![]() |
![]() |
|
BANYUMAS merupakan sebuah kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Dari segi makanan khas, adat dan budaya serta bahasa yang digunakan oleh masyarakat sehari-hari.
Makanan khas Banyumas yang terkenal adalah tempe mendoan, mendoan berasal dari kata mendo-mendo dipangan merupakan makanan khas Banyumas yang banyak di cari oleh para warga baik dari luar daerah maupun dari dalam daerah.
Mendoan adalah makanan yang bebahan dasar tempe hasil fermentasi dari kedelai dan digoreng menggunakan tepung terigu. Kemudian bahasa yang digunakan oleh masyarakat Banyumas juga memiliki keunikan tersendiri atau biasa disebut sebagai bahasa Ngapak.
Bahasa banyumasan atau bahasa ngapak selain memiliki keunikan juga memiliki tingkatan tersendiri bagi masyarakat Banyumas. Meski bahasa ngapak kini dijadikan sebagai identitas Banyumas hingga mereka memiliki slogan tersendiri yaitu “Ora Ngapak, Ora Kepenak”, namun bahasa ngapak tidak serta merta digunakan di setiap situasi kehidupan masyarakat.
Masyarakat Banyumas masih menggunakan bahasa ngoko atau krama ketika berada pada situasi formal maupun berkomunikasi dengan pejabat maupun orang tua. Dalam tingkatannya bahasa ngapak menduduki tingkatan paling bawah dimana berarti bahasa ngapak hanya digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam situasi tidak resmi, sedangkan tingkatan teratas diduduki oleh bahasa krama alus atau krama inggil yang digunakan untuk berkomunikasi kepada pejabat, atau orang tua dan yang dituakan seperti kepala adat.
Ditingkatan kedua setelah krama alus adalah bahasa ngoko dimana penggunaanya sama, digunakan sebagai alat komunikasi kepada orang yang lebih tua namun bukan pejabat, seperti adik kepada kakaknya. Krama inggil dan ngoko biasa digunakan pada situasi-situasi formal maupun semi formal, dan selain situasi tersebut masyarakat menggunakan bahasa ngapak.
Slogan “Ora Ngapak, Ora Kepenak” sendiri dapat diartikan sebagai wujud kecintaan masyarakat kepada bahasa daerah mereka bagaimana situasi kekeluargaan tercipta ketika mereka menggunakan bahasa ngapak, bahasa ngapak merupakan bahasa pemersatu dimana mereka saling berkomunikasi tanpa ada batasan. Tanpa ada batasan disini diartikan sebagai tidak ada kecanggungan melainkan memunculkan kesan persaudaraan dan keakraban yang kental dan tetap memperhatikan nilai-nilai kesopanan.
Ora ngapak, ora kepenak kini menjadi slogan yang sudah familiar, hal ini menunjukan bahwa bahasa ngapak menjadi identitas dan ciri khas dari daerah Banyumas. Bahasa ngapak telah banyak dikenal oleh banyak orang, salah satu budayawan sekaligus sastrawan dari Banyumas s yang dalam karyanya banyak mengangkat cerita keseharian masyarakat Banyumas serta menggunakan bahasa ngapak adalah Ahmad Tohari. Ahmad Tohari berasal dari Tinggarjaya, Jatilawang Kabupaten Banyumas.
Bahasa ngapak digunakan diberbagai daerah khususnya yang masuk dalam lingkup Kabupaten Banyumas, yaitu daerah Barlingmascakep (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen). Bahasa ngapak diluar daerah dikenal sebagai bahasa yang kasar, namun pada dasarnya bukan bahasa yang kasar, ini disebabkan karena orang yang menggunakan bahasa ngapak cenderung memiliki karakter yang tegas, lugu dan blak-blakan atau apa adanya.
Nada yang dikeluarkanpun memiliki ciri khas tersendiri atau orang-orang sering menyebutnya dengan “medhok”. Bahasa banyumasan sendiri memilki perbedaan dari dialek jawa Solo dan Yogyakarta.
Bahasa ngapak adalah bahasa keseharian masyarakat Banyumas, namun saat ini intensitas penggunaan bahasa ngapak memiliki penurunan. Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan ini diantaranya adalah faktor budaya, sosial dan lingkungan. Terutama pada kalangan remaja dimana disaat remaja merupakan fase pencarian jati diri dan mereka rentan terpengaruh oleh budaya luar serta meniru gaya bahasa yang bukan bahasa asli mereka.
Faktor berikutnya adalah ketika seorang Ibu yang berkomunikasi kepada anaknya menggunakan bahasa Indonesia maka ini akan mempengaruhi cara bicara anaknya, mereka akan cenderung susah mengerti bahasa ngapak.
Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah Kabupaten Banyumas mencetuskan program Kamis Berbahasa Daerah yang diberlakukan diseluruh Dinas yang ada di Kabupaten Banyumas. Program Kamis Berbahasa Daerah ini bertujuan untuk mengenalkan bahasa daerah ngapak kepada anak-anak serta menumbuhkan kesadaran dan kecintaan terhadap budaya daerah mengingat semakin memprihatinkannya pengunaan bahasa ngapak di kalangan masyarakat.
Jika hal tersebut dibiarkan maka dampak yang akan ditimbulkan yaitu kehilangan ciri khas, jati diri dan rasa bangga terhadap daerahnya sendiri. Sudah seharusnya bagi kita baik yang tinggal di Banyumas maupun daerah lain masing-masing saling menumbuhkan kecintaan kepada bahasa, adat maupun budaya kita sebagai identitas masyarakat yang berbudaya.