![]() |
|
|
PanturaNews (Indramayu) - Dokter Masuk Rumah (Dokmaru) bagian dari 10 komponen program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Indramayu, Nina Agustina dan Lucky Hakim.
Dokmaru dinilai sebagai langkah strategis, untuk optimalisasi pelayanan masyarakat di sektor kesehatan, terintegrasikan dengan program Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil melalui layanan Jabar Quick Respon (JQR).
Hal itu dapat dirasakan oleh Masrinah (51), penderita kanker rahang, warga Desa Sumbermulya, Kecamatan Haurgeulis, Indramayu yang masuk katagori keluarga kurang sejahtera.
Sebelumnya Marsinah tidak mampu untuk berobat. Sampai akhirnya dapat terlayani melalui program Dokmaru dan kemudian ditindak lanjuti dengan Jabar Quick Respon (JQR), hingga mendapatkan pelayanan kesehatan lanjutan di RSHS Bandung.
"Dari tiga warga di Kecamatan Haurgeulis yang terlayani Dokmaru, satu diantaranya dirujuk ke RSHS Bandung yang difasilitasi JQR," ujar Camat Haurgeulis, Rory Firnansyah, Senin 5 April 2021.
Rory mengatakan, pelaksanaan program dokmaru yang terafiliasi kedalam layanan masyarakat secara komplek antara komponen layanan umum dan komponen kesehatan menjadi satu kesatuan. Target sasaran warga berlatar belakang ekonomi lemah agar mendapatkan pelayanan kesehatan secara tuntas.
"Kami membuka peluang kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan program Dokmaru ini, sehingga kasus kesehatan yang dialami masyarakat bisa terlayani secara tuntas," terangnya.
Adapun kasus yang terlayani melalui program Dokmaru di Kecamatan Haurgeulis kata Rory, diantaranya dua warga Desa Sumbermulya dengan kasus penyumbatan anus dan kanker rahang.
Kemudian yang terbaru adalah kasus ca.cervic (kanker cervic-red) yakni warga Desa Cipancuh, dan untuk sementara satu orang penderita kanker rahang atas nama Masrinah sudah terlayani di RSHS Bandung. Sedangn untuk warga Cipancuh penderita ca. cervic yang terakomodir pada hari Kamis (1/4/2021) lalu, sudah dirujuk ke RSUD Pantura MA Sentot, Patrol.
"Prinsipnya kami sambut baik dan terus mensupoprt kebijakan Pemkab Indramayu dibidang layanan kesehatan, sehingga program Dokmaru bisa dilaksanakan secara optimal," pungkasnya.
Terpisah, Kaur Umum Desa Sumbermulya, Subandi mengatakan, adanya program Dokmaru dinilai sangat berpotensi guna menyelamatkan nyawa warga dari ancaman penyakit kronis yang diderita, dengan mendapatkan layanan kesehatan secara gratis.
Namun begitu aspek sosial ekonomi masih menjadi kendala masyarakat yang notabene ekonomi lemah, karena meski pengobatan hingga rawat inap termasuk tindakan operasi, dapat dilayani secara cuma-cuma namun pihak keluarga terkadang tidak memiliki kesiapan untuk biaya hidup selama menungggu anggota keluarganya yang sakit tersebut.
"Program Dokmaru cukup baik apalagi setelah digandengkan dengan JQR, namun begitu faktor ekonomi masyarakat yang notabene dari kalangan ekonomi lemah, masih menjadi suatu kendala yang perlu dicari solusinya yakni biaya akomodasi keluarga," ungkapnya.