![]() |
![]() |
|
BIASANYA tempe yang digoreng garing dan memiliki tekstur super renyah selalu di cari oleh sebagian orang. Namun tempe satu ini sengaja digoreng setengah matang dan telah menjadi ciri khasnya tersendiri.
Namanya yaitu tempe mendoan, adalah sajian varian tempe buntel yang terkenal dan banyak diminati masyarakat banyumas. Berasal dari Banyumas, tempe mendoan merupakan makanan olahan dari fermentasi atau peragian dari kacang kedelai (soybean cake).
Setelah proses peragian kacang kedelai yang sudah di peroses lalu di buntel/dibungkus mengunakan daun pisang yang masih hijau. Lalu setelah peroses pembungkusan selanjutnya tinggal di diamkan di tempat yang sejuk dan terhidar dari paparan sinar matahari langsung, tujuanya supaya peroses peragianya cepat selesai dan menjadi sebuah tempe buntel untuk waktu proses menjadi sebuah tempe biasanya memakan waktu 15 – 24 jam.
Setelah menjadi sebuah “Tempe Buntel” proses selanjutnya yaitu pengorengan. Caranya buka bungkus daun pisangnya dulu, kemudian siapkan adonan mendoan dengan bumbu ketumbar, bawang putih dan garam yang sudah di ulek jadi satu. Kemudian tempe dilumuri dengan adonan yang sudah di buat, tak lupa dicampurkan irisan daun bawang. Lalu digoreng sebentar dalam minyak panas.
Tempe mendoan disajikan panas-panas ditemani cabe rawit hijau dan atau sambal kecap manis. Sebagaimana tempe yang cenderung menjadi lauk makan sementara mendoan lebih sebagai makanan ringan. Cita rasanya hampir sama dengan tempe pada umumnya, tapi lebih tipis tipis dari tempe biasanya..
Teksturnya pun tidak krispi melainkan lebih empuk dan kenyal dari adonan tepung yang digoreng setengah matang. Namun di balik ciri khasnya yang unik, bukan tanpa alasan tempe mendoan digoreng setengah matang.
Melansir dari artikel Kompas.com, dari namanya, "mendoan" berasal dari teknik masaknya. Dalam bahasa Jawa Banyumas mendo memiliki arti setengah matang. Maka mendoan adalah asli Banyumas ditilik dari cara membuat dan memasaknya, serta penamaan bahasanya. Mendoan digoreng setengah matang karena dulunya dibuat sebagai olahan cepat saji.
Hal ini bertujuan untuk mempersingkat waktu pembuatan dan tidak menghabiskan waktu untuk menunggu tempe goreng menjadi sangat kering. Mendoan muncul bersamaan dengan tempe yang merupakan makanan berbahan baku kedelai yang banyak tumbuh di seputar Asia Tengah wilayah China dan Indocina. Lalu kedelai dibawa oleh masyarakat Asia Tengah ketika bermigrasi ke tenggara.
Makanan ini bukan sekadar kudapan nikmat untuk menemani minum teh, tetapi juga sebagai ujung tombak pariwisata Kabupaten Banyumas. Mendoan juga sudah lama disantap oleh masyarakat Banyumas.
Makanan khas Banyumas tersebut ternyata sudah ada sejak lebih dari satu abad lalu. Namun mulai menjadi komuditas ekonomis dan dikelola secara komersial dalam dunia kepariwisataan sejak awal 1960-an.
Orang Banyumas bisa diumpamakan seperti mendoan yang lemas fleksibel mudah menyesuaikan diri. Namun, dalam keadaan yang mendesak bisa menjadi kaku seperti kripik yang bila diajak berselisih ibarat mau diajak remuk bersama. Filosofi ini dikaitkan dengan tekat pada pahlawan yang berjuang merebut kemerdekaan Indonesia.
Terbukti dari orang Banyumas zaman dulu banyak yang menjadi tokoh di dunia diplomasi dan kemiliteran. Seperti Jenderal Soedirman, Soesilo Soedarman, Soepardjo Reostam, dan lain-lain.
Itu adalah proses pembuatan tempe mendoan dan sejarah singkat tentang mendoan tempe di Kabupaten Banyumas.