Peran Guru Dalam Suksesnya Implementasi Kurikulum Merdeka. Tidak Hanya Mengajar Juga Fasilitator
.
Selasa, 12/11/2024, 09:41:08 WIB

KURIKULUM Merdeka Belajar merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan berbasis proyek, kurikulum ini memberi kebebasan kepada guru untuk menyusun materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.

Dalam hal ini, peran guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator, pembimbing, dan bahkan perancang kurikulum yang mampu menyesuaikan proses pembelajaran dengan konteks dan tantangan yang dihadapi oleh siswa di era modern ini.

Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai peran guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, serta tantangan dan peluang yang ada.

Kurikulum Merdeka Belajar adalah bagian dari upaya besar untuk mengatasi berbagai masalah yang ada dalam pendidikan di Indonesia, terutama terkait dengan krisis pembelajaran yang dihadapi oleh banyak siswa. Kurikulum ini memberi penekanan pada pembelajaran yang lebih bermakna dan sesuai dengan perkembangan zaman, dengan memberikan ruang bagi siswa untuk lebih berinovasi dan mengembangkan kemampuan mereka secara holistik.

Berbeda dengan Kurikulum 2013 yang lebih menekankan pada pendekatan saintifik, Kurikulum Merdeka Belajar mengedepankan pendekatan berbasis proyek (project-based learning), di mana siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan melalui penerapan konsep yang dipelajari dalam proyek nyata. Oleh karena itu, guru memainkan peran yang sangat vital dalam memastikan keberhasilan implementasi kurikulum ini.

Guru sebagai pengajar memiliki tanggung jawab utama dalam merancang dan mengimplementasikan pembelajaran yang efektif. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga berperan dalam menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan mereka, berkolaborasi dengan teman-temannya, dan mengasah keterampilan berpikir kritis serta kreatif.

Sebagai pembimbing, guru juga harus mendampingi siswa dalam proses pembelajaran, membantu mereka mengidentifikasi masalah, dan memberikan dukungan dalam mencari solusi. Ini adalah bagian dari upaya untuk mengembangkan kemandirian siswa dalam belajar, sebuah prinsip penting dalam Kurikulum Merdeka Belajar.

Guru juga berperan dalam membimbing siswa untuk mencapai profil pelajar Pancasila, yang meliputi karakter seperti religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.

Selain itu, guru juga berfungsi sebagai evaluasi dari proses pembelajaran. Di era Kurikulum Merdeka, evaluasi tidak hanya dilakukan dengan tes konvensional, tetapi melalui berbagai bentuk asesmen yang lebih menyeluruh, seperti penilaian proyek, presentasi, serta refleksi diri dari siswa. Guru harus mampu menilai tidak hanya hasil belajar akademik, tetapi juga perkembangan karakter dan keterampilan hidup siswa.

Meskipun Kurikulum Merdeka Belajar menawarkan banyak keuntungan, implementasinya tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah kesiapan guru dalam mengadaptasi pendekatan baru ini.

Banyak guru yang masih terikat pada metode pembelajaran tradisional yang berfokus pada penyampaian materi dan ujian sebagai ukuran keberhasilan. Peralihan ke pendekatan berbasis proyek memerlukan perubahan paradigma dalam cara mengajar dan menilai siswa.

Selain itu, masih ada keterbatasan dalam hal pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru. Banyak guru yang belum mendapatkan pelatihan yang memadai untuk dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan efektif. Oleh karena itu, pelatihan berkelanjutan dan pendampingan yang intensif sangat penting agar guru dapat lebih siap dalam mengatasi tantangan ini.

Kurikulum Merdeka Belajar memberikan banyak peluang bagi guru untuk lebih kreatif dan fleksibel dalam merancang proses pembelajaran. Dengan pendekatan berbasis proyek, guru dapat menghubungkan pembelajaran dengan isu-isu dunia nyata yang relevan dengan kehidupan siswa, yang membuat materi lebih menarik dan mudah dipahami.

Kurikulum Merdeka juga memberikan kebebasan bagi guru untuk menyesuaikan metode dan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa. Hal ini mendorong terciptanya pembelajaran yang lebih personal dan berbasis pada kebutuhan siswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka dalam proses belajar.