelajar yang memiliki karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong-royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

-4. Pengembangan Literasi dan Numerasi: Di jenjang SD, penekanan pada literasi dan numerasi menjadi fokus utama. Literasi tidak hanya mencakup kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga literasi digital dan literasi informasi. Numerasi juga mencakup kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah menggunakan konsep matematika.

Tantangan Implementasi Kurikulum Merdeka di SD: Meski membawa banyak perubahan positif, implementasi Kurikulum Merdeka di SD tidak tanpa tantangan. Beberapa tantangan yang dihadapi di antaranya:

-1. Kesiapan Guru dan Tenaga Pendidik: Guru perlu dibekali dengan pelatihan intensif untuk menguasai Kurikulum Merdeka dan menerapkannya dengan efektif. Ini termasuk pelatihan dalam hal metode pembelajaran, penggunaan teknologi, dan pengembangan karakter siswa.

-2. Perbedaan Sumber Daya di Sekolah: Tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang memadai, seperti akses internet dan alat pembelajaran yang modern. Sekolah-sekolah di daerah terpencil mungkin menghadapi kesulitan dalam menyediakan sarana yang dibutuhkan untuk menerapkan kurikulum ini.

-3. Penyesuaian Sistem Penilaian: Penilaian dalam Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada proses pembelajaran dan perkembangan kompetensi siswa secara keseluruhan. Ini membutuhkan sistem penilaian yang lebih fleksibel dan beragam dibandingkan penilaian akademis konvensional.

-4. Partisipasi Orang Tua dan Komunitas: Peran orang tua dan komunitas sangat penting dalam mendukung pembelajaran. Orang tua harus diberi pemahaman mengenai perubahan ini agar dapat berpartisipasi aktif dalam proses belajar anak-anaknya.

Kesimpulan: Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar adalah langkah progresif dalam pendidikan Indonesia yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi siswa. Melalui pendekatan yang lebih fleksibel, kontekstual, dan berpusat pada siswa, kurikulum ini diharapkan dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan mampu bersaing di dunia global.

Agar implementasi Kurikulum Merdeka berjalan lancar, dukungan dari semua pihak guru, sekolah, pemerintah, orang tua, dan Masyarakat sangat dibutuhkan. Hanya dengan kerja sama yang baik, kurikulum ini bisa mencapai tujuannya, yaitu mewujudkan pendidikan yang merdeka, inovatif, dan relevan bagi setiap anak Indonesia.

(DAFTAR PUSTAKA: Alimuddin, J. (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar Implementation of Kurikulum Merdeka in Elementary. 4(02), 67–75.

Anggraena, Y., Ginanto, D., Fellicia, N., Andiarti, A., Herutami, I., Alhapip, L., & Setiyowati, L. (2013). Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum 2013. Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia.

Fauziyah, N. (2020). The Impact of Covid-19 on the Effectiveness of Islamic Education Online Learning. Al-Mau’Izhoh, 2(2), 1–11. Hamalik, O. (2017). Managemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosdakarya, Hasbullah. (2007). Otonomi Pendidikan, Kebijakan Otonomi daerah dan Implikasinya

Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. 2022)