Peran Generasi Z pada Pendidikan Masa Depan
--None--
Kamis, 02/02/2023, 13:44:23 WIB

PENDIDIKAN adalah proses sepanjang masa. Proses itu bermakna dinamis, yaitu berjalan baik secara linier atau eksponensial. Sifat dinamis untuk pendidikan juga bermakna bahwa akselesari kehidupan harus direspon cepat dengan pelayanan pendidikan yang responsip.

Jika pendidikan memiliki basis aktivitas yang hanya sekedar mengulang masa lalu tanpa mendekatkan diri pada aspek kontekstual kekinian, maka pendidikan akan menjadi statis dan hanya akan menjadi kegiatan yang tidak memberikan implikasi pada tataran solusi kehidupan kini.

Menurut Tapscott Islami (2016), generasi Z adalah golongan yang yang dilahirkan tahun 1998 hingga 2009. Generasi Z lahir ditengah perubahan teknologi digital. Generasi Z disebut juga dengan I Generation atau anak generasi internet. Anak generasi Z sejak kecil telah terbiasa dengan gawai sehingga cenderung memiliki kecerdasan digital yang tinggi dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.

Generasi Z lebih mandiri dalam belajar, mereka dapat menemukan materi yang sedang dipelajari sendiri tanpa harus disuapi oleh guru. Ryan Jenkins (2017) menyatakan bahwa generasi Z memiliki harapan, preferensi, dan perspektif kerja yang berbeda serta menilai menantang bagi organisasi.

Generasi Z dan pendidikan merupakan dua konsep yang berbeda, tetapi memiliki keterkaitan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Keberadaan generasi Z memegang peranan penting dan memberikan pengaruh pada perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini dan di masa depan.

Satu hal yang menonjol dari generasi Z yaitu mampu memanfaatkan perubahan teknologi dalam berbagai sisi kehidupan mereka. Teknologi digunakan layaknya mereka bernafas (secara terus-menerus). Lalu, bagaimana peran generasi Z pada pendidikan di masa depan?

Dalam konteks pendidikan, pemahaman tentang karakteristik setiap generasi menjadi penentu bagaimana strategi pendidikan yang efektif kepada siswa. Saat ini generasi Z sebagian besar berada pada usia sekolah. Berarti, penyesuaian sistem belajar harus mempertimbangkan karakteristik generasi Z agar sesuai dengan kebutuhan mereka.

Generasi Z memiliki karakter antara lain: (1) FOMO, pada karakter ini rasa ingin tahunya sangat tinggi  tentang berbagai hal terutama dalam hal baru. (2) Hiperkustomisasi, pada karakter ini generasi Z cenderung lebih terbiasa menentukan kebutuhan yang mereka butuhkan dan perlu dapatkan. (3) Weconomist, pada karakter ini generasi Z lebih menyenangi kegiatan yang sifatnya berkelompok dan selalu terhubung dengan sejawatnya.

Setiap karakter pasti mempunyai tantangan masing-masing. Peran generasi Z sangat berpengaruh pada pendidikan masa depan karena mereka bisa menentukan apa saja yang dibutuhkan oleh pendidikan di masa depan dan karakter yang senang berkelompok tentu akan mempererat kekompakan dalam dunia pendidikan.