Persiapan Menjalani Aktivitas di Fase New Normal
--None--
Senin, 22/06/2020, 21:01:39 WIB

Desember 2019, dunia dikejutkan dengan adanya wabah virus corona yang ditemukan pertama kali di Wuhan, China yang sekarang ini dikenal dengan sebutan Covid-19. Virus corona dapat menginfeksi saluran pernapasan manusia dan menyebar dengan cepat, hingga menjadi wabah mendunia hanya dalam kurun waktu dua bulan.

Presiden Indonesia, Joko Widodo pertama kali mengumumkan ada dua warganya yang terjangkit virus corona pada tanggal 2 maret 2020. Sejak saat itu, jumlah kasus corona semakin meningkat hingga menginjak angka 1.000 kasus perhari.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menekan laju pertumbuhan pandemi di Indonesia, seperti melakukan pembelajaran jarak jauh untuk seluruh tingkatan pendidikan, melakukan tes massal atau rapid test, melaksanakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di beberapa wilayah, memberikan bantuan kepada warga yang terdampak pandemi, dan sebagainya.

Ternyata beberapa upaya tersebut berdampak buruk pada laju perekonomian Indonesia. Bagaimana tidak, di Indonesia masih banyak masyarakatnya yang berpenghasilan harian yang mana ketika pembatasan sosial diberlakukan maka penghasilan mereka menurun bahkan sampai kehilangan penghasilan.

Berhentinya aktivitas sosial masyarakat karena adanya PSBB telah membuat roda perekonomian terhambat. Terdapat beberapa perusahaan yang melakukan PHK karyawan sehingga menimbulkan pengangguran yang semakin bertambah. Para pedagang kecil juga terkena imbas karena pembeli atau masyarakat memilih berdiam diri di rumah.

Tiga bulan setelah kasus pertama terkonfirmasi di Indonesia, Presiden Joko Widodo meminta masyarakat Indonesia untuk bisa berdamai dan hidup berdampingan dengan virus corona. Berdamai dan berdampingan dalam hal ini maksudnya adalah menyesuaikan diri bukan berarti menyerah dengan keadaan.

Hidup berdampingan di tengah mewabahnya virus corona akan menjadi sebuah tatanan baru dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Masyarakat harus tetap mencegah penyebaran virus corona namun bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Tentunya, aktivitas yang dilakukan bukan seperti sebelum virus corona mewabah.

Tatanan baru dalam kehidupan masyarakat di Indonesia akan dilaksanakan hingga vaksin ditemukan. Memasuki kehidupan dalam tatanan baru, pastinya akan ada beberapa hal yang berubah menjadi sebuah kebiasaan baru misalnya orang-orang akan selalu pakai masker, mencuci tangan dan berjaga jarak untuk menghindari kerumunan.

Pola kehidupan baru ini banyak yang menyebutnya dengan istilah new normal. Menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita, new normal adalah suatu perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal, tetapi ditambah dengan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Pada masa new normal, jangan membayangkan jika dalam beraktivitas kita sudah bebas berjabat tangan maupun kontak fisik lainnya. Aktitivas yang dilakukan tentunya tetap berpegang teguh pada protokol kesehatan.

Saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai menjalani kehidupan tatanan baru dengan beraktivitas di luar seperti berolahraga, berbelanja, bekerja, beribadah dan sebagainya. Tentunya hal ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang yang telah lama berdiam diri di rumah.

Jelas tidak mudah menjalani aktivitas di fase new normal, namun kita tidak perlu cemas dan takut membayangkannya. Kuncinya adalah tetap mematuhi protokol kesehatan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Caranya ketika hendak mengunjungi tempat umum seperti pusat perbelanjaan maupun tempat wisata, sebaiknya kita tetap mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan di tempat tersebut.

Sekarang ini, masker merupakan barang yang wajib digunakan saat bepergian. Penggunaan masker merupakan upaya untuk menghindari droplet atau percikan air liur yang mengeluarkan virus saat berinteraksi dengan orang lain. Molekul virus itu keluar saat orang bersin atau batuk bahkan berbicara.

Maka dari itu protokol kesehatan Covid-19 mewajibkan setiap orang untuk tetap berjaga jarak di fase new normal. Anjuran menjaga jarak aman antara satu orang dengan orang yang lainnya yaitu minimal 1,5 meter.

Tidak heran jika sekarang tempat umum melakukan pembatasan jumlah pengunjungnya. Seperti yang terjadi pada kebun binatang Ragunan, yang kembali dibuka dan membatasi pengunjungnya 1.000 orang perhari khusus untuk warga DKI Jakarta. Pembatasan tersebut dilakukan agar tidak menimbulkan kerumunan orang.

Menjalani aktivitas di fase new normal ini, masyarakat perlu mempersiapkan diri sebelum pergi keluar rumah. Persiapan tersebut merupakan bagian dari melindungi diri dari penyebaran virus corona.

Apa saja yang harus diperhatikan dan dipersiapkan sebelum beraktivitas di luar rumah? Tentunya tidak melupakan kunci utama perlindungan diri yaitu menggunakan masker, berjaga jarak dan rajin mencuci tangan dengan sabun dan air.

Kurangi kontak fisik dengan orang lain secara berlebihan dan hindari menyentuh bagian wajah terutama hidung, mata dan mulut. Ketiga area tersebut merupakan area di mana virus dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Sedangkan tangan merupakan bagian tubuh yang paling kotor dan berhubungan langsung dengan berbagai benda. Maka perlu mencuci tangan terlebih dahulu.

Selain itu, kita perlu membawa handsanitizer, alat makan, dan alat ibadah sendiri. Membawa keperluan pribadi di fase new normal semata-mata untuk menjaga agar tidak menggunakan barang secara bersamaan dengan orang lain.

Lantas bagi pengguna kendaraan umum khususnya ojek online lebih baik membawa helm milik sendiri. Karena semenjak pandemi, banyak pengemudi ojek online yang tidak menyediakan helm guna menjaga kesehatan satu sama lain.

Setelah melakukan aktivitas di luar, setibanya dirumah harus segera membersihkan diri atau mandi dan meletakkan pakaian yang telah dipakai di tempat cuci. Jangan menggantungkan pakaian tersebut bahkan berniat untuk memakainya kembali. Selain kotor karena debu dan keringat, kita juga harus mengantisipasi adanya virus atau kuman yang menempel pada pakaian.

Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Hospital Infection, Februari 2020, virus corona bisa bertahan di beberapa tempat yaitu di udara, tembaga dan aluminium, sarung tangan medis, kardus, kertas, besi, baja, plastik, kayu, dan kaca. Untuk mengatasinya kita dapat melakukan penyemprotan disinfektan.

Peneliti bidang kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Joddy Arya Laksmono menjelaskan penggunaan disinfektan tidak boleh sembarangan.

Perlu diingat bahwa disinfektan digunakan untuk sterilisasi. Sementara, bagian yang dianjurkan untuk disterilisasi dengan disinfektan adalah permukaan benda yang sering disentuh seperti gagang pintu, keran air, saklar lampu, dan benda-benda yang sekiranya sering disentuh oleh banyak orang.

Ada yang tak kalah penting dari kebersihan lingkungan yaitu kesehatan tubuh. Kita harus menjaga kesehatan tubuh agar tetap sehat sehingga kebal terhadap penyakit maupun virus. Caranya adalah dengan rajin berolahraga, berjemur, mengonsumsi vitamin C, dan mengonsumsi makanan bergizi.

Meskipun melaksanakan aktivitas di luar rumah menjadi terkesan tidak praktis, hal itu bukan menjadi masalah jika untuk melindungi diri dan orang lain agar terhindar dari paparan virus yang mendunia ini. Lebih baik mencegah daripada mengobati karena sehat merupakan impian bagi orang yang sakit.

(Sidna Syahdilla adalah Mahasiswa Universitas Peradaban Bumiayu (UPB) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah)