![]() |
![]() |
|
PanturaNews (Tegal) - Guna meminimalisir banjir di daerah aliran sungai (DAS) Kali Siwatu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Tegal, melakukan kegiatan normalisasi saluran dan akan membongkar 22 jembatan di atasnya, di sepanjang Jalan Bawal Kota Tegal.
Pembongkaran jembatan dilakukan DPUPR Kota Tegal karena jembatan tersebut kini tingginya lebih rendah dari kali dan menganggu aliran air dari selatan ke utara.
Pengawas pekerjaan yang merupakan staf PSDA DPUPR Ibnu Ruslani mengatakan pihaknya tengah melakukan beberapa kegiatan pekerjaan.
"Pekerjaan itu meliputi pembongkaran jembatan di Jalan bawal sebanyak 22 unit, pengerukan sepanjang kali Siwatu sampai ke jembatan Pantura sisi selatan. Dan 22 jembatan yang dibongkar tentunya akan dibangun kembali oleh pemkot," kata Ibnu, Selasa 11 Juni 2024.
Kemudian ada peninggian pasangan lining atau tanggul, kanan dan kiri disesuaikan dengan elevasi, kurang lebih 50 cm dari existing.
Lalu saluran gendongan sepanjang 80 meter, dengan dimensi lebar 60 cm, tinggi 80 cm dengan menggunakan pasangan batu kali.
"Ada lagi pemasangan pintu air tiga unit, B 60 dua unit dan 80 satu unit. Bongkaran jembatan jalan rambutan, kurang lebih 8,3 meter," jelasnya.
Selain itu, sambung Ibnu juga dilakukan pengerukan di belakang transmart sampai perumahan baruna.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas PUPR Kota Tegal Heru Prasetya menambahkan dengan nilai anggaran Rp 2,7 miliar, dilakukan pekerjaan normalisasi kali Siwatu di ujung selatan Jalan Bawal sepanjang 400 km, dengan masa pekerjaan selama 5 bulan.
Dalam normalisasi itu meliputi pengerukan, peninggian tanggul kanan kiri, pembongkaran jembatan yang menganggu arus.
Harapannya kata Heru, kegiatan normalisasi kali Siwatu ini nantinya dapat memperlancar proses aliran air dari perumahan penduduk mulai dari Baruna Asri, Rambutan, Kraton, sampai dengan Kemandungan.
Menurut Heru pekerjaan normalisasi kali Siwatu ini, tidak serta merta juga dapat menyelasikan masalah banjir tapi setidaknya dapat mengurangi.
Karena, perlu disadari dengan kepadatan penduduk dan keberadaan Kota Tegal yang dekat dengan laut, maka ada dua yang harus dijaga
"Rob musiman, air laut naik setiap sekitar jam 15.00 WIB dan kiriman air dari Kabupaten Tegal yang muaranya di Kota Tegal," tandasnya.
Selain itu, imbuhnya juga limbah dari perkampungan penduduk yang mengumpul menjadi satu di aliran kali Siwatu.
"Jadi memang wajar kita harus sering normalisasi dengan pengerukan, pembersihan. Tujuan akhirnya aliran menuju folder Tegalsari ini lancar, mengurangi potensi genangan air dan banjir di kawasan ini," tandasnya.