![]() |
|
|
PanturaNews (Tegal) - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Tengah nomor urut 1, Hendrar Prihadi atau akrab disapa Hendi didampingi calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tegal nomor urut 1, Edy Suripno- Akhmad Satori dan pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Tegal, blusukan PT Menara Laut Bersama yang memproduksi obat nyamuk 'Kingkong' dan shuttlecock legendaris PT Gajah Mada di Kota Tegal, Kamis 03 Okuober 2024.
Di pabrik obat nyamuk 'Kingkong', Jalan Flores Kota Tegal, cagub Hendi dan pasangan calon (paslon) wali Kota Tegal, Uyip-Satori ditemui karyawan beserda direksi PT Menara Laut Bersama. Salah satu karyawan, Dewi minta agar UMK naik dan dibukanya lapangan pekerjaan agar lulusan SLTA dan Sarjana bisa bekerja.
Menurut Hendi, untuk kenaikan UMK ada hitung-hitungannya dan harus dicarikan solusi.yang tepat.

"Persoalannya jika UMK terlalu tinggi, dikwatirkan perusahaan malah tidak mampu bayar gajih karyawan, terus perusahaannya tutup, yang rugi kan karyawan karena terjadi PHK. Yang penting dari perusahaan ada bantuan operasional seperti bis karyawan untuk menghemat biaya tranportasi, sehingga gaji cukup dan bisa menabung," ujar Hendi.
Sedangkan keluhan dari perusahaan terkait banyaknya warung yang menempel di tembok perusahaan sehingga mempersempit lalulintas.
Menurut Uyip, mengingat kendaraan yang masuk ke pabrik adalah kendaraan besar seperti truk gandeng, selayaknya jalan harus diperlebar.
"Jika pasangan Uyip-Satori menang, Jalan Flores akan diperbaiki dan diperlebar. Tadi saya lihat sempit sekali dan rusak. Di Kota Tegal, cuma di sini yang jalannya rusak," ungkap Uyip.
Terkait banyaknya lulusan SLTA dan sarjana yang kesulitan mencari pekerjaan di Kota Tegal. Pasalnya, perbandingan kelulusan sekolah dengan lapangan pekerjaan belum seimbang.
"Nanti akan dibuatkan pusat pelatihan UMKM, agar yang belum mendapat pekerjaan bisa wira swasta atau wira usahan sendiri. Terkait permodalan akan dibantu pemerintah dan perbankan tentunya dengan bunga rendah," ujar Uyip.
Usai mengunjungi pabrik obat nyamuk Kingkong, dilanjutkan ke pabrik yang memproduksi shuttlecock bermerek Gajah Mada dan Samurai yang berdiri sejak 87 tahun lalu, pada 1937.
Menurut owner shuttlecock Gajah Mada, Koh Gie Han, Tegal dulunya terkenal sebagai industri shuttlecock, kini mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku bulu.
Selain itu impor shuttlecock dari China semakin banyak dan justru menjadi barang yang digunakan dalam pertandingan bulu tangkis nasional.
"Sekarang produk-produk impor semakin banyak, rata-rata dari China," katanya.
Menanggapi itu, Cawagub Jawa Tengah, Hendrar Prihadi atau Hendi mengatakan, keluhan tersebut menjadi PR untuk melestarikan industri shuttlecock yang sudah terkenal dari Tegal.
Terkait penggunaan shuttlecock impor dalam pertandingan nasional, pihaknya akan mencoba berkomunikasi dengan Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Ia pribadi kecenderungannya lebih pro terhadap produk dalam negeri.
"Kalau produk dalam negeri dianggap belum bagus, bisa diberi tahu dan diajari cara meningkatkan kualitas.
Sehingga nantinya akan ada keseimbangan, akan meningkatkan rekrutmen tenaga kerja, investasi dan memberikan dampak yang luar biasa bagi perekonomian," ujarnya.
Hendi juga mengaku tertarik dengan perjalanan industri shuttlecock dari Tegal yang sudah berdiri sejak 1937.
Karena mereka bisa bertahan menghadapi gempuran industri yang luar biasa. Di sisi lain banyak para pegawainya yang sudah bekerja selama 20 tahun.
"Artinya bos yang ada di PT Gajah Mada ini mampu mengelola organisasinya dengan baik. UMK-nya dikelola dengan baik, dan kualitasnya dikelola dengan baik," jelasnya.
Sementara itu, Cawalkot Tegal nomor urut 1, Edy Suripno mengatakan, untuk mengembangkan dan mengembalikan kejayaan industri shuttlecock di Kota Tegal, perlu dorongan kebijakan dari pemerintah daerah.
Minimal menurutnya, saat ada pertandingan antar kampung maka harus menggunakan shuttlecock produksi asli Kota Tegal.
"Terkait persoalan mencari bahan baku yang sulit, nanti akan kami carikan terobosan, bahan baku bulu entok yang berkualitas," ungkapnya.