UMKM Ini Omsetnya Rp 10 Juta Per Bulan. Begini Strategi Bisnisnya
--None--
Jumat, 17/12/2021, 14:36:16 WIB

MEREBAKNYA pandemi Covid-19 tentunya berpengaruh juga terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diberbagai daerah di Indonesia.

Sebab mereka adalah salah satu sektor yang sangat terdampak akan adanya virus Covid-19 ini, dimana usaha mereka menjadi sepi dan tidak stabil sehingga tidak sedikit dari mereka yang harus gulung tikar dan kandas di tengah jalan.

Itu karena adanya pembatasan kontak secara langsung dan berkurangnya para pembeli. Tetapi tidak banyak juga dari para UMKM yang justru masa pandemi ini, membawa peluang besar bagi usaha mereka.

Memulai usaha sendiri bukan suatu hal dan langkah yang mudah, apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti ini, tentu akan banyak kendala dan hambatan yang dirasa bagi para UMKM.

Hal ini dirasakan pula oleh pelaku UMKM “Kripik Singkong Mau Lagi”, Ratna Krisdianto yang sudah berjualan selama 8 tahun dari tahun 2013. Pahit manis kehidupan berbisnis telah ia rasakan, namun semangat pantang menyerah selalu menyertai dirinya.

Berawal dari resep turun temurun keluarga yang akhirnya dikembangkan, sehingga menjadi usaha rumahan yang bisa terbilang sukses. Menjadi seorang ibu rumah tanggan bukan penghalang untuk bisa terjun kedunia bisnis kripik singkong ini, yang tentunya berbahan dasar singkong dapat diproduksi sebanyak 100 lebih bungkus per harinya. 

“Saya memiliki karyawan sebanyak 2 orang, dan kripik ini diproduksi setiap hari sebanyak dua karung singkong. Biasanya itu jadinya 100 bungkus lebih per harinya” tutur Ratna saat diwawancarai dirumah produksinya di Jalan Sei Bilai, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Jumat pekan kemarin.

Dikatakan Ratna Krisdianto, awalnya sulit untuk memasarkan produknya di pasaran, sebab banyak penjual yang juga memproduksi sama seperti dia. Tetapi zaman mulai canggih, Ratna memulai strategi pemasarannya melalui media social.

“Awalnya saya titipkan ke warung-warung sampai akhrinya mulai berkembang dan dapat sertifikat halal dan sertifikan UMKM. Setelah itu kemudian saya titipkan ke supermarket dan banyak perusahaan di luar Nunukan yang memesan,” jelas Ratna.

Selanjutnya, “Kripik Singkong Mau Lagi” sudah sampai ke luar negeri seperti ke Malaysia, Brunei bahkan sudah sampai Australia juga.

“Saya juga menjualnya lewat WhatsApp. Saya juga punya Instagram dan Facebook. Disitulah saya berjualan dan orang-orang memesan kripik saya,” ungkap Ratna kepada penulis saat observasi UMKM untuk tugas kuliah.

Ratna mengawali usahanya dengan modal Rp 500 ribu dengan usaha “Kripik Singkong Mau Lagi”. Hasilnya, Ratna bisa mengembangkan usaha rumahanya dengan sukses di masa pandemi, dan bisa mendapatkan omset kisaran Rp 10 juta per bulannya.

“Pada masa pandemi ini, jualan saya meningkat drastis. Saya juga sampai heran, mungkin karena awal pandemi itu saya dapat banyak orderan dari perusahaan besar,” ujar Ratna.

Menurut Ratna, mungkin juga karena ada pembatasan kontak lansung, dilarang untuk keluar, orang-orang banyak untuk ngemil, sehingga banyak yang memesan. Pemesanan bisa melalui online.

“Allhamdulilah, pandemi ini membawa berkah untuk usaha saya. Dari situlah saya bisa mendapat omset kisaran Rp 10 juta per bulannya,” ucap Ratna.

Produk yang dijual Ratna awalnya tidak hanya keripik singkong, tapi ada kacang gula, kacang pedas, dan kripik pisang. Selain itu juga menjual kue kering untuk lebaran. Itu tidak diproduksi setiap hari, hanya hari-hari tertentu saja.

“Tapi karena kripik singkong ini yang paling best seller, akhirnya saya fokus ke yang ini saja,” ujar Ratna.

Meski saat ini banyak sekali pesaing dipasaran yang juga menjual produk yang sama, Namun Ratna tidak menjadikan itu penghalang. Bagi Ratna, kiatnya terus berusaha dan terus mengembangkan.

“Apa yang kita bisa dan yang kita mampu, jalani dengan penuh keyakinan dan usaha,” tegas Ratna.

Pada akhir wawancaranya dengan penulis, Ratna mengungkapkan rasa optimisnya untuk terus mengembangkan rasa dari produknya, dan ingin menciptakan produk baru lagi untuk kedepannya.

“Untuk para pelaku UMKM di luar sana, harus punya catatan untuk mengetahui pengeluaran dan pemasukan untuk setiap harinya, serta terus melakukan inovasi usahanya,” pesan Ratna.