Patriarki Vs Matriarki dalam Membangun Negeri
--None--
Sabtu, 18/01/2020, 17:03:48 WIB

PEREMPUAN merupakan bagian terunik yang ada di dunia. Kehidupan di dunia tidak lain, karena adanya keindahan yaitu sosok perempuan.

Permasalahan yang kerap dialami perempuan adalah permasalahan yang saat ini masih lumrah sekali, bahkan belum ada titik penyelesainnya.

Banyak orang yang berkata bahwa perempuan percuma melanjutkan jenjang pendidikan tinggi, padahal endingnya hanya di kasur, sumur, dan dapur. Pemikiran tersebut masih menjamur dalam masyarakat awam.

Budaya patriarki merupakan budaya yang megutamakan kelompok laki-laki dibandingkan perempuan. Artinya perempuan hanya sebatas budak bagi kaum laki-laki tidak lebih dari itu, bahkan banyak perempuan yang gagal menjadi pemimpin hanya karena merasa dirinya memang seharsunya ada di bawah laki-laki. Padahal Islam tidak pernah mengatakan bahwa sebaik-baik pemimpin adalah laki-laki, selain itu juga Allah hanya memandang ketaqwaan pada diri seseorang tidak memandang jenis kelaminnya.

Sebenarnya permasalahan anatara mengedepankan laki-laki dan tidak menjunjung tinggi derajat perempuan adalah hambatan untuk negeri. Persoalan seperti ini kerap kali diabaikan oleh orang lain. Mereka menganggap bahwa permasalahan ini adalah permasalahan yang sepele hingga tidak dilirik.

Penulis berpendapat bahwa jika ruang lingkup gerakan perempuan dibatasi, lantas bagaimana negeri akan berkembang dan maju? Pasalnya segala hal yang bersifat aktif lebih dominan kepada perempuan bukan laki-laki. Namun tidak mengakatakn pula bahwa laki-laki tidak begitu penting.

Kerja sama antara perempuan dan laki-laki sangatlah dibutuhkan. Pengakuan siapa yang lebih berkuasa seharusnya dihiloangkan. Pernyataan bahwa perempuan lemah, hanya mempu dibelakang itu seharusnya dilenyapkan dari pemikiran laki-laki, sehingga tidak adanya diskriminasi yang ditujukkan kepada korban yaitu perempuan.

Selain itu oula ubah mindset perempuan bahwa dirinya tidak bisa apa-apa, bahwa diirnya hanya bisa dimanfaatkan kecantikannya saja. Pasalnya jika perempuan hanya berkutat padapenampilan saja, lantas kalian tidak lebih seperti jualan-jualan yang sangat murahan.

Menjadi perempuan dan laki-laki adalah kesatuan yang akan memberikan kekuatan. Sinergitas dari individu merupakan hal yang vital dibuthkan untuk membangun kesejahteraan suatu negara, memberantas kasus-kasus kekerasan pada perempuan dan menyadarkan kaum laki-laki bahwa din dunia ini bukan hanya kalian yang berperan tapi masih banyak kasus yang terjadi.

Maka jika di komparasikan patriarki dan matriarki tidak ada yang kalah dan menang, tapi mereka berada pada titik yang sama. Sama-sama dalam menjalankan amnah sebagai khalifah fil ard.

(Yeyen Yuniar adalah Mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Peradaban Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah)