Implementasi Kesantunan Berbahasa Dan Analisis Wacana Kritis Dalam Penggunaan Bahasa Generasi Z
Rabu, 13/09/2023, 18:24:49 WIB

BAHASA merupakan salah satu alat dan wujud komunikasi antar manusia dengan manusia lain untuk berinteraksi. Brown dan Levinson, menyatakan komunikasi sebagai kegiatan rasional yang mengandung maksud dan sifat tertentu (purposeful, rational activity).

Manusia tentu menggunakan bahasa agar mereka paham maksud dan tujuan dari apa yang disampaikan dan diinginkan oleh pembicara. Untuk itu, kesantunan berbahasa adalah aspek penting dalam komunikasi manusia.

Kesantunan berbahasa merupakan cara seseorang berinteraksi dengan orang lain agar dapat menjaga hubungan yang harmonis dan menghindari konflik. Bentuk kesantunan ini dapat  terwujud dalam tuturan yang mengandung pertanyaan, terima kasih, rasa syukur, harapan, permohonan, penghargaan, ajakan, penawaran, dan informasi.

Kesantunan berbahasa di kalangan generani Z memainkan peran yang khusus dan penting dalam berkomunikasi khususnya komunikasi para generani Z di era digital. Zaman ini merupakan dunia yang menyenangkan generani Z, namun membuat mereka lupa akan segala konsekuensi dari apa yang disampaikannya dalam dunia maya tersebut.

Tak sedikit di jagad maya cuitan para generani Z yang mungkin mereka sendiri tak sadar bahwa apa yang mereka tulis akan menjadi malapetaka yang justru mengintainya setiap saat. Untuk itu, penting generani Z dibekali kesantunan berbahasa agar mereka dapat mempergunakan media sosial dengan lebih bijak khususnya dalam berinteraksi dengan orang lain.

Cuitan yang ditulis oleh para generani Z sebagian besar hanyalah sebuat untaian kata dan curahan hati mereka akan dunia yang mereka hadapi dan keadaan yang mereka cermati. Cuitan tersebut apabila dianalisis kebahasaan melalui analisis wacana kritis dapat memiliki arti dan makna yang berbeda arti dengan apa yang ingin disampaikan.

Tak jarang generani Z telah keliru menggunakan bahasa sebagai alat untuk mencurahkan hatinya dan menjadikan kesalahpahaman bagi pembaca. Tentu hal ini akan menjadi bumerang bagi dirinya. Istilah “jempolmu harimaumu”, istilah ini tentu sering kita dengar dan  bukan sembarang istilah yang tak memiliki makna, jauh dari itu istilah ini merupakan pengingat agar seseorang dapat bertutur kata dengan menerapkan kesantunan berbahasa yang baik.

Kita mungkin sering mendengar berita tentang berita pertikaian siswa/ generani Z bahkan hingga tawuran sampai merenggut nyawa seseorang hanya dikarena masalah status atau komentar “miring” di media sosial. Hal tersebut menjadi bukti bahwa adanya urgensi kesantunan berbahasa di kalangan mereka.

Hal tersebut karena kesantunan berbahasa memainkan peran kunci dalam mencegah pelecehan verbal dan cyberbullying. Generani Z yang tahu cara berbicara dengan sopan dan menghindari bahasa kasar atau menghina akan lebih mungkin menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung.

Tak hanya mencegah pelecehan verbal dan cyberbullying yang dapat merimbas pada dunia nyata, generani Z sering kali berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai latar belakang budaya.

Kesantunan berbahasa memungkinkan mereka untuk menghargai keanekaragaman budaya ini dengan berbicara dengan hormat tentang perbedaan dan mengejar pemahaman yang lebih dalam tentang berbagai kepercayaan, tradisi, dan norma budaya. Kesantunan berbahasa juga membantu membentuk karakter yang baik pada generani Z.

Ketika mereka menghormati orang lain dalam berbicara dan menulis, mereka membawa nilai-nilai seperti empati, kerendahan hati, dan toleransi. Ini adalah nilai-nilai yang sangat berharga dalam pembentukan kepribadian yang baik.

Bahasa generani Z dan kesantunan berbahasa memiliki hubungan erat dengan analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis adalah metode penelitian bahasa yang digunakan untuk memahami, menggali, dan menginterpretasikan makna dalam teks tertulis atau lisan, termasuk tulisan, pidato, percakapan, iklan, berita, dan banyak lagi.

Tujuan utama analisis wacana kritis adalah mengungkapkan dan menganalisis struktur, norma, nilai, serta ideologi yang tertanam dalam teks tersebut. Ini adalah alat penting dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk linguistik, sosiologi, ilmu politik, antropologi budaya, dan komunikasi.

Generani Z sering kali memiliki gaya bahasa dan kosakata yang unik dan berkembang, yang dapat mencerminkan identitas mereka sebagai kelompok sosial yang berbeda. Analisis wacana kritis dalam bahasa generani Z dapat membantu memahami bagaimana bahasa ini digunakan untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan menciptakan identitas sosial dalam kalangan generani Z termasuk bagaimana karakter seseorang dapat dilihat dari seperti apa penggunaan bahasanya.

Penggunaan bahasa yang baik tak hanya memiliki kebaikan di masa sekarang, namun juga untuk masa depan khususnya para generani Z tersebut. Baru-baru ini beredar cuplikan Najwa Sihab dengan selebgram Vina Maulina yang merupakan seorang HRD di sebuah peruhaan menyampaikan bahwa ketika seseorang melamar pekerjaan, tak hanya CV yang dicek tetapi media sosial juga menjadi salah satu penentu keberlanjutan dari nasib seseorang dalam mendapatkan pekerjaan.

Seseorang yang paham dalam menganalisis kritis sebuah wacana yang muncul di sekita atau keluar dari tutur seseorang akan memberikan penilaian tersendiri baginya. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa kesantunan berbahasa haruslah melekat pada generani Z karena segala yang diucapkan atau yang ditulis oleh seseorang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang.