![]() |
![]() |
|
MEDIA sosial merupakan sarana untuk memperoleh informasi, pengetahuan, bersosialisasi, berinteraksi, serta sebagai wadah untuk perwujudan aktualisasi diri. Selain itu, media sosial juga bisa menjadi sarana untuk berkarya seseorang untuk mengembangkan keterampilan berbahasa.
Keterampilan bahasa dapat disalurkan melalui media sosial yang beragam bentuknya seperti penulisan artikel, blog, karya ilmiah, berita, cerpen, novel, buku maupun karya sastra lainnya. Sehingga media sosial digunakan sebagai media pembelajaran bahasa dan sastra.
Media sosial telah digunakan oleh berbagai kalangan, dimulai dari anak-anak, remaja, dewasa maupun yang lanjut usia. Hal tersebut menggambarkan bahwasanya perkembangan media sosial sangat berkembang begitu cepat dan dapat menjangkau semua kalangan.
Pada era sekarang, masyarakat umumnya menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman di dunia maya maupun masyarakat sosial yang jaraknya dekat hingga jauh. Hal tersebut digunakan untuk berinteraksi dengan orang-orang yang dikenal maupun tidak dikenal untuk kepentingan pribadi. Media sosial dapat digunakan sebagai pembelajaran bahasa dan sastra akan lebih bernilai manfaat yang tinggi bagi pengguna dan masyarakat umum lainnya.
Pembelajaran bahasa dan sastra melalui media sosial dalam kegiatan sehari-hari oleh pelajar dan mahasiswa, akan mudah berkembang keilmuan tentang perkembangan bahasa dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran bahasa dan sastra merupakan dua hal yang saling berkaitan antara yang satu Dengan yang lainnya. Dalam pembelajaran sastra tidak dapat dilepaskan dengan pembelajaran bahasa, karena bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan gagasan dan perasaan kepada orang ain baik secara tertulis maupun lisan.
Bahasa berperan sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan dapat membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasannya dan perasaannya, dan berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut.
Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia secara baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra Indonesia (Muamar Dalam Effendy, 2008: 316).
Bagi pendidik banyak yang menggunakan aplikasi terbaru yang relevan untuk membuka kelas secara daring, seperti Zoom Meeting, e-Learning, Google Classroom, dan lainnya. Dengan bantuan aplikasi tersebut dapat mendukung pembelajaran bahasa dan sastra dari rumah.
Pembelajaran bahasa tentu secara alami seorang pendidik membimbing siswa berupa bahasa sebagai tuturannya. Adapun pembelajaran sastra juga dapat ditemukan pada pelajar untuk mengerjakan tugas yang berhubungan dengan karya sastra, seperti menulis cerpen, bercerita tentang novel, atau analisis pada karya sastra.
Pemanfaatan media sosial sebagai media pembelajaran pada proses pembelajaran selain e-learning yang banyak dipakai saat ini adalah WhatsApp, Facebook, Twitter, Line, TikTok dan Instagram. Inilah beberapa aplikasi yang sering digunakan, baik oleh masyarakat umum maupun pelajar.
Hal tersebut selaras dengan pendapat yang dinyatakan oleh (Pak Pahan dan Fitriani, 2020) bahwa media sosial tersebut sebagai alternatif yang dapat digunakan pendidik selain model pembelajaran e-learning yang selama ini telah banyak dipakai sebagai bentuk pembelajaran jarak jauh. Media-media tersebut dapat mendukung kegiatan pembelajaran bahasa dan sastra secara audiovisual.
Penggunaan media sosial sebagai pembelajaran bahasa dan sastra memiliki manfaat yang beragam bagi berbagai kalangan. Bagi pelajar sendiri penggunaan media sebagai pembelajaran bahasa dan sastra dapat meningkatkan kualitas belajar. Selain digunakan sebagai media pembelajaran bahasa dan sastra, media sosial juga dapat digunakan sebagai media publikasi suatu karya sastra.
Sedangkan menurut Kemp dalam Falahudin (2014: 114) ada beberapa manfaat media pembelajaran, yakni penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran lebih jelas, menarik, lebih interaktif, efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar.
Media dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, media dapat menumbuhkan sikap positif pemelajar terhadap materi dan proses belajar, mengubah peran pembelajar ke arah yang lebih positif, media dapat membuat materi pembelajaran yang abstrak menjadi lebih konkret, dan media dapat mengatasi keterbatasan indra manusia.