![]() |
|
|
BATIK yaitu sebuah kain bermotif, yang setiap motifnya memiliki histori yang berbeda-beda. Batik juga termasuk kedalam kekayaan budaya yang dimiliki oleh beberapa daerah yang berada di indonesia, seperti yang diperkuat oleh Soedarmono (2008) yang menyatakan bahwa batik adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kain yang dibuat dengan teknik resist dengan menggunakan material berupa lilin malam.
Batik terdapat di berbagai daerah di indonesia dengan ciri-ciri yang berbeda setiap daerahnya, seperti batik bangkalan yang memiliki ciri tersendiri seperti yang di perkuat oleh RA Sakartaji Suminto (jurnal seni karya:2004) yang menyatakan bahwa batik bangkalan, khususnya batik gentongan Tanjung Bumi, yang memiliki ciri khas tersendiri, yaitu dari cara pembuatannya. Teknik pewarnaan batik gentongan memerlukan cara khusus, yaitu dengan melakukan perendaman dalam gentong batu dalam jangka waktu 1 bulan hingga 1 tahun.
Batik menjadi kearifan lokal masyarakat indonesia yang tidak bisa di pisahkan dari kebudayaan masayarakat itu sendiri. Batik menjadi kearifan lokal bukan hanya karena memiliki motif yang menarik, tetapi batik juga memiliki histori-histori di setiap motif batik nya yang menjadi alasan batik menjadi kekayaan yang di miliki oleh masyarakat indonesia, bahkan batik saat ini di jadikan sebagai indentitas bangsa, sama halnya dengan batik salem yang menjadi kearifan lokal masyarakat kecamatan salem.
Batik salem adalah kain bermotif yang di dalamnya menceritakan histori-histori yang menarik yang berada di kecamatan Salem, kabupaten Brebes, provinsi Jawa Tengah yang merupakan kekayaan kebudayaan yang di warisan oleh nenek moyang, yang terus berkembang hingga saat ini dan batik juga merupakan identitas dari kecamatan salem yang memiliki keunikan tersendiri.
Seperti yang di kutip oleh Muhammad fersi nurul haq (2017) yang menyatakan bahwa batik salem merupakan perpaduan kultur jawa sunda, karena batik ini menceritakan tentang histori perbatasan wilayah dengan jawa barat.
Batik datang ke kecamatan salem menggunakan metode turun temurun juga di dukung oleh semangat penduduk desa Bentarsari dalam mencari informasi mengenai batik seperti mengikuti sosialisasi, dan ada yang sampai mengikuti les membatik, bahkan saat ini banyak sekolah-sekolah yang menjadikan membatik sebagai salah satu media pembelajaran, sehingga secara tidak langsung batik terlestarikan dan memiliki banyak peminat.
Seperti yang di perkuat oleh Ari Susanto (2019) yang menjelaskan tentang sejarah batik datang ke desa Bentarsari bermula saat kedatangan putri penjabat Pekalongan yang datang ke Salem, kabupaten Brebes, pada saat itu sang putri jatuh cinta kepada pemuda Salem yang akhirnya menikah dan menetap di desa Bentar. Dari kejadian tersebut akhirnya keberadaan batik mulai muncul di desa Bentar dan akhirnya menyebar ke desa tetangga seperti desa Bentarsari.
Batik salem memiliki keberagaman motif batik, tetapi hanya ada dua motif batik yang asli hasil pengrajin masyarakat Salem yaitu batik Manggar dan batik Kopi Pecah, kedua batik tersebut memiliki ciri khas tersendiri yaitu warna batik yang lebih ke warna-warna kalem, dan memiliki klasikan warna sogan, batik salem juga memiliki motif batik yang tidak ada di batik-batik yang lain, yaitu seperti batik Manggar yang memiliki motif seperti bunga kelapa sama seperti namanya yaitu “manggar” dan batik kopi pecah yang memiliki motif seperti kopi yang terpecah tetapi tidak terbagi menjadi dua. Contohnya seperti gambar di bawah.
Batik salem di jadikan mata pencaharian oleh masyarakat desa Bentarsari karena bukan hanya untuk memenuhi perekonomian keluarga, tetapi juga untuk menambah wawasan dan juga pengalaman. Seperti yang di perkuat oleh Mulyadi (1993) yang menyatakan bahwa mata pencaharian adalah keseluruhan kegiatan untuk mengeksploitasi dan memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada pada lingkungan fisik, sosial, dan budaya yang terwujud sebagai kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.
Desa bentarsari merupakan salah satu desa penghasil batik yang terletak di kecamatan Salem, kabupaten Brebes, provinsi Jawa Tengah, desa tersebut merupakan salah satu desa terpencil yang berada di kabupaten Brebes, meskipun berada di desa terpencil tetapi penduduk sekitar memiliki semangat yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan sehari harinya salah satunya yaitu menjadi pengrajin batik.
Batik salem dibuat oleh para pengrajin dengan tujuan untuk menghasilkan karya karya baru sehingga warga kecamatan salem memiliki daya saing yang tinggi dalam dunia batik. Seperti yang di perkuat oleh kadjim (2011:10) yang menyatakan bahwa pengrajin adalah seseorang atau sekelompok yang melakukan karya secara terus menerus dengan penuh semangat ketekunan, kecekatan, kegigihan, berdedikasi tinggi dan berdaya maju yang luas dalam melakukan suatu karya.
Perlu di ketahui juga bahwa beberapa pengrajin di desa bentarsari sudah menjadikan batik salem sebagai mata pencaharian mereka dari sekitar 1000an tahun yang lalu, dan terus bertahan hingga saat ini. Dengan hal tersebut banyak para pengrajin yang memiliki kariawan sehingga secara tidak langsung mereka dapat membantu warga sekitar dalam meningkatkan perekonomian keluarga. Pengrajin batik juga memproses batik menggunakan metode home industry (melakukan industri di rumah) dengan melakukan metode tersebut mereka bisa melakukan kewajiban mereka sebagai ibu rumah tangga sekaligus bisa membantu perekonomian keluarga. Sehingga wajar jika banyak masyarakat desa Bentarsari yang menjadikan batik sebagai mata pencaharian mereka.
Penghasilan yang di peroleh oleh para pengrajin batik di desa Bentarsari sudah dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Karena dalam penjualan batik dalam satu bulan dapat terjual 60 potong batik, harga perbatik dapat dijual dengan harga 230-250 ribu, proses pembuatan batik cukup rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan satu potong kain batik, sehingga mempengaruhi dalam harga jual perbatiknya.
Kita sebagai generasi muda harus mengetahui dan melestarikan kebudayaan yang terdapat di daerah kita masing-masing, agar kebudayaan tersebut tidak punah begitu saja dan tidak tergantikan oleh kebudayaan-kebudayaan barat. Karena seperti yang kita ketahui seiring berkembangnya zaman kebudayaan-kebudayaan yang di turunkan oleh nenek moyang secara perlahan memudar dan tergantikan begitu saja oleh kebudayaan barat.
